Ilmu Astronomi Melayu, Dulu Kala Berjaya

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Di sela sela puluhan pameran pada Pekan Kebudayaan Nasional di Istora Senayan Jakarta (7-13 Oktober 2019), langkah kaki saya terhenti lama di area stand “Langit Untuk Semua”. Di situ dipamerkan capaian ilmu perbintangan (astronomi) beberapa suku bangsa seperti dari Minahasa, Bali, Jawa, Minangkabau, Batak dan juga Melayu.

Untuk astronomi Melayu, ditampilkan manuskrip kuno yang sarat ilmu matematika yang ruwet. Kitab Ilmu Perbintangan Melayu ini setelah Islam masuk ke tanah Melayu, dimodifikasi dengan memasukkan nama nama malaikat dan jin yang dikenal dalam dunia Islam, sebagai penjaga semesta. Repro Manuskrip ini tidak lama lagi akan dipamerkan dan menjadi koleksi Museum Alqur’an Sumatera Utara.

Berkaitan dengan ilmu perbintangan Melayu ini sejumlah naskah asli dari Pulau Penyengat , Kepulauan Riau, juga dipamerkan. Tokoh Melayu dari Pulau Penyengat itu, Tuan Raja Malik menjelaskan pada saya di area pameran, keberadaan sekitar 500 manuskrip Melayu yang mereka pelihara dengan tekunnya. Sebagian tentang etno sains Melayu, sebagian lainnya tentang keislaman, termasuk 7 mushab Alquran dengan iluminasi khas Melayu. Sebagian besar jejak warisan kesultanan Melayu Riau Lingga.

Sudah lama saya kagum pada kekayaan
warisan intelektual Melayu Riau ini, terlebih saat menyadari warisan yang sama tak saya temukan di dunia Melayu di Pantai Timur Sumatera Utara. Kemana naskah naskah Melayu Sumatera Timur? Dijarah dan musnah dibakar saat revolusi 1946-1949? Dijual ke Malaysia? Atau memang tidak ada?

Ilmu Astronomi Melayu, Dulu Kala Berjaya
Ilmu Astronomi Melayu

Sampai saat ini saya baru menemukan satu manuskrip Melayu Sumatera Timur berupa mushab dengan iluminasi yang indah, karya lukisan tangan seniman Melayu yang belum diketahui. Iluminasi Melayu itu sekarang dirawat dan ditampilkan di Museum Sejarah Alquran Sumatera Utara.

Saya berharap satu waktu, warisan Melayu lainnya bisa ditemukan dan dikaji, termasuk ilmu perbintangan seperti yang dipamerkan di Balai Sidang Senayan ini. Dulu, orang Melayu juga berjaya dalam sains astronomi. Dulu tapi.

Penulis : Dr. Phil. Ichwan Azhari M.S.
sejarawan, pengajar dan ahli filologi (filolog), Ketua Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial (Pussis) Universitas Negeri Medan (Unimed), Medan, Sumatera Utara

- Advertisement -

Berita Terkini