Museum Sejarah Al Qur’an, Kapur Barus Menyulam Jejak Yang Hilang

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Ada 5 goni (karung) daun dari pohon (pokok) Kapur Barus dari hutan Aek Nauli , Prapat, yang kami bawa ke Museum Sejarah Alquran Sumatera Utara, menjelang peresmian museum. Daun ini saya datangkan untuk didiskusikan, bagaimana memfungsikannya secara artistik dan simbolik dalam peresmian museum Alquran.

Saya mengundang dua seniman dan akademisi seni dari Universitas Negeri Medan yakni Mukhlis Hasbullah dan Mangatas Pasaribu. Lalu muncullah ide menyusun Daun Kapur Barus di atas lembar tripleks dalam komposisi mozaik daun dan di atas mozaik daun itu, dibuatlah kaligrafi ayat Al Quran. Ahli kaligrafi kami, ustadz Abdurrahman melukiskan ayat Iqra dengan titik yang belum sempurna. Lalu saat peresmian museum, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi kemarin 22 September 2019, menempelkan dua lembar daun menjadi dua titik menyempurnakan ayat Iqra yang sengaja dibuat menggantung itu.

Daun pokok kapur barus merupakan tanaman khas yang hanya ada di Sumatera Utara yang disebut di dalam Al Quran, surah Al Insan ayat 5. Peresmian dengan cara seperti ini dimaksudkan untuk mengirim pesan : ada ceceran sejarah Islam yang dibiarkan atau terbiarkan berserakan di Sumatera Utara. Lewat museum ini, daun daun “purba” itu coba disulam, dirangkai, dibaca dan diberi makna.

Museum Sejarah Al Qur'an, Kapur Barus Menyulam Jejak Yang Hilang
Daun dari pohon (pokok) Kapur Barus yang akan dijadikan mozaik kaligrafi Al-Quran

Lalu ustadz Abdurrachman menyerahkan cenderamata kepada Gubernur, sulaman daun kapur barus juga, dalam mozaik yang dibingkai. Sang ustadz menorehkan kaligrafi di atas daun kapur itu, yang maknanya “Setiap orang adalah pemimpin, setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawabannya.” Sang Gubernur terpana sejenak. Lalu berucap, ” Ah, nyindir aku kelen ya” lalu meledaklah tawa di ruang museum Sejarah Alquran ini. Kami mendirikan museum yang “dindingnya” terbuat dari daun daun kapur luruh berjatuhan, yang dipungut satu persatu, disulam satu persatu, sebab Alquran seperti mozaik beribu makna, beribu kebajikan kehidupan.

Penulis : Dr. Phil. Ichwan Azhari M.S.
sejarawan, pengajar dan ahli filologi (filolog) , Ketua Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial (Pussis) Universitas Negeri Medan (Unimed), Medan, Sumatra Utara

- Advertisement -

Berita Terkini