Tembang Jawa [Khazanah Budaya Jawa 1]

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM

::: Gundul-Gundul Pacul
(Raden Said atau Sunan Kalijaga)

?Ajaran tentang nilai-nilai kesopanan serta kemuliaan.
Gundul gundul pacul-cul, gembelengan.
(Gundul gundul cangkul-kul, sembrono/tidak waspada)

Nyunggi nyunggi wakul-kul, gembelengan.
(Membawa bakul (di atas kepala) dengan sembrono)

Wakul ngglimpang segane dadi sak latar.
(Bakul terguling, nasinya tumpah sehalaman)

?Filosofi yang terkandung :

? Pertama;
Gundul gundul pacul-cul, gembelengan

Gundul, yaitu kepala plontos atau botak tanpa memiliki rambut. Kepala merupakan lambang kehormatan, kemuliaan seseorang, sementara rambut adalah sebuah mahkota lambang keindahan kepala. Oleh sebab itu gundul berarti kehormatan yang tanpa mahkota.

Pacul dalam bahasa Jawa berarti cangkul petani yang terbuat dari lempeng besi segi empat. Yang melambangkan kawula rendah atau sederhana.

Orang Jawa mengatakan pacul adalah papat kang ucul (empat yang lepas) yang berarti bahwa, kemuliaan seseorang akan sangat tergantung kepada empat hal, yaitu
1. Bagaimana menggunakan mata,
2. Bagaimana menggunakan telinga,
3. Bagaimana menggunakan hidung,
4. Bagaimana menggunakan mulut.

Jika empat hal itu lepas, maka berarti lepaslah kehormatannya.

Gembelengan artinya besar kepala atau sombong dan bermain-main dalam menggunakan kehormatannya.

Banyak pemimpin yang lupa bahwa dirinya sesungguhnya mengemban amanah rakyat.

Sehingga lirik Gundul-gundul pacul-cul, gembelengan diartikan sebagai pemimpin yang lupa bahwa dirinya sedang mengemban amanah rakyat, namun dirinya malah menggunakan kekuasan sebagai kemuliaannya, menggunakan kedudukannya unuk berbangga-bangga di antara manusia dan menganggap kekuasan itu karena kepandaiannya.

? Kedua:
Nyunggi nyunggi wakul kul, gembelengan

Nyunggi wakul berarti membawa bakul (tempat nasi) di atas kepalanya. Namun banyak pemimpin yang lupa bahwa dia mengemban amanah penting yaitu membawa bakul dikepalanya.

Wakul merupakan simbol kesejahteraan rakyat. Dimana terdapat kekayaan negara, sumberdaya, Pajak adalah isinya. Artinya bahwa kepala yang merupakan kehormatannya berada di bawah bakul milik rakyat.

Kedudukannya terletak di bawah bakul rakyat. Jadi siapakah yang lebih tinggi kedudukannya, pembawa bakul atau pemilik bakul? Tentu saja pemilik bakul.

Pembawa bakul merupakan pembantu si pemiliknya. Namun masih banyak pemimpin yang masih gembelengan, melenggak-lenggokkan kepalanya dengan sombong dan bermain-main.

? Ketiga:
Wakul ngglimpang segane dadi sak latar

Wakul ngglimpang berarti bakul diatas kepala jatuh. Segane dadi sak latar berarti nasi yang menjadi isi di dalam bakul tersebut jatuh dan berantakan kemana-mana. Akibatnya bakul terguling dan nasinya tumpah ke mana-mana.

Jika pemimpin gembelengan, tidak waspada dan sombong maka sumber daya akan tumpah ke mana-mana dan tidak terdistribusi dengan baik. Hal itu akan menyebabkan kesenjangan dimana-mana.

Nasi yang tumpah di tanah tidak akan bisa dimakan lagi karena telah kotor. Sehingga amanahnya akan jatuh dan tidak bisa dipertahankan. Menjadikan kepemimpinannya sia-sia. Maka gagallah tugasnya mengemban amanah rakyat.

Jadi secara keseluruhan lagu ini merupakan soal komitmen manusia ketika bekerja. Ketika masih anak-anak hal tersebut masih wajar. Namun ketika telah dewasa, bukan lagi saatnya bermain-main. Terutama ketika seseorang telah mengemban suatu tanggung jawab dan amanah.

Wallahu a’lam.
Semoga bermanfaat.
??☕

Penulis : Hindun Shalihah

- Advertisement -

Berita Terkini