Polemik Trans 7, Cak Firman : Ngamplop Kyai itu Wujud Cinta Ulama dan Partisipasi Dakwah

Breaking News
- Advertisement -

 

Mudanews. Surabaya – Polemik “amplop kyai” akibat tayangan Trans 7 dalam program Expose Uncensored Trans 7 pada hari senin tanggal 13 Oktober 2025 kini sudah mengarah pada gerakan aksi boikot Trans 7 dan aksi unjuk rasa warga NU.

Panglima Nahdliyin Bergerak (NABRAK) Firman Syah Ali (Cak Firman) sangat menyesalkan kenapa Trans 7 menayangkan framing tidak baik tentang pesantren.

“Sebagai Panglima NABRAK, saya sangat menyesalkan tayangan Trans 7 tersebut, yang sama sekali tidak edukatif, malah jelas-jelas mengandung framing dan fitnah keji terhadap tradisi mulia pesantren” ucap pendiri Konfederasi Olahraga NU (KONU).

Kata dia, tradisi “ngamplop kyai” memang pernah diserang oleh orang-orang yang salah paham dan paham salah.

“Tradisi mulia ngamplop kyai memang pernah diserang oleh orang-orang yang salah paham dan paham salah. Misalnya tahun 2019 saat kejadian Luhut Binsar Panjaitan ngamplop kyai, sempat digoreng-goreng oleh kelompok paham salah dan salah paham. Berikutnya tahun 2022, Ketum PPP yang juga Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa menyerang tradisi ngamplop Kyai di depan KPK. Kini serangan terbaru datang dari Trans 7 dalam acara Expose Uncensored” lanjut senior IPNU.

Menurutnya kesalahpahaman ini tidak bisa dibiarkan.

“Kepahamsalahan dan kesalahpahaman ini tidak bisa dibiarkan. Publik harus dicerahkan agar tidak terpengaruh oleh serangan-serangan sporadis tersebut. Begini, tradisi ngampop kyai itu kan wujud cinta ulama toh. Sebetulnya sesederhana itu. Masalah cinta. Tidak ada yang salah. Selain masalah cinta, juga masalah solidaritas. Karena ulama sebagai pembawa cahaya agama tidak sempat ngurusi nafakah maupun bisnis, maka umat bersolidaritas menyumbang dakwah kyai. Toh amplop dari masyarakat digunakan untuk kegiatan dakwah, seandainya dipakai untuk keperluan kyai dan keluarganya sekalipun, pribadi kyai kan pribadi dakwah. Kehidupan pribadi kyai sudah hilang, person mereka sudah menjadi pesantren. Kyai adalah pesantren, pesantren adalah kyai. Nyumbang kyai adalah nyumbang pesantren” lanjut kader GP Ansor.

Dia juga menyampaikan tentang wasilah barokah.

“Yang terakhir masalah wasilah barokah, ini yang banyak orang tidak paham. Banyak orang ingin mendapatkan barokah dari Allah melalui para kekasihNya. Oleh karena itu masyarakat ingin selalu dekat, bermajelis dan bersedekah kepada para Kyai. Mungkin orang non NU tidak sepaham dengan yang beginian, tapi tidak usah menghina dan menista, karena NU adalah salah satu pilar terbesar bangsa ini” pungkas pengurus pusat Asosiasi Dosen Pergerakan (ADP).***(Red)

Berita Terkini