Romo: ‘Allahu Akbar’, Kalimat Nasionalisme Penyemangat Perjuangan Bangsa

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Laporan: Dhabit Barkah Siregar

MUDANews.com, Medan (Sumut) – Malam Silaturahmi Aktivis Sumatera Utara (Sumut) bersama politisi Gerindra H Muhammad Raden Syafi’i atau yang akrab dipanggil Romo, juga Ratna Sarumpaet dan aktivis Sumut lainnya di Lantai II Hotel Garuda Plaza Medan, Jalan Sisingamangaraja No 18, Kecamatan Medan Kota, Jum’at (27/1) malam.

Dalam acara itu, puluhan undangan bertepuk tangan saat Romo mengisahkan tentang semangat juang para ulama dalam membela martabat dan memerdekakan bangsa. Mantan pengajar terbaik Pendidikan Moral Pancasila (PMP) se-Sumut itu, mengatakan, satu hari setelah kemerdekaan, Piagam Jakarta yang dalam sila pertamanya berisi, “Ketuhanan dengan menjalankan syari’ah Islam bagi pemeluknya,” itu dihapuskan. Para ulama yang saat itu telah berjuang demi kemerdekaan, merelakan itu digantikan dengan Pancasila yang kita kenal saat ini. Dengan begitu, sejarah buram perjalanan kemerdekaan bangsa yang saat ini didengarkan, kembali Romo ceritakan pada malam itu. Dirinya menegaskan, jika Pancasila itu murni pemberian umat Islam.\

H Muhammad Raden Syafi’i (Romo) saat Memimpin Doa dalam acara malam silaturahmi aktivis sumut

“Itu adalah eksistensi saya, setelah memahami sejarah bahwa umat Islam final dengan Pancasila, NKRI, UUD 45 dan Bhinneka Tunggal Ika. Ternyata kesepakatan tertinggi dari BPUPKI yang kemudian dilanjutkan PPKI itu bukan Pancasila, tetapi Piagam Jakarta. Yang sila pertamanya ketuhanan, dengan menjalankan syari’ah Islam bagi pemeluknya. Atas permintaan teman-teman Nasrani pada waktu itu, maka di luar sidang yang formal, ketika akan dirapatkan dalam sidang PPKI, sehari setelah kemerdekaan, tahun 1945 ulama sepakat mencoret sila syari’ah Islam bagi pemeluknya. Maka jadilah 5 sila Pancasila seperti yang kita baca hari ini. Berarti, Pancasila itu pure pemberian umat Islam,” terang Romo.

Kemudian, Romo juga menceritakan perjalanan kemerdekaan Indonesia lainnya. Ia mengatakan, belum ada negara di dunia selain Indonesia yang memiliki kata nasionalisme untuk membangkitkan semangat juang hanya dengan melafazkan ‘Allahu Akbar’.

“Sejarah perjuangan republik ini membuktikan, belum ada negara terkuat di dunia yang belum diterapkan seperti umat Islam di tanah air ini. Semuanya kalah, dengan kalimat nasionalisme yang sulit dijumpai di berbagai negara. Apa kalimat nasionalisme Indonesia? Yang aktivis tahu, kalimat nasionalisme yang bisa membentangkan dan menggelorakan semangat perjuangan dalam membela bangsa, itu Allahu Akbar,” ketus Romo disambut tepuk tangan dari para undangan.

Dengan begitu, sambung Romo, dirinya menyimpulkan, mustahil memerdekakan negeri ini, jika perjuangan dari umat Islam tidak didatangkan.

“Coba tidak diteriakan itu. Belum tentu kita merdeka. Itu semangat nasionalisme. Ini yang ditakutkan oleh Amerika dan sekutunya ketika merampok kekayaan-kekayaan di negara yang kita cintai ini,” tandasnya.[jo]

- Advertisement -

Berita Terkini