MUDANEWS.COM, Jakarta — Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) sekaligus pemerhati kelistrikan, Alwi Hasbi Silalahi, menilai bahwa langkah PT PLN (Persero) dalam mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto merupakan bentuk nyata kontribusi BUMN strategis terhadap ketahanan pangan dan pembangunan sumber daya manusia nasional.
Ia menyebut, dukungan PLN melalui penyediaan listrik andal di ratusan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau Dapur MBG yang tersebar di seluruh provinsi menunjukkan keseriusan perusahaan dalam memastikan keberhasilan program pemerintah yang berdampak langsung pada peningkatan gizi masyarakat.
“Program Makan Bergizi Gratis ini tidak bisa berjalan optimal tanpa dukungan energi yang stabil. PLN hadir memastikan dapur-dapur MBG memiliki listrik tanpa gangguan, dan ini merupakan peran vital dalam menopang sistem gizi nasional,” ujar Alwi Hasbi Silalahi di Jakarta, Senin (27/10).
Ia menambahkan bahwa kebutuhan daya untuk mendukung program tersebut terus meningkat seiring perluasan jangkauan program di berbagai daerah, dan PLN telah merespons dengan menyesuaikan kapasitas pasokan serta memperkuat sistem distribusi energi agar tetap andal dan berkelanjutan.
Lebih lanjut, Alwi menjelaskan bahwa dukungan PLN tidak hanya sebatas penyediaan daya, melainkan juga mencakup penguatan infrastruktur dan modernisasi sistem kelistrikan secara nasional. Melalui peningkatan kapasitas gardu induk, inspeksi jaringan, serta pengawasan 24 jam terhadap sistem distribusi, PLN memastikan seluruh dapur MBG beroperasi dengan efisien.
“Kita melihat PLN bekerja tidak hanya di pusat, tapi juga sampai ke daerah-daerah 3T seperti Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara. Ini membuktikan keseriusan perusahaan untuk menghadirkan energi berkeadilan,” tambahnya.
Menurut Alwi, langkah PLN tersebut juga selaras dengan arah kebijakan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 yang menargetkan 100 persen elektrifikasi nasional. Program elektrifikasi pedesaan dan penggunaan energi baru terbarukan seperti PLTS komunal, sistem hibrida, dan dedieselisasi dianggap mampu memperkuat keberlanjutan MBG di wilayah terpencil.
“Sinergi antara energi bersih dan ketahanan pangan ini sangat strategis. PLN bukan hanya menghadirkan listrik, tapi juga menggerakkan ekonomi desa dan memperkuat rantai pasok pangan nasional,” tegasnya.
Ia juga mengapresiasi langkah PLN dalam memperluas program Electrifying Agriculture, yang membantu sektor pertanian, perikanan, dan peternakan agar lebih produktif dan efisien. Menurutnya, integrasi antara program MBG dan elektrifikasi pertanian adalah cerminan dari pembangunan nasional yang berpihak pada rakyat.
“Kita bicara tentang masa depan bangsa. Energi dan pangan adalah dua elemen fundamental yang saling menopang. PLN sudah berada di jalur yang tepat dengan menghubungkan keduanya,” ungkap Alwi.
Menutup pernyataannya, Alwi menilai bahwa apa yang dilakukan PLN merupakan wujud nyata transformasi BUMN dari sekadar penyedia listrik menjadi katalis pembangunan sosial dan ekonomi.
“Dengan visi Terangi Negeri, Sehatkan Bangsa, PLN telah menempatkan dirinya sebagai mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan Indonesia yang sehat, mandiri, dan berdaya saing menuju Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.

