Semangat Pesantren Mengejar, Kemandirian Ekonomi

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Garut – One pesantren One Produk, atau lebih dikenal sebagai OPOP, di Jawabarat telah memasuki periode ke 2, setelah tahun 2019 yang lalu. Dan pada saat ini, telah masuk di prosesi Audisi dua. Khusus nya di Kabupaten Garut telah dilaksanakan Audisi yang bertempat di Pave Hotel pada tanggal 06 Nopember 2020 beberapa hari yang lalu.

Menjadi suatu catatan penting, menurut Tudi Sopian Hamidi, salah satu pendamping yang mendampingi sepuluh pesantren di wilayah Garut selatan adalah lahirnya semangat baru dan cakrawala baru yang dirasaknnya selama mendampingi sejak bulan Agustus 2020 lalu.

Saya sangat apresiatif atas semangat serta gairah positip dilingkungan pesantren dampingan saya. kehadiran kami sebagai pendamping di pesantren selama pelaksanaan OPOP 2020 telah diterima baik oleh pesantren bahkan lebih baik lagi, atau bisa di sebut luar biasa dari seluruh Pimpinan Pondok pesantren terhadap kehadiran kami sebagai petugas pendamping OPOP 2020.

Semoga apresiasi ini bisa didengarkan oleh yang terhormat Bapak Gubernur Jawabarat Bapak Ridwan Kamil, Bapak Wakil Gubernur Jawabarat Bapak H Uu Ruzhanul Ulum dan Bapak Kepala Dinas KUK Jawabarat, Bapak H. Tutus, demikian tambahnya.

Lebih lanjut Tudi, yang juga menjabat sebagai Ketua OKK DPW HIPSI Jawabarat ini, menyampaikan, adalah Program One Pesantren One Produc atau kemudian disebut OPOP, yang saya nikmati perjalanannya selaku pendamping, telah dengan sendirinya memberi warna baru di pondok pesantren, yang mana visi pemberdayaan ekonomi pesantren menuju kemandirian pondok pesantren adalah cita cita luar biasa di pemerintah Provinsi Jawa Barat. Yang kemudian telah disadur pula kegiatannya oleh provinsi lainnya di Indonesia.

Dengan Hadirnya OPOP di pesantren, melahirkan pula adanya pikiran Kehadiran pemerintah di pesantren, dimana hal ini sangat di rasakan, terutama karena saya memilih beberapa pesantren dampingan saya yang berada di pelosok daerah, seperti kecamatan Caringin, kec. Bungbulang, kecamatan Banjarwangi, kecamatan singajaya serta kecamatan Cikajang, yang kecenderungan berada di lokasi di pinggiran di Kabupaten Garut, yang masih kurang tersentuh oleh program pemerintah.

Menjadi penting untuk diapresiasi, karena diantara sepuluh pesantren yang saya dampingI, sebagian besar berada di pinggiran, disamping perbukitaan, sehingga untuk sampai ke lokasi tidak lah mudah. Namun di balik itu, reaksi luar biasa atas kehadiran pendamping dengan seragam yang beremblimkan lambang Jawabarat dan Diskuk Jabar serta didada tertulis UPTD P3W Jawabarat, telah bisa dirasakan mewakili hadirnya pemerintah di hadapan para pimpinan pondok pesantren tersebut.

Dan lebih indah lagi, apresiasi mereka dibuktikan dengan munculnya gairah baru, dimana kehadiran OPOP2020 seakan membuka suasana baru atas kehadiran teman bicara dalam membahas terkait ekonomi pesantren, sehingga tidak jarang diskusi diskusi panjang curahan keinginan pun tertangkap oleh naluri pendamping. Tambahnya lagi.

Dalam pada itu Tudi Sopian Hamidi, sangat apresiasi terhadap semangat dan gairah baru yang muncul dari setiap pesantren dampingan saya. Sehingga berharap bahwa semangat tersebut tidak mengendur hanya gara gara Pelaksanaan OPOP 2020 yang akan berakhir di Bulan Desember. Sebaliknya sebagai pendamping kami berharap, justeru bisa memulai semangat baru setelah nya OPOP 2020 berkahir.

