Tahukah Anda, Bahasa Arab Pernah Menjadi Bahasa Terpenting di Dunia???

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Oleh: Ryzka Dwi Kurnia

MUDANews.com – Bahasa adalah media komunikasi setiap manusia. Melalui bahasa, setiap orang mampu berinteraksi serta saling bertukar informasi. Bahasa juga merupakan media untuk menyampaikan perasaan manusia. Selain itu, melalui bahasa, manusia akan mampu menyampaikan ide untuk mengaktualisasikan dirinya. Oleh sebab itu, bahasa merupakan salah satu media terpenting dalam membangun jalinan hubungan sosial manusia. Di perkirakan terdapat 6000-7000 bahasa yang tersebar di dunia.

Di abad ke-21 ini, bahasa Inggris merupakan bahasa Internasional. Setiap manusia di dunia berlomba-lomba untuk belajar sehingga mampu menguasai bahasa dunia tersebut. Hal ini tidak mengherankan, dikarenakan hampir semua perkembangan (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) IPTEK berasal dari negara Barat yang notabennya selalu menggunakan bahasa Inggris. Kemajuan negara-negara Barat dalam mengembangkan IPTEK membawa negara-negara tersebut dalam puncak kejayaan serta memegang kendali peradaban dunia. Sehingga tidak mengherankan bahasanya menjadi bahasa terpenting di dunia.

Selain faktor perkembangan IPTEK yang maju dari dunia Barat, faktor lainnya yang tidak kalah menunjang perkembangan bahasa Inggris di dunia adalah  Globalisasi. Globalisasi diartikan sebagai proses yang mendunia. Prosesnya dari Lokal ke global, dari nasional ke internasional, dari daerah yang satu ke daerah lainnya. Globalisasi akan mempengaruhi semua aspek dalam kehidupan manusia, seperti: politik, ekonomi, sosial, budaya, teknologi, gaya hidup, gaya berbusana, selera, makanan, musik, perfileman, serta bahasa, dll. Semua negara akan terkena dampak dari globalisasi, hanya saja negara yang memiliki ketahanan nasional yang kuat akan mampu bertahan bahkan bersaing dalam era tersebut. Dengan pengaruh segala aspek tersebut, tidak mengerankan jika bahasa Inggris menjadi bahasa internasional. Hal ini tidak terlepas dari inti globalisasi tersebut adalah proses ke Barat-baratan (Westernisasi), yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi suatu keharusan dalam kehidupan modern manusia di dunia.

Terlepas dari itu semua, tahukah anda bahwa bahasa Arab pernah mejadi bahasa terpenting di dunia??? Yaa.., dalam perjalanan sejarah dunia, bahasa Arab pernah menjadi bahasa terpenting dunia. Hal ini tidak terlepas dari masa peradaban dunia yang pernah diraih oleh Islam. Masa kejayaan Islam di tangan pemerintahan Daulah Abbasiyah menjadikan Islam sebagai pemegang kendali peradaban dunia sekitar abad ke-7-9 M. Sejarah mencatat, mustahil peradaban Barat lahir tanpa kontribusi para ilmuwan Muslim, seperti Al-Khawarizmi, Ibnu Sina, Al-Idrisi dan Ibnu Rusyd. Diakui atau tidak mereka telah berhasil mengubah peradaban Barat yang sebelumnnya terbelakang.

Menurut Fazlur Rahman, pusat-pusat Ilmu pengetahuan purbakala yang ada di Yunani dan Alexandria, dan sebelumnya Mesir serta Babylonia maupun Persia, jatuh ke tangan Muslim. Kota-kota seperti Antioch, Edessa, Harran, dan Jundishpur menjadi bagian dari Dar Al-Islam. Menjelang berakhirnya bani Umayyah dan permulaan periode bani Abbasiyah, penerjemahan bahasa-bahasa purbakala mulai dilakukan ke dalam bahasa Arab dengan bantuan orang-orang terpelajar dari berbagai pusat tersebut. Proses penerjemahan memakan waktu hampir 150 hingga 200 tahun yang berhasil menerjemahkan sebagian besar filsafat dan ilmu pengetahuan purbakala ke dalam bahasa Arab dan untuk waktu 700 tahun berikutnya, bahasa Arab menjadi bahasa ilmu pengetahuan yang paling penting diseluruh dunia.

