Lanjutkan! Jokowi Tertawai Muhammad Lutfi Soal Bipang Ambawang

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Lucu. Jokowi tertawa. Pernyataan klarifikasi soal Bipang Ambawang oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi adalah wujud sembrono, tidak cakap, bahkan bahlul. Karena Presiden Jokowi juga tahu apa itu Babi Panggang Ambawang; Bipang Ambawang.

Tidak ada yang salah dengan pernyataan Jokowi. Justru Lutfi yang meminta maaf menunjukkan ketidakpahaman. Justru Lutfi kelihatan tertekan oleh reaksi kadal gurun. Pemahaman tentang keberagaman Indonesia-nya nol. Tidak memahami esensi Hari Raya Lebaran secara nasional, sebagai bangsa majemuk: Bhineka Tunggal Ika.

Jokowi malah diam saja. Dia menonton kebahlulan dan ketololan para kadal gurun, kaum intoleran, dan para pejabat yang tidak memahami keberagaman dan makna hari Lebaran.

Terhadap permintaan maaf Muhammad Lutfi, Jokowi tertawa ngakak pastinya. Lho. Kok? Begini alur pemikiran Jokowi.

Soal momen Lebaran. Jokowi memromosikan makanan produk Indonesia. Jokowi paham betul makna Lebaran. Lebaran adalah Hari Libur Nasional. Yang merayakan Lebaran bukan hanya orang Islam.

Orang beragama Hindu, Buddha, Konghucu, Kristen, dan Katolik juga ikut libur. Hari Libur Nasional adalah saat seluruh bangsa Indonesia merayakan keberagaman. Khusus Lebaran, Muslim melakukan ritual ibadah Sholat Ied. Juga puasa Ramadan. Maka Lebaran adalah Hari Libur Nasional bagi seluruh rakyat Indonesia. Tanpa kecuali.

Jokowi tidak memandang agama, dan hari raya keagamaan, juga Hari Raya Lebaran dan Ramadan, sebagai alat pemecah belah.

“Untuk Bapak-Ibu dan Saudara-saudara yang rindu kuliner khas daerah atau yang biasannya mudik membawa oleh-oleh, tidak perlu ragu untuk memesannya secara online. Yang rindu makan gudeg Jogja, bandeng Semarang, siomay Bandung, empek-empek Palembang, bipang Ambawang dari Kalimantan, dan lain-lainnya, tinggal pesan. Dan makanan kesukaan akan diantar sampai ke rumah,” kata Jokowi dalam tayangan video.

Promosi Iklan Jokowi ini tidak ada yang salah sama sekali. Kalau Muhammad Lutfi merasa bersalah, itu wujud ketidakpahaman tentang makna Lebaran. Makna promosi. Makna keberagaman kuliner Indonesia.

Dan, yang lebih jelas lagi, Lutfi terseret narasi para kadal gurun. Kaum radikal dan teroris yang senang gaduh. Buru-buru dia meminta maaf. Kadal gurun tidak akan puas dengan permintaan maaf. Malah jadi blunder seolah Presiden Jokowi salah. Untuk itu, Jokowi menertawai Muhammad Lutfi tentu.

Harusnya, pada Rabu 26 Mei 2021, Hari Raya Waisyak, Lutfi bikin lagi materi iklan dengan bintang Jokowi. Tujuannya, untuk memopulerkan makanan khas Indonesia. Bukan hanya gudeg, pempek, bee cheng hiang, soto banjar, tempoyak, dodol garut, dan sebagainya.

Untuk menyantap ribuan jenis kuliner Indonesia, kata Anthony Bourdain, dibutuhkan waktu 40 tahun untuk menikmatinya. Luar biasa. Ini yang harus dipahami oleh Lufti. Tak perlu baper mengikuti kebahlulan dan otak sengkleh kaum kadal gurun dan teroris.

Maka, lanjutkan Presiden Jokowi! Promosikan keragaman Indonesia. Indonesia bukan hanya rumah bagi satu golongan. NKRI adalah tumpah darah seluruh bangsa Indonesia. Indonesia adalah milik seluruh pemeluk 6 agama dan ratusan kepercayaan.

Maka gerakan radikalisme ala Wahabi, Ikhawanul Muslimin, harus ditumpas. Evaluasi kelemahan Muhammad Lutfi. Profiling lagi. Kalau perlu sekolahkan dulu Lutfi di Lemhanas agar paham cara mencintai Indonesia.

Lakukan produksi iklan-iklan pluralis seperti yang disampaikan oleh Jokowi! Indonesia milik semua agama. Juga perayaan Lebaran adalah Hari Libur Nasional yang dirayakan oleh seluruh tumpah darah Indonesia.

Oleh : Ninoy Karundeng

- Advertisement -

Berita Terkini