Menurut nya, Dinamika kompetitif yang telah peserta OPOP 2020 nikmati dengan penuh semangat dan penuh harapan tersebut, dapat segera di apresiasi melalui langkah langkah teknis dari pemerintah Provinsi Jawabarat. Sehingga ekonomi Pesantren segera berkembangnya danmerupakan dampak dari kehadirannya mengikuti Audisi di OPOP2020. Banyak cerita dan keinginan yang teruangkap melalui kehadiran pendamping ke pesantren pesantren tersebut. Demikian tudi menyampaikan.

Atas situasi tersebut, akan menjadi sia sia saja pelaksanaan OPOP 2020 ini, ketika semangat dan gairah yang muncul tersebut diabaikan begitu saja. Sehingga pengalaman pelaksanaan opop 2020 ini sudah semestinya menjadi pancingan bagi hadirnya pemberdayaan ekonomi lanjutan terhadap pesantren pesantren tersebut. Tambahnya lagi.

Pada kesempatan itu, tudi yang juga merupakan salah seorang Anggota Majelis Pembina Cabang PMII Garut inipun menambahkan, terkait Perlu adanya kegiatan teknis dan terukur dalam melanjutkan gairah dan semangat tersebut, dengan program yang benar benar merupakan kelanjutan dari potensi local masing masing pesantren. Sebagai misal: ketika pendamping menemukan adanya ponpes yang telah memiliki koor bisnis dalam bidang perdagangan, dengan asset yang lumayan besar, apalagi didukung dengan semangat untuk hadirnya Kopontren hendaknya menjadi catatan penting pemprov Jabar.

Selain itu adanya keterlibatan pesantren dalam ruang inklusifitas, telah memberi nilai positif bagi terbangunnya suatu system tatanan ekonomi yang solid antara ponpes dengan pemerintah Desa, menurut saya adalah hal yang luar biasa, dimana dalam ekonomi praktis mereka terlibat dalam menyusun rencana pengembangan ekonomi berbasis lingkungan. Adalah hal unik yang kami temukan di dalam pelaksanaan pendampingan OPOP 2020 ini.

Hal lainnya, ketika ada ponpes kecil yang membangun semangatnya, terinsfirasi dari Ponpes Al Ittifaq, dimana semangat membangun pertanian dan focus dipertanian, berharap bahwa pertanian dan ponpes akan saling membesarkan satu samalainnya, termasuk salah satu nilai yang kami tangkap dalam pelaksanaan pendampingan di OPOP 2020 ini.

Tiga gambaran diatas, hanya contoh deskripsi atas dialektika yang terbangun beberapa bulan ini, manakala kami turun mendampingi mereka, sebetulnya masih ada beberapa potensi ekonomi lainnya, seperti tahu pesantren, madu, peternakan, rempah rempah dan lainnya. Terangnya.

Hadirnya dukungan teknologi, mesin, modal serta pembinaan dalam rangka diversifikasi usaha, merupakan gambaran sederhana terhadap situasi yang kami temukan dilapangan sebagai kelanjutan OPOP2020 tersebut. Imbuhnya lagi.

“Sebagai wujud Apresiasi, saya akan segera berkirim surat kepada Bapak Gubernur Jawabarat, kepada Bapak Bupati Garut serta Bapak Kepala dinas KUK Jawabarat dan Kabupaten Garut, untuk menyampaikan beberapa saran dan usulan tindak lanjut atas Peserta Dampingan saya. Apalagi hal ini ditunjang dengan segera efektifnya pelaksanaan Undang Undang pesantren” Demikian Tudi Sopian Hamidi menutup pemaparannya. Berita Jawa Barat (red)

 

- Advertisement -

Berita Terkini