Kapus Teluk, Diduga Pungli Dana BOK Puskesmas Selama 3 Tahun

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Langkat – Oknum Kepala Puskesmas (Kapus) Desa Teluk berinisial dr ED, diduga melakukan pungutan liar (pungli) dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) terhadap tenaga kesehatan yang menerima BOK di puskesmas tersebut. Fantastis, jumlah angkanya pun tak tanggung-tanggung, mencapai ratusan juta rupiah per tahunnya.

Awak media mengetahui informasi tersebut dari sebuah buku catatan yang berisi nama-nama tenaga kesehatan dari Puskesmas Desa Teluk yang terletak di Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, dari salah seorang tenaga kesehatan yang dimaksud.

Terlihat dari daftar nama tenaga kesehatan yang menyetor sejumlah uang kepada oknum yang disuruh dr ED untuk melakukan pemotongan BOK yang mereka terima sebesar 40 persen. Jumlahnya pun variatif, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah per tenaga kesehatan.

ED saat ditemui awak media di ruangan kerjanya beberapa waktu lalu, dirinya mengaku tidak pernah melakukan pungutan apapun di Puskemas yang dipimpinnya.

“Di buku itu ada judulnya gak? Gak ada yang perlu saya sikapi terkait masalah ini, karena selama 3 tahun saya disini, gak penah saya melakukan pungutan. BOK itu langsung masuk ke rekening mereka,” sebut dr ED.

“Kita jalankan aja tugas kita masing-masing. Ada aturan yang harus kita jalankan. Laporan apapun yang kalian terima, sudah kita klarifikasi. Hanya itulah jawaban yang bisa saya sampaikan,” pungkas dr ED.

Terpisah, salah seorang tenaga kesehatan Puskesmas Desa Teluk saat dijumpai awak media di Kota Stabat, mengaku kalau pemotongan itu sudah dilakukan dr ED selama 3 tahun.

“Alasan dia (ED) uang pemotongan itu untuk disetorkan ke dinas. Tapi sudah kami tanya ke dinas, bahwa tidak ada uang itu masuk ke sana,” sebutnya, Minggu (19/01/2020) sekira jam 13.30 WIB, sembari meminta namanya tidak disebutkan.

Narasumber menambahkan, ED juga pernah beralasan kalau uang pungutan itu untuk gaji tenaga kebersihan dan satpam.

“Setelah kami tanya sama satpam, dia mengaku kalau gaji yang diterimanya adalah dari dinas, dan tidak ada tambahan dari ED,” sambungnya.

“Seharusnya, BOK itu dibagikan oleh seluruh petugas kesehatan puskesmas. Tapi Puskesmas Desa Teluk, hanya orang tertentu aja yang dapat. BOK itukan pengganti uang transport kami, kok seenaknya aja dia (dr ED) main potong gitu,” pungkasnya kesal.

Terpisah, salah seorang tenaga kesehatan lain saat dikonfirmasi awak media via telepon selulernya mengaku kalau BOK nya juga dipotong oleh dr ED.

“Memang ada dipotong BOK ku Desember 2019 kemarin. Kata ibu (ED), untuk uang kesejahteraan Puskesmas. Kemarin aku langsung nyetor ke ibu sebesar 40% dari BOK,” bebernya, Minggu (19/01/2020) Sore.

Narasumber juga mengatakan, bahwa pemotongan BOK yang diterima tenaga kesehatan di Puskesmas Desa Teluk, sudah berjalan selama 3 tahun sejak dr ED menjadi Kapus.

“Setiap kali pencairan BOK kita dipotong 40%. Terakhir kali ini saya nyetor ke Ibu itu Rp. 800.000 lebih,” pungkasnya.

Sebelum ED menjadi Kapus Desa Teluk, tidak ada pemotongan BOK. Tenaga kesehatan mendapatkan BOK secara utuh. Disamping itu, ada tiga orang masing-masing berinisial HRB, EN dan MW yang disebut-sebut sebagai orang suruhan ED untuk melakukan pungutan ke rumah-rumah.

Tenaga kesehatan Puskesmas Desa Teluk berharap agar masalah ini dapat menjadi perhatian serius dari pihak terkait. Dan kepada aparat penegak hukum agar bisa mengusut tuntas kasus dugaan pungli tersebut. Berita Langkat, Wahyu

- Advertisement -

Berita Terkini