Perlunya Meningkatkan Budaya Literasi di Masyarakat

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Mendengar frasa literasi, setiap kita akan menghubungkannya dengan aktivitas membaca, menulis dan berdiskusi. Literasi ini pun dianggap hanya budaya-budaya orang sekolahan atau akademisi. Akankah hanya sampai disitu saja? Tentunya tidak. Para penggiat literasi menegaskan literasi bukan hanya sekedar membaca, berdiskusi dan menulis. Walau literasi memang disimbolisasikan dengan buku dan pena. Akan tetapi, literasi ini dapat juga dihubungkan dengan kemampuan memahami permasalahan dan bagaimana kemampuan individu dan atau kemampuan sosial dalam memecahkan setiap permasalahan.

Literasi memang sering dihubungkan dengan nuansa budaya keilmuan yang terkesan hanya bisa disentuh oleh masyarakat terdidik. Padahal sebenarnya setiap kita harus benar-benar melek literasi apalagi zaman saat ini media informasi dan komunikasi begitu laju menyebar di dalam masyarakat. Untuk itu perlu ditegaskan bahwa, literasi bukan hanya untuk kaum sekolahan atau masyarakat akademis. Akan tetapi, setiap masyarakat harus meningkatkan budaya literasi di masyarakat mengingat permasalahan masyarakat hari sangat kompleks.

Meningkatkan Budaya Literasi

Untuk meningkatkan budaya literasi di masyarakat, terlebih dahulu kita memahami apa dan bagaimana itu literasi. Tulisan yang jauh dari kesempurnaan ini bukan hendak bermaksud mengajari para penggiat literasi, tapi tulisan ini hendak bermaksud berbagi pengetahuan dan terkhususnya saling menguatkan motivasi dalam meningkatkan literasi di dalam masyarakat kita.

Secara etimologis, kata “Literasi” berasal dari bahasa Inggris Literacy, yang bersumber dari bahasa latin; Literatus, yang artinya orang yang belajar. Nah, dari pengertian etimologis ini, dapat kita tarik pemahaman bahwa kita harus meningkatkan orang-orang belajar atau terpelajar. Sebagai orang yang belajar, meningkatkan budaya-budaya belajar ini menjadi tugas bersama, baik secara individual maupun sosial.

Perlu kita tegaskan bahwa, tidak harus orang-orang yang lembaga pendidikan yang dapat belajar atau meningkatkan budaya literasi. Mungkin pengertian itu dijadikan secara formalnya saja, akan tetapi secara hakikatnya belajar tidak melihat siapa pun orangnya dan di mana pun tempatnya.

Selanjutnya, mengutip dari situs Wikipedia, National Institut for Literacy menjelaskan bahwa literasi itu berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, berbicara dan memecahkan problem pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat. Lembaga Education Development Center ikut menegaskan bahwa literasi bukan hanya tulis baca saja, akan tetapi meningkatkan kemampuan individu menggunakan potensi yang dimilikinya.

Melihat penjelasan dari dua lembaga di atas, tentunya dapat kita tarik kesimpulan bahwa dalam meningkatkan budaya literasi di masyarakat akan memberi manfaat sehingga masyarakat kita menjadi masyarakat yang memiliki wawasan yang luas, mempunyai keahlian dalam berkomunikasi yang baik dan terkhususnya dapat memecahkan masalah-masalah sosial serta tidak terpengaruh oleh hal-hal yang merugikan masyarakat baik secara materil maupun moril.

Dengan meningkatkan literasi masyarakat kita akan bisa menangkal pengaruh adu domba yang membuat masyarakat kita terpecah belah. Dan dengan literasi ini juga akan membuat potensi masyarakat yang selama ini tersembunyi dan tidak tersalurkan menjadi teraktualisasi dalam kehidupan bermasyarakat, baik di pedesaan maupun di perkotaan.

