Film Pendek My Flag VS Radikalisme, Cederai Semangat Kebersatuan Beragama

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Akhir-akhir ini viral di Sosial Media Youtube Film pendek yang dibuat oleh salah satu ormas Islam besar di Indonesia, yang berjudul My Flag VS Radikalisme. Dari judul film ini sebenarnya tidak ada masalah, secara sekilas kita dapat menangkap maksud dari film itu adalah untuk membangkitkan semangat jiwa nasionalis kepada pemuda Islam. Tentu ini sangat baik, dan seharusnya memang film-film yang disajikan adalah film yang memiliki semangat-semangat positif seperti ini.

Adegan demi adegan dalam film ini awalnya tidak bermasalah, dalam adegannya diperlihatkan bagaimana para pemuda menjaga bendera merah putih dan menunjukan kecintaan mereka terhadap bendera tersebut. Sungguh ini patut dipuji.

Namun, seketika film ini terasa “menjijikkan” ketika ada adegan dua kubu pemuda (Satu yang memegang Bendera merah putih, sedangkan satu lagi berpakaian “ala” timur tengah dan wanitanya bercadar sambil memangkul bendera berwarna hitam) saling berkelahi dalam mempertahankan benderanya.

Lalu, adegan ini juga menunjukkan bagaimana seorang wanita muslimah dari kubu yang memegang bendera merah putih melepaskan cadar secara paksa dari wanita muslimah yang memegang bendera hitam.

Tentu menurut saya, mungkin banyak yang berpendapat juga, adegan itu adalah satu adegan yang merusak kebersatuan beragama dan berbangsa. Seakan-akan di dalam film tersebut menunjukkan kebencian antara masing-masing umat Islam. Tentu ini merusak keindahan Islam dalam kebersatuan di negeri ini.

“Jika ingin membuat Film jangan pernah menyinggung pakaian, atau ciri khas suatu suku atau agama” Kata Buya Yahya, dalam salah satu ceramahnya mengenai Film ini.

Indonesia saat ini mudah menjadi sumbu polarisasi politik, padahal umat Islam di Indonesia saat ini tidak memiliki masalah apapun dengan saudara-saudaranya. Apakah bercadar atau tidak bercadar, celana cingkrang atau tidak cingkrang. Saya berani mengatakan, mereka yang membuat film ini adalah mereka yang tidak paham kesatuan dan kebhinekaan.

Film ini sangat mencederai hati sebagian umat Islam, bayangkan ada ribuan wanita muslimah yang bercadar, apakah itu simbol radikal? Bukankah ini hanya akan menjadi fitnah, dan menimbulkan konflik bathin bagi mereka yang tersinggung.

Apakah sang pembuat Film atau mereka yang mengusulkan untuk film ini tidak memiliki “hati”? Bukankah negeri ini sudah cukup di adu domba, kenapa harus ada film semi “rasis” ini lagi muncul di negeri ini?

Konsep Islam Radikalisme padahal sudah tidak eksis lagi di negeri ini, hanya saja ada oknum-oknum yang berusaha menghidupkannya lagi. Seharusnya oknum-oknum ini berhenti dalam membuat gaduh, agar negeri ini lebih damai dalam kerukunan.

Film tidak pantas ditayangkan, apalagi di Media Youtube yang ditonton oleh banyak orang. Melihat ribuan komentar dari film tersebut, semuanya menyatakan sikap menolak dan mengkritik film ini. Jadi, tak usahlah ada upaya-upaya untuk memunculkan konflik-konflik antara umat Islam, harusnya Islam bersatu, melawan neo-komunisme, kapitalisme, liberalisme, dan isme isme lainnya yang merusak tatanan akidah serta merusak sendi-sendi bernegara. Bukan malah sibuk membangun Narasi untuk memunculkan kebencian antar umat Islam.

Jadi.. Pemerintah bisa memberikan teguran bagi mereka-mereka yang membuat film yang memicu konflik dan rakyat bisa me-report film “tak layak” tayang tersebut. Salam

By : Januari Riki Efendi, S.Sos
Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana jurusan Pemikiran Politik Islam UINSU dan Pegiat Literasi.

- Advertisement -

Berita Terkini