Angela Gilsha, Si Cantik yang Ogah Beragama

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Angela Gilsha adalah salah satu aktris cantik Indonesia yang tengah naik daun. Tapi bukan hanya lantaran itu dia jadi pergunjingan – khususnya di dunia maya. Terang-terangan model 26 tahun ini mengaku bertuhan tapi ogah beragama.

Pesinetron indo blasteran Bali, Toraja dan Italia ini dengan tegas, mengaku tidak memeluk agama apa pun.

Angela Gilsha telah membintangi sejumlah judul sinetron sekaligus FTV, salah satunya yang sedang hits adalah sinetron “Samudera Cinta”.

Meskipun tidak meyakini satu agama apa pun, Angel Gilsha mempercayai keberadaan Tuhan.

“Nggak punya agama tapi percaya adanya Tuhan, terus kalau mau ibadah gimana, kak? Enggak ada niat masuk Islam?” tanya netizen. Pertanyaan khas pendakwah kagetan. Kenapa tidak masuk Islam saja?

“No Thanks! Aku sudah sangat kuat dengan prinsipku soal Tuhan karena aku benar-benar sudah ngerasain sendiri hadirat Tuhan dan keajaiban-keajaiban yang Tuhan kasih ke aku. Bahkan sering banget aku lagi mau sesuatu, padahal cuma mikirin doang, langsung dikasi. Dari hal kecil sampai hal besar,” jawab artis kelahiran Denpasar, 2 Juli 1994 ini, tegas.

Ia kemudian menjelaskan bagaimana cara berkomunikasi dengan Tuhan tanpa harus memiliki agama.

“Berserah, ikut aja alur Tuhan, jangan berharap sama yang baik-baik terus, kita harus selalu siap sama hal buruk yang akan terjadi,” paparnya.

Bukan tanpa alasan, menurutnya dengan keyakinan yang dijalani saat ini, dirinya sudah sangat nyaman.

Angela Gilsha mengawali kariernya dengan mengikuti ajang pemilihan ‘Gadis Sampul 2010’ dan masuk dalam 20 finalis kala itu.

Hingga kini, sudah ada beberapa judul film, sinetron, hingga FTV yang dibintanginya. Selain itu, Angela Gilsha juga pernah menjadi model video klip dan masuk nominasi penghargaan ‘Silet Award’ dan ‘SCTV Award’.

Parasnya yang blasteran Italia ini juga kerap mencuri perhatian publik. Bukan hanya dikenal karena bakat beraktingnya, Angela Gilsha juga kian melejit karena penampilannya: simple namun tetap stylish.

Dalam kajian sosiologi dan agama orang orang yang percaya tuhan tapi tak percaya agama disebut kaum Agnostik.

Secara etimologi, Agnostik berasal dari bahasa Yunani, yakni “gnostik” yang berarti mengetahui atau pengetahuan dan “A” yang berarti tidak. Jadi secara harafiah, agnostik memiliki arti tidak mengetahui.

Ada banyak definisi dan varian Agnostik, tapi yang populer itu; percaya Tuhan tapi ogah dan tidak percaya agama.

Seorang Agnostik sejati menolak segala bentuk dogma dan indoktrinasi yang terdapat dalam agama atau ideologi apa pun. Dengan menjadi Agnostik, maka manusia telah membebaskan pikiran dari segala bentuk takhayul dan pembodohan tentang Tuhan.

Mengutip ungkapan para spiritualis, “Tuhan tidak membuat agama, manusia lah yang membuatnya”. Agama sibuk bicara surga dan neraka – spiritualis melampauinya, kata suku Indian Amerika.

Agnostik di Indonesia ini bukan agama. Agnostik di Indonesia biasanya menjadi jalan tengah antara Atheist dan Agama.

Di Indonesia kebanyakan Agnostik masih malu-malu. Meski sudah banyak yang “dapat hidayah” dan “hijrah” menjadi “agnostik”, mereka belum mau bersuara secara lantang. Pasalnya, masih terjerat oleh birokrasi negara.

Karena itu meski Agnostik banyak jumlahnya, sedikit yang mau “show off”. Sebagiannya masih memanfaatkan privilese-privilese (pengistimewaan) sebagai orang yang punya agama.

Di Indonesia, menjadi Agnostik bisa berbuntut merepotkan: sebab tetap harus mengisi kolom agama di KTP . Jika ngotot mengosongkannya, bakal kesulitan melamar pekerjaan, menikah, atau mengakses layanan publik, apalagi menjadi PNS.

Kebijakan negara saat ini mendukung dan mempromosikan masuknya agama sebagai faktor tunggal dari toleransi. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa diartikan setiap warga negara harus beragama.

Apalagi ada trauma sejarah dan konflik berdarah dimana Islam, Kristen, dan Katolik bahu-membahu bersama Orde Baru menghajar komunisme pada 1965. Sejak itu, komunisme selalu dicitrakan ateis, anti-agama, dan tidak bermoral.

Banyak orang menyamakan Agnostik dengan kepercayaan Atheis. Padahal keduanya adalah kepercayaan yang sama sekali berbeda.

Mereka yang menjadi Agnostik pada umumnya karena malas ribet dengan kompleksitas aturan agama. Ajaran agama dipakai menindas minoritas, mensahkan penganiayaan dan pembunuhan, kekerasan karena agama dan sebagainya.

Kebebasan berpikir akan berimplikasi pada kebebasan manusia dalam menjalani hidup dari segala dogma dan aturan yang selama ini dipaksakan atas nama Tuhan. Ini karena jalan pikir agnostik adalah skeptik (tak mudah percaya, terus mencari konfirmasi).

Dimana mana kaum mayoritas merasa superior. Merasa paling benar sendiri, tidak sensitif pada hal di luar keyakinannya, gampang mengkafirkan

Logika berpikir mayoritas itu yang dipakai untuk pasang standar kepada kelompok yang suaranya lebih kecil, misalnya kepada orang-orang agnostik.

Ahmad Syarif Syechbubakr, yang meneliti kaum diaspora Hadrami di Palembang, menyatakan, Indonesia tidak mengenal toleransi beragama yang dilakukan oleh orang tidak beragama. Ateisme dalam kacamata Islam konservatif di Indonesia, misalnya, dianggap lebih buruk dibandingkan kafir, dan tidak juga mendapatkan tempat yang baik dalam Kristen dan Katolik.

Meskipun baru-baru ini hukum di Indonesia membolehkan penghayat kepercayaan mengosongkan kolom agama di KTPnya, akan tetapi Agnostik merupakan hal yang lain lagi.

Agnostik bukan kaum penghayat ‘agama lokal’— sehingga pengakuan seperti artis Indo nan jelita, Angela Gilsha di atas cenderung tidak dianggap oleh negara. ***

Oleh : Supriyanto Martosuwito

- Advertisement -

Berita Terkini