Selain itu, menurut Jonatan Lyons, seorang orientalis menyebutkan; kota Anthiokia yang  telah lama menjadi persinggahan penting di sepanjang jalur niaga para khafilah kaya dari mesopotamia yang dengan hati-hati menghindari Perang Salib untuk tetap melanjutkan bisnis seperti biasa sedapat mungkin. Meskipun sebagian besar penduduk kota itu beragama Nasrani Ortodoks Timur, Yakobi, Nestorian dan Armenian namun bahasa Arab menjadi bahasa utama kota itu meskipun tetap memberi ruang terhadap bahasa Yunani dan Latin.

Bukti sejarah lainnya menunjukkan, para petani di Islam Spanyol dahulu sangat terampil dalam hal pengalihan, pengumpulan dan pembagian air untuk lahan pertanian. Buktinya bisa dilihat dari banyaknya istilah Arab yang mereka wariskan di Spanyol masa kini, antara lain; istilah untuk pintu air (azuda), parit irigasi (acequia), kilang air (acena), kincir air (noria), dan masih banyak istilah-istilah terkait lainnya yang semuanya diambil dari bahasa Arab.

Selanjutnya, penaklukan Muslim telah membawa bahasa Arab ke tepi Barat Eropa. Segera saja, bahasa Arab diterima sebagai medium budaya tinggi dan sering digunakan sebagai bahasa keseharian di dalam dan antar komunitas Muslim, Yahudi, serta Kristen Andalus. Akan tetapi, sejak abad ke-9, uskup Kordoba mulai mengeluhkan bahasa Arab yang menurutnya bisa mengancam kelestarian bahasa Latin, bahasa Gereja Khatolik. Dia juga terperanjat mengetahui begitu banyak umat Kristen yang gemar membaca buku-buku berbahasa Arab dan membangun perpustakaan besar berisi buku-buku berbahasa Arab walaupun dengan biaya yang sangat mahal. Jarang sekali yang dapat menulis surat dalam bahasa Latin kepada temannya, tetapi banyak sekali orang yang berbicara dan menulis puisi dalam bahasa Arab, bahkan lebih terampil daripada orang Arab sendiri.

Sejalan dengan perkembangan serta kemajuan Islam dimasa Daulah Abasiyah, membawa serta bahasa Arab menjadi bahasa yang mendunia. Umat muslim unggul dalam bidang Filsafat, Kedokteran, Matematika, Astronomi, Astrologi, Kimia, Fisika, Musik, Sastra, Seni lukis, Arsitektur, Optik, Ilmu Timbang dan masih banyak lainnya. Yang mana hal itu merupakan hal yang asing bagi bangsa Barat ketika itu. Kekuasaan Gereja membuat bangsa Barat hidup dalam era kegelapan yang hanya percaya kepada mitos serta tunduk pada doktrin agama. Ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang haram namun jauh berbeda dengan kemajuan umat mulsim ketika itu.

Karya para filsuf Muslim seperti Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, Al-Idrisi, Ibnu Rusyd dan lainnya yang menggunakan bahasa Arab dihargai sangat mahal di Barat. Mereka rela membayar mahal untuk karya-karya tersebut meskipun banyak yang akhirnya melakukan terjemahan ke dalam bahasa Latin. Namun terlepas dari itu semua, di masa kejayaan Daulah Abbasiyah, membawa dampak besar terhadap perkembangan bahasa Arab. Banyak orang-orang Barat yang akhirnya fasih berbahasa Arab, bahkan ahli dalam hal itu sehingga Bahasa Arab telah berhasil menjadi bahasa terpenting dan juga bahasa Ilmu pengetahuan di dunia ketika itu.

Demikian perjalanan sejarah mengenai bahasa Arab yang pernah menjadi bahasa terpenting di dunia. Sejarah membuktikan betapa besarnya kontribusi Muslim terhadap peradaban dunia, bahkan terhadap Barat sekalipun, terutama dalam bidang Sains, Teknologi dan Filsafat. Meskipun kenyataannya sekarang Barat menafikkan kenyataan tersebut bahkan cenderung memusuhi umat Muslim. Semoga hal ini mampu membangkitkan semangat kita sebagai umat Muslim untuk bersama-sama meraih kembali kejayaan umat Islam di era selanjutnya. [jo]

Penulis adalah Dosen Muda Fakultas Ushulluddin Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-SU)

- Advertisement -

Berita Terkini