Seduh dan Sudahi Sedihmu!

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Sore yang menyisihkan sedikit panas cahaya mentari. Di sini, tempat biasa menyejukkan pikiran dan hati. Di atas tempat duduk yang berlantai belahan bambu, di samping sungai keruh yang menguning, entah apa nama sungai itu, sebut saja sungai Keruh. Ya, kuberi nama sungai itu supaya kita tahu keruh bisa juga membuat ketenangan. Tidak selamanya yang bening dapat memberi senang.

Pak Eko, pemilik warung menyeduh kopi hitam pesananku. Secangkir kopi yang selalu menemani ketika otak butuh inspirasi, yang disingkat kopi. Dan beberapa minuman pesanan teman-temanku.

Mentari mulai pulang kepangkuannya. Sang rembulan mulai menampakkan wajahnya. Lampu-lampu jalanan mulai memberi cahaya pada pepohon-pohon. Suara burung-burung menyambut si hitam dengan bertengger di pohon. Alunan musik dari seberang sana terdengar syahdu.

Kopi pesananku pun datang, tak berapa lama gorengan yang dibawa teman-taman pun terhidang. Gorengan itu adalah rejeki sore ini yang menambah persahabatan. Persahabatan kami, persahabatan pada sore menjelang malam ini dan selamanya.

Di seberang sana, di tempat yang entah di mana, apakah ada yang menikmati sore yang indah ini? Atau masih dalam cengkraman kesedihan? Sedih karena kehilangan sesuatu, sedih tidak mendapat sesuatu, atau sedih entah sebab apa.

Sedih itu boleh-boleh saja. Tapi, jika sedih memperbudak dan menghancurkan kita, oh katakan; selamat tinggal kesedihan!

Sedih karena kehilangan, itu hal yang wajar. Setiap yang ada pasti akan hilang. Karena hilang lah maka ada penemuan. Sedih karena berpisah, boleh-boleh saja, tapi perpisahan jangan sampai tidak untuk menemukan yang baru. Perpisahan ada karena ada pertemuan.

Sedih tidak mendapatkan sesuatu, boleh. Tapi jangan sampai sesuatu itu membutakan kita, masih ada sesuatu yang pantas untuk kita capai. Ingat, Tuhan tidak akan memberikan sesuatu jika kita tidak mengusahakannya. Tuhan itu memberikan apa yang kita butuhkan. Sedangkan keinginan yang dipaksakan adalah melawan kehendak. Yang melawan kehendak akan berakibat buruk.

Tuk yang di sana, di sini, dan di manapun, hidup di bumi ini hanya main-main. Kita saat ini sedang outbond dari surga, toh nanti kita ke surga lagi, walau ada yang melewati neraka. Santai saja, ujungnyakan surga. Kecuali beberapa yang tidak dihendaki di surga. Apa itu? yang jelas kekal di neraka adalah api neraka itu sendiri, dan yang lainnya kekal menurut Tuhan, bukan yang menurut manusia.

Sudahi sedihku, bangun semangatmu! Raih potensimu, masa depan kita yang wujudkan!

Seruput kopi membawa kenikmatan. Semangat jiwa membawa kekuatan.
Segala akan berubah, kecuali yang merubah. Tiada yang abadi, kecuali yang ilahi. Semua berubah pada zamannya, kecuali Pembuat zaman.

Kicauan burung-burung yang perlahan hilang, suara adzan sebentar lagi berkumandang, seduh kopi, seruput kopi, atau apapun minuman kau suka yang halal lagi baik. Senang tak akan datang, kecuali sedih telah kita usir.

Seduh dan kudahi sedihku!
Seruput dan kuatkan hatimu!

Penulis: Ibnu Arsib (Penggiat Literasi di Sumut)

- Advertisement -

Berita Terkini