Cinta Itu Memberi

Breaking News

Nukilan Cinta

Garis Cinta

Rasaku, Di Racuni Cinta

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Cinta itu indah karena dia bekerja dalam ruang kehidupan yang maha luas.

Inti dari pekerjaan cinta adalah membari. Memberi apa saja yang diperlukan oleh orang-orang yang dicintai sehingga menumbuhkan kebahagiaan.

Cinta itu memberi kebahagiaan. Dia membahagiakan dan mendatangkan kebahagiaan dan bukan sebaliknya memberi penderitaan, mengundang air mata dan mendatangkan kesedihan.

Jika hidupmu bersama seseorang selalu membuatmu menangis dan mengundang air mata, maka tanyakan kembali pada hatimu. Sebenarnya kamu hidup dengan manusia apa dengan bawang merah??
Kok bikin air mata mengalir terus?
??

Pecinta sejati hanya mengenal satu ‘pekerjaan’ besar dalam hidupnya yakni memberi. Memberi yang tanpa henti, tanpa terkalkulasi dan terbaca oleh memori. Give again and again.

Lalu, bagaimana dengan menerima? Menerima hanya merupakan efek dari apa yang kita berikan.

Seperti cermin, kebaikan akan memantulkan kebaikan yang sama karena pada hakikatnya, setiap kebaikan yang kita perbuat akan mengajak kebaikan yang lain untuk melakukannya.

Setiap kita memberi pada hakekatnya kita menerima.
Itulah sebabnya, terjadi perbedaan yang jelas antara pencinta sejati dan pencinta palsu.

Kalau kita mencintai seseorang dengan tulus, ukurannya adalah ketulusan dan kesejatian yang kita berikan untuk membuat kehidupan ‘bertahan’ dan lebih baik.

Pecinta sejati akan menjadi Matahari dan Hujan.
Cinta tumbuh dan berkembang karena siraman airmu dan cinta besar dan berbuah dari pancaran sinarmu. Keduanya harus seimbang sesuai dengan porsinya.

Pecinta sejati tidak suka berjanji. Tetapi begitu ia memutuskan untuk mencintai seseorang, dia akan segera merancang dan membuat rencana atau planning untuk memberi.

Setelah itu ia bekerja dalam diam dan sunyi untuk mewujudkan rencana memberinya.

Setiap satu rencana terealisasi, setiap itu pula satu bibit cinta muncul bersemi.

Hakikat cinta adalah memberi.
Janji hanya menerbitkan harapan, tetapi pemberian justru akan melahirkan kepercayaan.

Yang lebih dahsyat dari itu semua adalah rencana memberi yang terus di realisasikan. Karena dia akan melahirkan ketergantungan produktif yang menghidupkan. Tentu saja ini sangat positif. Seperti pohon yang tergantung pada siraman air dan sinar matahari.

Cinta adalah cerita tentang seni menghidupkan hidup.
Dia menciptakan kehidupan bagi orang-orang hidup karena kehidupan yang dibangun oleh pemberi cinta seringkali tidak disadari oleh orang yang menikmatinya.

Namun, ketika sang pemberi cinta pergi, tiba-tiba seperti ada ruang besar yang kosong tidak berpenghuni. Ada kehidupan yang terasa hilang. Rasa inilah yang membuat sang penerima akan merasakan kehilangan yang menyayat hati.

Sang pemberi itulah pecinta sejati.
Memberi tanpa harus menerima karena dengan memberi secara otomatis akan menerima.

Jika cintamu kepada seseorang atau sesuatu tidak mampu membuatmu merasa menerima, tengoklah kembali…

Mungkin memberimu kurang tulus atau bahkan tidak tulus. Bisa jadi kaulah yang terlalu besar berharap menerima lebih dari apa yang kau berikan pada seseorang.

Jika masih ada rasa kecewa karena pemberianmu tak mampu membuatmu menerima…
Berarti cintamu palsu.

Jika cintamu masih sebatas pandangan mata dan raga…
Berarti cintamu palsu.

Jika cintamu memaksa harus memiliki seseorang…
Berarti cintamu palsu.

Pecinta sejati tidak akan pernah memaksakan kehendak.
Kebahagiaan yang dicintainya menjadi prioritas hidupnya.

Pecinta sejati mencintai semata karena-Nya. Mencintai yang mencintai-Nya, dan Mencintai yang dicintai-Nya.

Maka, bagi pecinta sejati, ‘Sang Maha Cinta’ diatas segalanya. Mencintai-Nya lebih dari mencintai yang mencintai-Nya.

Cintailah pemilik cintanya…
Cintailah pemilik hatinya…
Maka kau akan mendapatkan sang pemilik hati yang mencintai.

Ah…
Cinta.

Penulis : Hindun Shalihah

- Advertisement -

Berita Terkini