Wakil Ketua Komisi I DPRD Boy Warongan Beri Upgrading Soft Power dan Personal Branding kepada Kader HMI Cabang Siantar – Simalungun

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Pematangsiantar – Wakil Ketua Komisi I DPRD Kota Pematangsiantar Boy Iskandar Warongan SSos MSP sebagai narasumber yang memberikan materi tentang softpower dan personal branding, pada Upgrading HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Cabang Pematangsiantar – Simalungun yang bertempat di Aula Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar. Minggu (07/07/2024).

Upgrading tersebut bertema “Membangun Profesionalitas dan Kualitas Pengurus Guja Terwujudnya Lima Insan Cita”.

Sebagai Akademisi dan Politisi, Boy Warongan menyampaikan bahwa, “teori Public Diplomacy Soft Power yang gagasan tersebut dikemukakan oleh Joseph S. Nye dapat di implementasikan dalam ruang lingkup yang lebih mikro yaitu di lingkungan organisasi dan kampus.

“Joseph S. Nye dari Universitas Harvard dalam Teori Soft Powernya mengatakan bahwa kekuasaan lunak adalah kemampuan mengubah pilihan orang lain/bangsa lain dengan cara memunculkan ketertarikan dibandingkan melakukan paksaan. Dikehidupan kita, hal tersebut sering kita temui, baik dalam pertemanan, keluarga, dan masyarakat. Dalam kepemimpinan, Soft Power menjadi elemen kunci yang paling dibutuhkan seperti mengetahui People Need, People Interest, didunia kampus student need, student interest,” jelas Boy Warongan yang juga Dosen USU.

Boy Warongan juga mengatakan bahwa dengan teori personal branding, maka kader HMI dapat memberikan manfaat untuk organisasi dan masyarakat.

Boy Warongan juga menjelaskan tentang gagasan Plafon Impian.

“Anak siantar – simalungun yang masih dekat dengan perkotaan, tentunya memiliki akses banyak. Harusnya dapat meningkatkan secara mandiri kemampuan. Plafon impian ini jadi jembatan menuju impian yang lebih besar.

Boy Warongan juga mengatakan setelah usai berproses di Organisasi, diharapkan kader HMI dapat memberikan manfaat atau mengambil manfaat untuk lebih jauh berkembang.

“Jangan terbatas ruang gerak di sosial control ataupun diruang diskusi. Potensi – potensi tersebut juga yang menjadikan organisasi wadah para kader untuk berkembang,” katanya.

“Dengan periodeisasi ini, harus dimaksimalkan dan meninggalkan warisan input dan output jelas dan eksplisit,” jelasnya.

Sebagai informasi bahwa narasumber sedang menyelesaikan studi s3 di Unpad, jurusan kesejahteraan sosial, fakultas isip.

Berita Terkini