Duhai Kata

Breaking News

Rasaku, Di Racuni Cinta

Masa Perdagangan Budak

Ulama Penjual Agama Allah

Menjaga Kesucian Cinta

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Di Tell Es Sultan
Bukti cinta kita dilantunkan. Di semenanjung disabdakannya rasa dua insan.
Bersoalah kepada Tuhan. Supaya dapat yang diinginkan.

Bila cintamu telah munafik. Obati dengan ketulusan
Bila tiba hari esok,bermanja dengan Tuhan
Janji palsu bermesra pada duka.
Janji Tuhan pasti tepat yang ditujukan.

Semua luka ada obatnya, Yaitu bermunajat pada Tuhan.
Engkau yang cantik bersihkanlah hatimu dengan dzikir malammu.
Sudahlah buruk kelakuan, masih malas dalam minta ampunan.

Dua belas rasa
———————
Judu-judulku tentang malu
rasa-rasaku engkau mulia
Dari dua belas rasa. Dengan bunyi akhir yang sama, agaknya satu terasa berbunyi rindu.

Berdendang dengan gendang
berdandan menginginkan kenangan.
Semenjak bertemu ku anggap rembulan. Kini, engkau kejam.

Nil karya sastra arab klasik
Nirmana karya sastra generasi bangsa
Di sanubari, namamu masih berwarna. Ingatlah wahai gadis desa
Pesona bukan di wajah tapi iman.

Rindu menjadi candu
——————————-

Dengan Bismillah membuka kata
Dengan rasa aku bersabda
Dengan kenangan, rindu menjadi candu

Terhadap rasa hendaklah bercerita
Supaya lekas berbekas manisnya dalam percintaan.
Di negeri penuh tawanan, engkau yang berkawan tapi tak menawan
Dunia penuh awal dan akhirat akhir. Engkau yang ku kenal pertama dan pada akhirnya engkau milikku

Sejauh rasa berkelana. Sejauh itu pula rinduku terbawah
Aku tahu dirimu putri, tapi bukan putri kerajaan.
Berawal dari kata, engkau buat aku terpukau.
Di batipuh aku selalu berusaha. di peradin aku selalu merana.

Di dirimu, aku selalu terbawah suasana. mulia tampak di mata, dipenghujung kegelapan, tampak berencana. La tahzan.

Oleh : Budiman Daulay

- Advertisement -

Berita Terkini