Mudanews.id | Mimika | KPUD Kabupaten Mimika akan menggelar acara Debat Publik Paslon Pilkada 2024 pada hari Rabu (23/10/2024). Bertempat di GOR Futsal SP5 kota Mimika acara sosialisasi paslon yang difasilitasi oleh KPUD menampilkan 3 Cabub dan Cawabub.
Acara diskusi terbuka dengan konsep tanya jawab dan pemaparan visi misi menjadi uji kompetensi kandidat kepala daerah. Masing-masing paslon akan diuji kemampuan intelektual, komunikasi publik hingga pemahaman tentang hakikat kepala daerah sebagai pelayan rakyat.
Selain pengalaman, latar belakang pendidikan kandidat akan menentukan kemampuan menjawab pertanyaan dari para panelis. KPUD Mimika menggandeng akademisi sebagai tim perumus dan panelis dari Universitas Cendrawasih. Ada 3 profesor, 1 orang doctor dan seorang professional dari Mimika.
Cabub nomer urut 1 Johannes Rettob, S.Sos, M.M akan berhadapan dengan Cabub Maximus Tipagau nomer urut 2 dan Alexander Omaleng nomer urut 3. Maximus dan Aleksander  dengan latar pendidikan SMU sederajat akan berhadapan dengan Johannes bergelar Magister Manajemen. Ketiganya akan memaparkan visi kepemimpinannya di depan 3 profesor dan 1 doktor disaksikan oleh masyarakat umum.
Dalam acara debat dan diskusi terbuka, perbedaan latar belakang pendidikan antar kandidat melahirkan dinamika yang rentan terjadi kesenjangan komunikasi publik. Pengetahuan istilah-istilah akademis dalam sesi tanya jawab hanya bisa dipahami oleh mereka yang pernah mengenyam dunia akademik.
Kandidat yang menguasai literasi dengan kecerdasan intelektualnya, akan lebih mudah mencerna dan menjawab pertanyaan panelis sekelas profesor dan doctor. Mimika butuh kepala daerah yang mampu berpikir akademis untuk menangani persoalan manjemen dan birokrasi pemerintahan yang semakin berkembang.
Debat terbuka yang disaksikan masyarakat luas menjadi momentum penting bagi pemilih untuk mengukur kualitas calon pemimpin. Kepala daerah terpilih berdasarkan ketokohannya namun minim pengalaman di pemerintahan, cenderung akan melahirkan kebijakan ego sektoral (sepihak).
Siapapun yang nanti akan terpilih menjadi orang nomer satu di Kabupaten kaya hasil pertambangan, warga Mimika berharap utamanya terjadi pemerataan bidang ekonomi. Kesenjangan ekonomi yang masih tinggi menjadi kegagalan manajemen pemerintahan sebelumnya.
Kepala daerah dituntut memahami banyak hal, bukan sekedar tahu berbagai bidang. Pemimpin tempatnya menampung aspirasi dan keluh kesah warganya lalu memberinya solusi. Pemimpin yang rela melayani bukan dilayani.