Rumah Karya Indonesia Launching Kalender Kegiatan 2017

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Laporan: Wahyu Panjaitan

MUDANews.com, Medan (Sumut) – Rumah Karya Indonesia (RKI) sebagai lembaga yang fokus mengembangkan visi menjadikan seni tradisi sebagai sumber inspirasi, kreativitas dan pengetahuan untuk mencapai Indonesia yang berkeperibadian dengan berbagai program yang berusaha merawat, memaknai dan menghidupkan tradisi.

Untuk mewujudkan visi tersebut RKI melaksanakan tiga program utama, yakni manajement seni, riset dan penerbitan, diskusi dan seminar/workshop.

Demikian yang disampaikan Direktur RKI Andrian Marojahan Manalu saat konferensi pers Launching Kalender Kegiatan Rumah Karya Indonesia 2017 di Lantai II D’Caldera Coffe Jalan Sisingamaraja Nomor 132 Medan, Rabu (8/3).

Lebih lanjut Marojahan mengatakan, tiga program tersebut kemudian diklasifikasikan menjadi beberapa kegiatan utama. Pada tahun 2017 ini ada sebanyak tujuh kegiatan utama sebagai pengejewantahan dari tiga program tersebut.

Tujuh kegiatan tersebut di antaranya adalah, (Bukan) Opera Batak “Ponggol” (24-25 Maret 2017 di Taman Budaya Sumatera Utara dan 18-19 Agustus 2017 di Gedung Serba Guna Universitas Nomensen Pematang Siantar), Geobike Caldera Toba #3 (7-9 April 2017 dan 8-10 September 2017 di 7 kabupaten Kawasan Danau Toba), Dokan Arts Festival #3 (11-13 Mei 2017 di Desa Dokan, Kabupaten Karo), Silahisabungan Arts Festival #2 (21-23 Juli 2017 di Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi), Onan Na Marpatik (1-2 September 2017 di Kabupaten Toba Samosir), Jong Bataks Arts Festival #4 (25-28 Oktober 2017 di Lapangan Merdeka, Medan) dan yang terakhir Lake Toba Film Festival (1-2 Desember 2017 di Kabupaten Samosir).

Marojahan juga mengatakan tujuh kegiatan ini sebagai upaya menjalankan misi RKI.

“Kegiatan ini adalah upaya kita untu menjalankan misi dari RKI, misi-misi yang dijalankan dalam setiap kegiatan itu berisi: menggali dan mengembangkan keragaman seni tradisi yang ada di Sumatera Utara dan Indonesia pada umumnya, menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan karya seni tradisi di Sumatera Utara dan Indonesia pada umumnya, merangsang minat generasi muda terhadap karya seni tradisi, membangun sinerjisitas di antara pekerja seni tradisi serta lembaga lain yang memiliki tujuan yang sama dengan lembaga, menjadikan seni tradisi sebagai salah satu industri ekonomi kreatif, menjadikan RKI sebagai lembaga seni yang profesional, independen dan mandiri,” demikian Marojahan.[jo]

- Advertisement -

Berita Terkini