Diskusi Publik SMI UISU Soroti Peran Strategis Kaum Muda dan Koperasi dalam Reformulasi Ekonomi Alternatif

Breaking News

- Advertisement -

Mudanews.com, MEDAN– Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) Komisariat Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) menggelar diskusi publik bertema “Pembaruan Ekonomi Melalui Penempatan Strategis Anak Muda dan Koperasi dalam Pembangunan Alternatif”, pada Rabu (4/6/2026).

Kegiatan ini menghadirkan sejumlah pembicara dari berbagai kalangan, yang membedah urgensi pendekatan ekonomi partisipatoris dan berbasis kerakyatan dalam pembangunan nasional.

Dalam forum dialektika tersebut, para narasumber menekankan pentingnya peran generasi muda sebagai aktor kunci dalam proses produksi, distribusi, dan konsumsi yang berkeadilan sosial. Gagasan mengenai ekonomi alternatif diposisikan sebagai jalan keluar dari model ekonomi eksploitatif yang tidak berpihak pada rakyat kecil.

Koordinator SMI Komisariat UISU, Alwan Salim Ritonga, dalam sambutannya menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mendorong peran strategis pemuda dalam membangun sektor ekonomi alternatif yang mandiri dan tidak bergantung pada korporasi besar atau kekuatan modal asing.

“Kami ingin menjadikan diskusi ini sebagai wadah untuk mengembangkan prinsip-prinsip kemandirian ekonomi yang berpihak pada rakyat. Kaum muda harus mampu membangun koperasi dan struktur ekonomi alternatif yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat secara adil dan berkelanjutan,” ujar Alwan, Kamis (5/6/2025).

Dalam paparan materi yang disampaikan oleh para narasumber, terlihat benang merah yang mengarah pada perlunya reformulasi ekonomi yang tidak hanya menitikberatkan pada pertumbuhan angka-angka makro, melainkan juga pada keberdayaan kolektif masyarakat di tingkat akar rumput.

Salah satu pembicara, Iswan Kaputra Wakil Direktur Bitra Indonesia, menekankan pentingnya penguatan ekosistem koperasi sebagai fondasi ekonomi rakyat. Menurutnya, koperasi bukan sekadar instrumen ekonomi, tetapi juga wadah pendidikan sosial dan politik yang membentuk karakter kolektif dan solidaritas antar warga.

“Koperasi itu lebih dari sekadar tempat simpan pinjam. Ia adalah ruang demokrasi ekonomi yang konkret. Jika dikelola dengan baik dan partisipatif, koperasi bisa menjadi alat transformasi sosial,” ujar Dini.

Senada dengan itu, Fadlan Alfiansyah Lubis, pengusaha muda sekaligus Owner Mardua Farm, menyebut bahwa kaum muda memiliki potensi besar dalam mendesain ulang struktur ekonomi lokal, terutama di era digital yang membuka banyak peluang kolaboratif.

Ia juga menyoroti pentingnya mahasiswa memamahmi politik ekonomi agar mampu membaca persoalannya secara struktural.

“Banyak dari kita belum cukup sadar bahwa kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan adalah persoalan sistemik. Di sinilah pentingnya ruang-ruang seperti ini diskusi yang menghubungkan teori, praktik, dan gerakan sosial,” tegasnya.

Diskusi berlangsung interaktif, dengan peserta yang mayoritas mahasiswa aktif memberikan tanggapan kritis dan pertanyaan reflektif. Beberapa mengangkat isu tantangan koperasi kampus, ekonomi digital yang semakin kapitalistik, serta peran negara dalam mendukung ekonomi alternatif.

Menutup diskusi, panitia menyatakan komitmen untuk menindaklanjuti gagasan-gagasan yang muncul melalui pembentukan kelompok studi ekonomi kerakyatan dan agenda penguatan koperasi mahasiswa di tingkat kampus.

Harapannya, diskusi ini bukan hanya menjadi ajang wacana, tetapi juga langkah awal menuju gerakan ekonomi alternatif yang nyata dan berkelanjutan.

“Diskusi ini juga kami harapkan dapat menjadi momentum untuk memperkuat gerakan intelektual mahasiswa dalam merumuskan model ekonomi baru yang lebih inklusif, berbasis komunitas, serta menjunjung tinggi nilai solidaritas sosial,” ujar Alwan. (din).

Berita Terkini