Dr Nisful Khoiri MAg : Pelarangan Mudik, Untuk Menjaga Kesehatan Semua Pihak

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Menjelang perayaan Lebaran tahun 2021 yang beberapa hari lagi ini, seluruh Ummat Islam dunia akan merayakannya. Perayaan Lebaran merupakan tradisi yang sudah mengakar di masyarakat Indonesia khususnya.

Lebaran selalu dikaitkan dengan mudik atau pulang kampung, bersilaturahim bersama orang tua dan sanak saudara. Di saat lebaran inilah biasanya seluruh keluarga besar akan berkumpul di rumah orang tua sebagai titik kumpul seluruh keluarga. Namun mudik lebaran kali ini, masih diselimuti suasana pandemi Covid sejak tahun lalu. Trend penyebaran virus ini dikhawatirkan berpotensi penularan di kampung halaman.

“Pelarangan mudik pada tahun ini, diambil Pemerintah, guna menekan angka penularan penyebaran Covid, jangan sampai potensi virus ini menciptakan kluster baru di kampung halaman masing-masing, sehingga upaya kerja keras Pemerintah dan masyarakat, dalam menekan angka penyebaran Covid ini menjadi tidak berarti, disebabkan kita tidak mampu mendisplinkan diri untuk tidak mudik selama lebaran ini hingga waktu yang sudah di tetapkan Pemeritah,” ujar Dr. H. Nisful Khoiri, M.Ag kepada mudanews.com, Senin (10/5/2021) di ruang kerjanya Kampus UIN Sumut Jalan Pancing.

Pelarangan mudik oleh Pemerintah mulai berlaku dari tanggal 6 sampai 17 Mei, semata-mata dilakukan agar tidak terjadi penularan di kampung halaman, karena apa? dikhawatirkan munculnya kluster baru penyebaran Covid di kampung halaman.

“Aspek kemaslahatan dari pelarangan mudik ini semata-mata untuk mencegah dan memutus mata rantai penyebaran covid ini, tentu ini sebuah pilihan sulit, sekian lama tidak berjumpa dengan orang tua, kerabat dan teman semasa kecil saat di kampung memang terasa berat, namun hal terpenting bahwa kita juga menyelamatkan orang lain agar tidak berpotensi tertukar,” tambah Wakil Rektor III UIN Sumut.

Tradisi pulang kampung merupakan ritual tahunan setiap menjelang masuknya Hari Raya Idul Fitri. Mudik merupakan bagian dari tradisi cultural dimasyarakat Indonesia termasuk Sumatera Utara, karena pulang Kampung selain agenda silaturahim juga sebagai ajang berbagi pengalaman selama perantauan.

“Tradisi Kultural yang sudah mengakar di masyarakat bangsa kita, itu sebuah fakta yang tidak bisa di bantah, karena momentum lebaran itulah seluruh keluarga besar akan berkumpul, namun sekali lagi kondisi pandemi inilah yang mengharuskan pulang Kampung ditunda, bukankah Rasullullah juga pernah memberikan perintah agar jangan berpergian ke tempat yang masih ada wabah, karena di khawatirkan wabah tersebut akan menular kepada yang lain,” lanjut Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Sumatera Utara ini.

Penerapan aturan pelarangan mudik pada tahun ini juga berlaku untuk seluruh civitas akademika UIN Sumatera Utara, karena Kebijakan ini sejalan dengan himbauan oleh Pemerintah, yang bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran virus ini.

“Bagi kami di UIN Sumut sudah keluar aturan pelarangan mudik untuk seluruh pegawai dan dosen di lingkungan UIN Sumut, berikut ada sanksi bagi yang mengabaikan larangan tersebut,” tambahnya.

Di akhir Ramadhan ini, peranan para mubaligh dan ustadz dalam mengisi pengajian, perlu juga disampaikan tujuan pelarangan mudik ini oleh Pemerintah, agar terbangun satu persepsi yang sama, bahwa Pandemi ini harus kita lawan bersama, dengan cara mendisiplinkan diri dan ikuti aturan Protokol Kesehatan.

“Para ustadz mempunyai peran strategis dalam menekan penyebaran wabah ini, dengan selalu terus mengingatkan jama’ah dalam setiap pengajian, untuk menunda agenda pulang kampung pada lebaran tahun ini, demi mengurangi munculnya kluster baru penyebaran virus, tetap patuhi protokol kesehatan dengan selalu menjaga, jarak, mencuci tangan dengan sabun dan selalu menggunakan masker,” tambah tokoh Muda NU Sumatera Utara ini mengakhiri wawancara. (AS)

- Advertisement -

Berita Terkini