Benarkah Kopi Minuman Buatan Setan?

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Kopi bukanlah sekedar komoditas yang hanya memberikan keuntungan uang. Tapi, kopi dengan segala jenis dan cita-rasanya (dalam kualitas baik) memberikan suatu makna yang tak terdeskripsikan secara sempit dalam waktu dan ruang. Kita sebagai penikmat kopi, tentunya mempunyai alasan-alasan atau penjelasan tersendiri bagaimana bentuk kenikmatan setelah menyeruput kopi. Ekspresi dari setiap rasa secangkir kopi pada diri kita pasti berbeda-beda. Ada yang mengungkapkannya dengan wajah kedamaian (ini pun susah digambarkan), ada yang mengungkapkannya dengan kata yang mengandung optimisme, hingga tidak sedikit yang menjadikannya sebagai objek puisi, dan seterusnya.

Tadi malam, aku baru menikmati kopi, bahkan hampir setiap malam kopi tidak pernah lepas dari bibirku. Bahkan, rasanya aku merasa kekurangan sesuatu hal apabila aku tidak ngopi (bahasa trend kita sekarang). Kopi bagai kebutuhan, sebagaimana makan dan Kepercayaan. Demikian tentunya dengan Anda semua penikmat kopi yang membaca tulisan ringan ini.

Kopi juga bisa menjadi teman dalam kesendirian sambil menikmati lembaran-lembaran buku, yang berpadu dengan hisapan-hisapan rokok. Kopi juga dapat menjadi objek pembahasan bersama teman-teman saat satu meja, sehingga kopi dapat merekatkan tali persaudaraan. Kiranya perkumpulan penikmat kopi ini tidak disebut kopiyyah. Hehehee…

Baik teman-teman penikmat kopi, pada kesempatan kali ini aku ingin berbagi cerita bahwa ternyata kopi pernah di cap suatu minuman buatan setan. Anggap saja sekarang aku tidak ada kerjaan sehingga aku harus berbagai cerita tentang sedikit sejarah kopi ini ketika sampai di Eropa yang dibawa oleh Peradaban Islam, orang Arab. Mudah-mudahan bermanfaat, setidaknya dapat memberi informasi sejarah atau sekedar hiburan.

Sebagaimana sedikit sejarah minuman kopi yang kuketahui dari hasil membaca sebuah buku yang berjudul Islam Doktrin dan Peradaban, yang ditulis oleh Intelektual Muslim Dunia dari Indonesia, yaitu Nurcholish Madjid atau sering dipanggil Cak Nur. Dalam buku tersebut diceritakan bahwa, minuman atau industri kopi dirintis dan dikembangkan oleh orang-orang Arab. Sebagaimana perkataan “kopi”, “Coffee”, “Café”, “Kaffe” berasal dari kata “Qahwah” dalam bahasa Arab.

Minuman kopi ini dahulu banyak dikonsumsi oleh kaum Sufi agar betah berdzikir. Dan jika kita lihat di masa sakarang, minuman kopi sangat banyak digemari oleh para aktivis, politisi, jurnalis, seniman, budayawan, pemikir, hingga kalangan anak muda. Bahkan menjadi alat bahasa mengajak yang trend; Ayo Ngopi!, walaupun ketika sampai di sebuah Warung Kopi, ternyata ada seseorang tersebut tidak minum kopi.

Kopi telah diyakini mengandung banyak khasiat. Mohon maaf dalam pada kesempatan singkat kali ini, aku tidak menjelaskan dengan ilmu kesehatan. Teman-teman penikmat kopi, tentu telah banyak mengetahuinya atau bisa mencarinya dalam tulisan-tulisan lain. Fokus tulisan ini adalah menjawab bahwa minuman kopi pernah dicap adalah minuman buatan setan dan dikatakan minuman beracun, sebagaimana judul tulisan ini. Tuduhan kopi sebagai minuman setan saat ini sudah jarang kita dengar. Tapi, kopi sebagai minuman beracun dan berbahaya masih sering kita dengar.

Tudahan itu tidak menjadi masalah. Anggap saja itu isu-isu permainan bisnis minuman yang misionaris-misionarisnya dari sebagian kalangan kesehatan atau pun dari kalangan yang tidak suka kopi. Mudah-mudah setelah membaca tulisan ringan ini, ia dapat tersadarkan. Perlu dicatat, bukan hendak memaksakan pendapat dan buka pula ajakan supaya harus minum kopi.

Baik, kita lanjutkan saja ceritanya. Saat peradaban Islam (Arab) jaya di Eropa, salah satu peninggalannya adalah kopi. Akibat kebencian yang masih tertanam oleh pemimpin agama (Kristen) Eropa pada kejayaan Islam, maka mereka mencap bahwa minuman kopi adalah buatan setan. Tetapi, seiring dengan perkembangan waktu, mereka tidak mendapati bahwa kopi tidak punya urusan dengan makhluk jahat mana pun, dan setelah sebagian mereka mulai belajar meneguknya, mereka beralih pandangan serba takhayul terhadap minuman kopi.

Di Swedia pada paruh kedua abad 18, ketika dipimpin oleh Raja Gustav III, kopi dianggap racun yang mematikan, yang dapat digunakan untuk melaksanakan hukuman mati atas seorang pembunuh. Sebagaimana dituturkan, bahwa Raja Gustav III berkeyakinan bahwa kopi adalah racun. Untuk membuktikan teorinya, ia menghukum seorang pembunuh agar minum kopi setiap hari sampai mati.

Untuk membuat perbandingan, seorang pembunuh lain diampuni dengan syarat ia minum teh setiap hari. Dua orang dokter ditunjuk untuk mengawasi eksperimen itu dan melihat siapa yang mati terlebih dahulu. Ternyata dokter-dokter itu lah yang lebih dahulu mati. Kemudian Raja Gustav III sendiri terbunuh pada tahun 1792. Akhirnya, selang bertahun-tahun, salah seorang penjahat tersebut pun mati pada umur 83. Yang mati bukan lah penjahat yang diberi hukuman minum kopi setiap hari, akan tetapi penjahat yang diampuni dengan syarat minum teh setiap hari. Demikian ceritanya.

Nah, dari dua cerita di atas, pertama tentang pemimpim-pemimpin agama (Kristen) Eropa yang menuduh minuman kopi adalah buatan setan, dan yang kedua tentang Raja Gustav III meyakini bahwa kopi adalah minuman beracun, dapat kita tarik suatu nilai atau sebuah pelajaran. Maksudnya, jangan karena unsur kebencian, kita pun mengatakan sesuatu itu tidak baik padahal kita belum mengetahui nilai positif di dalamnya.

Hal ini semakna dengan apa yang dikatakan Tuhan, bahwa baik menurut kita belum tentu baik menurut Tuhan. Baik menurut Tuhan, sudah tentu baik untuk kita. Dari hal ini, ada ruang diberikan Tuhan Yang Maha Esa pada kita untuk mengetahui terlebih dahulu sebelum membenci dan menolak sesuatu.

Nah, yang mengatakan bahwa kopi adalah minuman buatan setan dan beracun, kita anggap saja ia adalah pengikut pimpinan agama yang menuduh sembarangan dan dokter-dokter atau orang-orang kesehatan dari Raja Gustav III, atau misonaris-misionaris dari suatu produk minuman yang bersaing dengan kopi. Ya, kalu kita tetap santai ngopi.[]

Penulis: Ibnu Arsib (Instruktur HMI dan Penikmat Kopi).

- Advertisement -

Berita Terkini