Dengan meningkatkan budaya literasi ini juga, kognisi masyarakat akan meningkat sehingga membuka ruang ilmu pengetahuan yang mana saat ini pemecahan problem sosial membutuhkan metode-metode yang efektif. Selain kognisi, apeksi serta psikomotirk pun akan tergerakkan sehing mewujudkan kerukunan masyarakat. Sebagaia manusia, tentunya kita sangat membutuhkan tiga aspek tadi; apeksi, kognisi dan psikomotorik. Dengan literasi ini juga akan membuat masyarakat kita lebih kreatif dan produktif. Mengapa demikian? Ya, sebagaiamana yang kita jelaskan di atas tadi, dengan literasi potensi positif dalam setiap individu akan terselurkan dengan baik.

Jika kita tarik kebelakang hari, dan melihat negara-negara atau bangsa-bangsa maju zaman dahulu membentuk peradabannya dari dunia literasi hingga sampai saat ini masih kita rasakan peninggalannya. Ilmu pengetahuan serta apa saja yang kita kerjakan saat ini tidak lepas dari konstruksi budaya-budaya zaman dahulu, walau hari ini berbagai macam pengembangannya. Orang-orang terpelajar zaman dahulu pun masih meninggalkan pengaruhnya hingga saat ini.

Kemudian melihat keadaan saat ini, di tengah derasnya teknologi informasi dan komunikasi dibutuhkan kecakapan literasi untuk mengololanya. Contoh kecil misalnya, berita yang mengandung kontroversial harus disikapi dengan analisis tajam sehingga mengetahui apakah berita tersebut hoaks atau fakta. Dalam hal ini biasanya dibutuhkan kecapakan literasi media. Untuk memecahkan bagaimana pengelolaan pertumbuhan maka dibutuhkan kecakapan literasi data.

Untuk itu dibutuhkan peningkatan dan pemahaman literasi yang berbagai macam, seperti literasi media, literasi informasi, literasi data, literasi saintifik, literasi kebudayaan, literasi keagamaan, literasi sastra, literasi digital, literasi sejarah dan jenis-jenis literasi lainnya yang memberikan kemampuan pada setiap individual. Kemampuan-kemampuan individu ini akan berpengaruh pada perkembangan kehidupan masyarakat. Sebagaimana yang dikatakan oleh Nurcholish Madjid, kualitas individu akan mempengaruhi bagaimana kualitas masyarakat.

Penutup

Untuk meningkatkan budaya literasi di masyarakat, setiap kita memiliki peran dan fungsinya. Meningkatkan literasi, kita tegaskan kembali bukan hanya tugas lembaga pendidikan formal. Kita harus memanfaatkan ruang-ruang publik untuk meningkatkan budaya literasi. Membentuk komunitas-komunitas literasi serta pemerintah harus mendukung secara penuh. Melek literasi menjadi kawajiban bagi kita saat ini jika ingin benar-benar maju dan mampu eksis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Generasi-generasi berkualitas untuk membangun negeri ini tidak dapat dipungkiri bahwa mereka lahir dari gerakan-gerakan literasi. Secara sederhananya, untuk membangun dan memecahkan masalah sosial kita yang begitu kompleks saat ini, kemampuan memahami masalah dan kemampuan mencari metode penyelesaiannya membutuhkan namanya pemahaman literasi data, informasi, budaya, sastra, saintifik, ekonomi, sejarah dan jenis-jenis literasi lainnya. Ditambah lagi kondisi kemasyarakatan kita sangat heterogen dan begitu luas secara teritorial.

Bangsa yang maju dan berperadaban, tidak akan bisa lepas dari budaya literasinya. Di tengah kecanggihan tekhnologi informasi dan komunikasi, semoga kita dapat meningkatkan budaya literasinya dan memecahkan persoalan-persoalan yang terjadi di negeri kita saat ini. Amiin!*

Penulis: Ibnu Arsib (Instruktur HMI dan Penggiat Literasi di Sumut)

- Advertisement -

Berita Terkini