Dendam Kesumat

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Ada sebuah kisah yang sering diceritakan para ustaz saat bertausiah. Ini soal maaf memaafkan.

Jadi gini,
Walau Tuhan itu maha agung dan maha kuasa atas segala sesuatu, azabNya amat pedih. Namun Tuhan maha pengampun. Sehingga sebesar apapun dosa kita, asal itu bukan dosa syirik, maka pasti akan diampuni ketika kita bertaubat dan memohon ampunanNya.

Berbeda dengan manusia. Kadang kesalahan kita yang kecil di ingat terus sampai mati. Walau kita sudah minta maaf beribu kali, tetap saja gak mau maafin.

Itu sebabnya kita dianjurkan untuk menjaga prilaku antar sesama manusia. Karena ternyata mohon ampun ke Tuhan itu lebih mudah ketimbang minta maaf ke sesama manusia.

Nah, dikisahkan saat di akhirat nanti akan ada orang yang tertahan di pintu surga. Padahal sewaktu hidup didunia, nih orang taat banget. Ibadahnya rajin, solatnya gak pernah bolong. Puasa sunah jalan terus. Sedekahnya banyak, sering lagi. Naik haji tiap tahun. Tapi, tertahan di pintu surga.

Apa sebabnya? Karena ada hamba yang lain, yang protes kepada Allah, bahwa dia (orang alim itu), pernah menyakiti hatinya dan belum bisa di maafkan sampai akhir hayatnya. Na’uzubillah.

Kisah ini mengajak kita untuk menyuburkan maaf. Karena tak baik menyimpan dendam.
Tapi, ada sebagian orang yang saya kenal, salah dalam menafsirkan kisah ini.

Bukannya termotivasi untuk memaafkan, tapi malah bangga menyimpan dendam.
“Biar aja, gak aku maafin sampe mati. Kata ustaz walaupun dia alim, tapi klo belum kumaafin, dia gak bakal bisa masuk surga.” (sombongnya)

Bangga berperan sebagai orang yang disakiti. Lupa berfikir, bagaimana jika ia yang diposisi orang alim itu. Apa masih bisa sombong juga?

Penderitaan dimulai saat kita memilih sebagai korban. Bukan sebagai pelaku. Lalu kapan belajar bertanggung jawab atas yang terjadi dalam hidup kita?

Kita sering kali merasa sebagai korban dan mencari kambing hitam untuk melempar kesalahan atas derita yang kita alami.
Inilah yang sering terjadi.

Padahal kalau mau jujur, Kadang sengaja atau tidak sengaja kita juga pernah salah dan menyakiti orang lain. Dan pastinya juga butuh maaf dari orang lain kan?

Karenanya, perlakukan orang lain sebagaimana kau ingin diperlakukan.
Jangan menghakimi, maka kau tak akan dihakimi. Maafkanlah, maka kau akan dimaafkan.

Karena orang yang menyimpan dendam amarah, laksana orang yang ingin maju, namun berjalan mundur kebelakang. Orang yang menyimpan dendam Laksana orang yang mengiginkan orang lain mati, tapi dia sendiri yang menelan racunnya.

Aku menyesal, maafkanlah aku,
Terimakasih,
Terimakasih
Alhamdulillah

Semoga banyak manfaatnya.
“Miracle of Love” (mol). Maulida Hanim

Penulis adalah praktisi vibrasi cinta, rutin menulis tentang info seputar tips percintaan dan asmara

 

- Advertisement -

Berita Terkini