Pilihan Hidup: Menjalani Kehidupan dengan Penuh Rasa Syukur

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Oleh: Bimadiaz Almi

MUDANews.com – Saat manusia baru terlahir, manusia tidak diberi pilihan untuk menentukan siapa yang akan menjadi orangtua mereka, apa pekerjaan orangtuanya, bagaimana status sosial keluarga, dan bagaimana latar belakang keluarga. Semua adalah rahasia-Nya. Belum tentu jika kita terlahir di keluarga kaya dan sehat secara fisik, kita bisa merasakan kebahagiaan dan kesempurnaan hidup yang kita inginkan.

Kebanyakan dari anak yang terlahir kaya tidak mengerti cara untuk menghargai uang. Kebutuhan dan keinginan sudah tidak dapat dibedakan sebab selalu dituruti karena mereka memiliki orang tua kaya. Hanya tinggal meminta kepada orangtua, semuanya bisa didapatkan. Sementara bagi si kurang mampu harus berjuang keras untuk memperoleh penghasilan, bahkan harus selalu menahan diri demi terpenuhinya kebutuhan akan makanan sebagai kebutuhan utama. Hidup yang serba terbatas, kumuh, hidup yang tidak penuh ambisi dan cita-cita seadanya asalkan perut terisi makanan, itu sudah cukup.

Sering timbul pertanyaan, mengapa kita terlahir dari keluarga miskin? Mengapa hidup kita susah? Mengapa kita tidak cantik atau tampan? Dan berbagai pertanyaan lainnya. Tak bisa dipungkiri, manusia sepertinya telah membuat garis perbedaan kehidupan berdasarkan pilihan sendiri seperti miskin dan kaya, pintar dan bodoh, rupawan dan jelek, serta penampilan fisik yang sempurna dan tidak sempurna. Perbedaan itu didasari pada kekurangan yang dapat dilihat secara langsung atau nyata, tanpa menyadari bahwa kita hidup di bumi yang sama dan tinggal berdampingan, sehingga secara kentara mereka yang merasa sempurna langsung menjaga jarak, dan bahkan menjauh.

Hal yang kini sering kita jumpai adalah saat kita temukan orang yang dikaruniai fisik sempurna dan kehidupan dengan kondisi yang cukup baik, namun mereka tidak memaksimalkan kondisi itu. Mereka malah mengeluhkan hidupnya dan menuntut banyak hal pada Tuhan, merasakan ketidakadilan yang terjadi dalam hidupnya. Sungguh hal yang memalukan sebenarnya, sama sekali tidak ada artinya dan tidak akan mengubah takdir seseorang.

Mereka itu tidak berusaha keras untuk memperoleh penghidupan yang layak meskipun mereka tahu pasti bahwa di luar sana sangat banyak orang yang tidak berhenti menguber harapan, berjuang untuk memenuhi harapan hidup mereka. Nasib masih bisa diubah selama kita terus berusaha untuk mengubah nasib agar mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan layak.

Tidak ada yang salah atas kondisi miskin atau kaya. Yang terpenting adalah bagaimana manusia bisa menjalani kehidupan di dunia dengan sebaik mungkin dan penuh rasa syukur. Ubahlah pola pikir yang cenderung menganggap orang miskin sebagai beban. Jangan pernah diabaikan atau diremehkan. Mereka memiliki hak yang sama sebagai manusia yang hidup di bumi ini. Tuhan menciptakan makhluk-Nya tanpa perbedaan.

Jika kita termasuk orang yang beruntung memiliki kekayaan berlebih, berikan contoh dan ajarkan kepada lingkungan dan anak-anak kita untuk selalu menghargai apa yang mereka miliki, belajar berbagi. Masih banyak masyarakat miskin yang perlu mendapat perhatian, baik segi kesehatan maupun pendidikan yang belum merata dan banyak lagi. hindari hidup konsumtif dan mementingkan diri sendiri. Jika kita termasuk orang yang memiliki kekayaan pas-pasan atau kurang beruntung, maka ajarkan untuk selalu bersyukur atas nikmat yang Tuhan berikan, tanamkan semangat optimis agar mereka siap bersaing secara sehat dalam menghadapi masa depan.

Orangtua dan keluarga adalah guru pertama yang berkomunikasi dan mengajarkan kehidupan kepada anak sebagai generasi penerus dalam menyentuh nilai sosial sehingga bisa menanamkan empati, kepekaan, dan kerendahaan hati pada sesama tanpa memikirkan orang yang berhadapan dengannya memiliki tingkat sosial berbeda.

Akhirnya semua tergantung bagaimana manusia bisa menjalani kehidupan di dunia dengan sebaik mungkin dan penuh rasa syukur. Karena sekali lagi, kekayaan dan fisik sempurna bukanlah sumber dari kebahagiaan, melainkan hati, pikiran, dan kerja keras kita sendiri yang nantinya menghadirkan pilihan hidup yang kita inginkan hingga bisa membuat kita senantiasa bahagia.[***]

- Advertisement -

Berita Terkini