Mudanews.com Surabaya– Saat ini para kyai NU sedang berkonflik menjadi dua kubu yang tiap hari saling balas pantun di media maupun media sosial. Pertengkaran ini diikuti oleh pertengkaran digital oleh beberapa warganet NU. Terkait hal tersebut, Panglima Nahdliyin Bergerak (NABRAK) Firman Syah Ali mengaku prihatin karena warganet banyak yang tidak sopan kepada beberapa ulama sepuh yang sedang terlibat konflik.
“Saat ini NU sedang dalam ujian, beberapa ulama sepuh terlibat konflik rumit yang melibatkan segenap warganet NU terutama para influencer. Saya prihatin karena saya baca dan tonton beberapa komentar sampai melecehkan para ulama yang berkonflik, bahkan ada yang nada misuh-misuh, nama ulama sepuh diubah-ubah dengan julukan yang tidak sopan. Menurut saya ini sudah bukan tradisi NU. Saya sampai berkomentar ini karena yang menghujat kyai NU itu bukan orang sembarangan, mereka seorang pemengaruh, opinion leader, punya banyak pengikut dan postingannya selalu dikomentari oleh puluhan hingga ratusan orang” ucap pendiri Konfederasi Olahraga NU (KONU).
Ia mengajak ruang digital diisi dengan hal-hal positif yang mengarah pada resolusi konflik secara win-win solution.
“Bagi warga NU yang keperkasaan intelektualnya masih fresh mari kita isi ruang digital ini dengan masukan-masukan positif dan konstruktif kepada pihak-pihak yang bertikai. Tawarkan solusi-solusi terbaik agar konflik segera selesai. NU yang kita cintai, sekarang sedang butuh resolusi konflik dengan prinsip win-win solution, bukan win lose solution” lanjut aktivis IPNU 90-an.
Ia menegaskan bahwa NU insya Allah akan selamat karena dijaga oleh walisongo.
“NU ini didirikan oleh para pewaris genetik dan pewaris intelektual walisongo, maka NU dijaga oleh walisongo. Kita optimis badai akan segera berlalu, para Kyai Khos dan kyai Mastur (Kyai tersembunyi) jelas tak akan tinggal diam. Tugas kita yang muda-muda terus mengkaji dan menawarkan solusi-solusi terbaik sambil tetap sopan kepada para ulama sepuh yang sedang terlibat pertikaian” pungkas Aktivis 98.**(Red)
