Sejumlah Ormas Islam di Sumut Dukung Pembubaran dan Larangan Penggunaan Atribut FPI

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Mendukung kebijakan pemerintah yang telah membubarkan Ormas Front Pembela Islam (FPI), sejumlah Ormas Islam yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Islam Rahmatan Lil’alamin (AMIR) Sumut menggelar Seminar Kebangsaan di Real Family Cafe Jalan Perjuangan, Medan, Selasa (5/1/2021).

Seminar yang mendukung kebijakan pemerintah yang telah membubarkan Ormas Front Pembela Islam (FPI) serta mendukung aparat  penegak hukum untuk menegakkan Undang-Undang larangan aktivitas serta menggunakan atribut FPI di wilayah NKRI ini diisi oleh sejumlah Narasumber, antara lain Ustad Zulkarnain, Ustad Agus Rizal Koto, Ustad Miftahul Chair, Ustad Martono dan dihadiri sekitar 70 peserta dan undangan.

Sebelum seminar dimulai panitia acara meregestrasi seluruh peserta dan undangan, dilanjutkan dengan kata sambutan dari panita acara, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan doa.

Selanjutnya panitia memutarkan video tentang keberadaan FPI dari tahun 1998 hingga dibubarkan oleh pemerintah di penghujung tahun 2020.

“Kalau belajar Islam yah jangan tinggalkan budaya Indonesia, nanti ujung- ujungnya kayak FPI, bahkan beliau juga bilang ‘Jangan hilangkan kejawa- jawaanmu karena ingin sok ke arab-araban,” ungkap Ustad Zulkarnain.

Sementara Ustad Rizal Koto menyampaikan bahwa pemerintah telah mengeluarkan SKB yang melarang aktivitas Ormas FPI.

“Karena ormas- ormas di Indonesia seharusnya mengikuti Undang Undang yang ada terutama berdasarkan Pancasila, dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila. Jadi kalo ada ormas yang menolak Pancasila itu semua, ya ormas itu harus dibubarkan,” tegasnya.

“HTI, ISIS, JAT, itu bukan hanya Indonesia saja yang melarang, seluruh dunia yang melarang. Saya juga setuju dengan langkah pemerintah membubarkan FPI karena sudah bertentangan dengan Pancasila,” ujar Ustad Rizal Koto.

Dalam kesempatan yang sama Ustad Martono menegaskan bahwa acara ini adalah acara pertama berupa seminar untuk mendukung pemerintah yang telah membubarkan FPI, dan mendukung aparat penegak hukum untuk melaksanakan Undang-Undang yang melarang segala aktivitas kegiatan dan penggunaan atribut FPI.

“Sudah jelas presiden kita Islam, Menteri-menteri, DPR dan bangsa Indonesia mayoritas Islam jadi tidak ada Islam dizolimi. Islam selalu diberi perioritas di Negara ini, tetapi FPI seolah-olah membela Islam yang terzdolimi di negeri ini, FPI hanya membentur benturkan agama dan masyarakat dengan pemerintah sehingga dapat mencuci otak masyarakat awam menjadi radikal dengan pemahaman agama yang sangat sempit sehingga bersikap in toleransi,” ungkapnya.

“Lihat saja negara negara di Timur Tengah itu rakyatnya saling perang, hingga terpecah pecah, jadi hancur seperti Suriah, Irak, Lebanon. Kita tidak mau negara kita hancur seperti itu,” tegasnya.

Untuk itu, sambung Ustad Martono, kita siap di garda terdepan menghadapi kelompok-kelompok in toleransi yang dapat merobek-robek kebhinekaan.

Sejumlah Ormas Islam di Sumut
Foto bersama usai Seminar Kebangsaan

Selanjutnya Ustad Miftah Choir mengatakan Indonesia sangat Islami seperti ajaran Islam yang selalu menjunjung tinggi musyawarah untuk mufakat.

Kemudian acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab antara peserta dengan keempat nara sumber dan di akhiri dengan penandatanganan kesepakatan closing statement yaitu :

1. Mendukung kebijakan pemerintah yang telah membubarkan ormas Front Pembela Islam (FPI)

2. Mendukung aparat penegak hukum dalam menegakan Undang-Undang untuk melarang penggunaan atribut Front Pembela Islam di seluruh wilayah Negera Kesatuan Republik Indonesia

Selain itu, dilanjutkan dengan deklarasi closing statement oleh seluruh peserta dan undangan dan di akhiri dengan pemberian sertifikat seminar oleh panitia acara kepada seluruh peserta dan undangan. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini