Warga Bahorok Langkat Disekap, Pemerintah Berupaya Meredam Aksi

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Langkat – Camat Bahorok Kabupaten Langkat Dameka Putra Singarimbun mengatakan perselisihan warga masalah hutang piutang, yang mengakibatkan bentrok warga amukan massa ke oknum preman.

“Yang mengakibatkan 3 anggota oknum preman tersebut diamuk massa. 2 masih dirawat di puskesmas, 1 meninggal dunia,” kata Camat saat dihubungi MUDANEWS.COM melalui pesan Whatsapp, Sabtu malam (11/1/2020).

Dameka mengungkapkan kasus masih ditangani pihak polres langkat. Pemerintah kecamatan dan tokoh berupaya meredam agar aksi tidak menyebar hingga situasi kondusif.

“Sampai saat ini situasi aman dan terkendali,” beber Camat Bahorok.

Masyarakat berkumpul menyatukan kekuatan, sekitar 700 orang massa melakukan penyerangan markas A. Sayang, massa yang sudah beringas tidak menemukan A. Karena A, sudah keburu kabur. Namun mereka mendapati 3 orang yang diduga merupakan kaki tangan A.

Merekapun melampiaskan amarah mereka kepada ketiga orang itu, hingga menjadi bulan-bulanan massa. Tidak sampai disitu, gubuk yang selama ini menjadi markas A dan kroninya dibakar, demikian juga dengan mobil jenis Taft Rocky dan sepeda motor milik A.

“Jadi ini murni gerakan menjawab kekesalan dan keresahan masyarakat selama ini. Sebab, tindakan A dan kroninya sudah sangat diluar batas kesabaran kami (masyarakat). Sementara, selama ini kami hanya menunggu dan terus menunggu tindakan tegas aparat yang tak kunjung datang,” jelasnya.

Ibu dan bayi diduga korban penyekapan sekelompok preman berhasil diselamatkan warga, Sabtu (11/01/2020).

Hingga Sabtu (11/01/2020) dini hari tadi, masyarakat Desa Tanjung Lenggang, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, masih berkumpul dan berjaga-jaga.

Demikian juga dengan aparat kepolisian dan TNI disana. Tepat di simpang Desa Tanjung Lenggang dan Pante Sampah, sekitar 700 orang masyarakat masih berjaga.

Selain mencari keberadaan A, masyarakat yang berkumpul dan berjaga untuk antisipasi terjadi serangan balasan. Sebab, mereka khawatir A dan kelompoknya akan melakukan tindakan balasan.

“Pokoknya kami menolak keras aksi premanisme dikampung ini,” tegas masyarakat.

Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Langkat AKP. Teuku Fathir Mustafa, ketika dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut.

“Kami sudah di TKP, saat ini sedang kami lakukan olah TKP dan penyelidikan. Sudah ada 10 saksi yang kami periksa,” ungkapnya melalui pesan WhatsApp.

Ketika ditanya tentang adanya korban meninggal dunia dalam aksi tersebut, Fathir belum bersedia menjawab.

“Perkembangan selanjutnya nanti kami infokan,” pungkasnya. Berita Langkat, Wahyu

- Advertisement -

Berita Terkini