PMII Meng-NU-kan yang Bukan NU

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Oleh: Andreansyah Al Gandori

MUDANEWS.COM – Siapa yang tidak kenal dengan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau disingkat PMII, organisasi kemahasiswaan ini lahir di Surabaya pada 17 April 1960 yang dideklarasikan kader-kader Nahdlatul Ulama. Hari ini PMII menjadi organisasi kemahasiswaan terbesar dengan jumlah anggota dan kader terbanyak di Indonesia, PMII memiliki sekitar 230 cabang dari Sabang sampai Merauke, dan beberapa cabang istimewa di luar negeri.

Meskipun PMII telah menyatakan Independensi dari NU pada 14 Juli 1972 yang dikenal dengan Deklarasi Murnajati, tapi sejatinya PMII tetaplah NU dan tidak bisa dipisahkan secara kultural. Bahkan banyak alumni PMII yang mengisi posisi-posisi strategis di struktural NU. Itulah PMII, meskipun bukan Banom NU tetapi tetap berjuang di NU. Pada saat Muktamar Ke-33 NU di Jombang tahun 2015, secara sepihak memutuskan PMII menjadi Banom NU, padahal PMII tidak pernah menyatakan sikap untuk menjadi Banom NU di setiap Kongres yang digelar.

Tidak bisa dipungkiri, PMII telah meng-NU-kan mereka yang awam tentang NU untuk menjadi kader NU. Banyak mahasiswa yang tidak memiliki basic pesantren lalu datang ke kota-kota besar untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi dan berproses di PMII, hal tersebut secara tidak langsung mengenalkan mereka lebih jauh tentang amaliyah ke-NU-an. Dan setelah pulang ke daerah masing-masing mereka berproses di Banser, Ansor, Fatayat, dan Banom NU lainnya.

Kader-kader PMII yang sebelumnya tidak mengenal NU, lama kelamaan mengenal apa itu NU karena mereka harus memahami Islam Ahlussunah Wal Jama’ah An Nahdliyah, mengikuti kegiatan seperti tahlilan, diba’an, maulidan, sholawatan, kajian Aswaja, sowan ke kyai-kyai dan ulama-ulama NU, ziarah ke makam para wali, dan lain sebagainya. Jadi tidak heran banyak dari mereka yang bukan NU, lalu menjadi NU melalui PMII. Dan pada akhirnya berkhidmat untuk NU.

Itulah mengapa PMII sangat penting untuk hadir di seluruh kampus, terutama di daerah-daerah yang minoritas Islam dan minoritas NU. Karena masih banyak daerah-daerah yang tidak ada Lembaga Pendidikan Ma’arif NU atau pesantren-pesantren NU, sehingga tidak adanya IPNU-IPPNU yang menjadi basis kaderisasi NU di tingkatan pelajar. Disitulah PMII mengambil peran, untuk menyebarkan paham Aswaja dan merawat tradisi ke-NU-an.

Selamat Harlah NU Ke-95 (31 Januari 1926 – 31 Januari 2021). Khidmah NU: Menyebarkan Aswaja dan Meneguhkan Komitmen Kebangsaan.

 

- Advertisement -

Berita Terkini