Kesultanan Langkat, Kejayaan dan Keruntuhan menuju Kedigjayaan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Langkat – Lembaga Independen Pemerhati Pembangunan Sumatera Utara (LIPPSU) menggelar Dialog Sejarah bertempat di Gedung STAI Jam’iyah Mahmudiyah, Jalan Syekh M Yusuf / Syekh Usman, No 24 Tanjung Pura, Langkat, Sabtu (12/10/2019).

Acara tersebut bertemakan “Napak Tilas Kejayaan dan Keruntuhan Kesultanan Langkat, Menguak Tabir Revolusi Sosial Indonesia tahun 1946” yang diselenggarakan oleh LIPPSU Azhari Ibrahim Sinik dan STAI JM, dukungan penuh dari Gubernur dan Sekda Pemprovsu.

Direktur LIPPSU, Azhari Sinik menuturkan berupaya membangkitkan identitas Melayu, bagaikan anak tiri. “Negeri Langkat pada era kemerdekaan hasil buminya banyak membantu untuk Negara ini dengan hasil bumi dan Minyak,” bebernya.

Sekda Langkat dr Indra Salahudin sekaligus membuka acara menegaskan harus menjadi perhatian kita semua untuk di transfer ke generasi muda sehingga muncul pemahamam dan kecintaan terhadap budaya melayu untuk menangkal radikalisme dan terorisme.

“Kerjasama antara pemangku adat, Pemkab Langkat, Pemko Binjai, Provsu sehingga bisa merevitalisasi sejarah dan budaya untuk meningkatkan ekonomi masyarakat,” harap Sekda.

Sultan Langkat mengatakan, pada 2002 diamanahkan menjadi Sultan Langkat, didesak dan diyakinkan oleh keluarga. Buku tentang keruntuhan kerajaan – kerajaan melayu di pesisir timur, akan bangkit melayu dari Langkat.

“Melayu bagaikan kerakap tumbuh di batu, hadir hanya pada event-event besar saja, habis itu hilang,” tegasnya.

Sultan Langkat menambahkan, Sumber Daya Alam langkat yang luar biasa, belum teroptimalkan dengan baik. “Kalau kita bersatu, harus bukan bicara keruntuhan, tapi ke digjayaan Kesultanan Langkat. Lebih pantas Kota Tanjung Pura disebut sebagai kota pelajar dari pada Yogyakarta,” singung Sultan.

Sultan mengungkapkan, T Masturah mendirikan ST JM 100 tahun yang lalu. Guru-gurunya dulu diimpor dari Mesir dan dikirim dari Langkat untuk TOT di Mesir. Daerah Langkat juga cocok dengan para Ulama-ulama besar hingga menetap tinggal disini seperti Syech Abdul Wahab Rokan dari Riau.

Dijelaskan Sultan, T Amir Hamzah sebagai Tokoh Pergerakan Nasional hingga semua sepakat untuk bahasa persatuan, bahasa melayu. Akan di bangun Monumen T Amir Hamzah, sebagai Bupati Pertama Kabupaten Langkat dan Pahlawan Nasional. Sultan tidak ikut campur tentang kawasan TNGL karena sudah disumbangkan Raja sebagai Ekosistem yang harus dijaga. Berita Langkat, red

- Advertisement -

Berita Terkini