Pemerintah Tutup Mata, Pengangkut Material Proyek KA RPK 2 Rusak Jalan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Labuhanbatu – Pemkab labuhanbatu melalui Dinas PU (Pekerjaan Umum) dan Dinas Perhubungan dituding tutup mata atas kondisi badan jalan di jalan urung kompas kecamatan Rantau Selatan kabupaten Labuhanbatu yang rusak parah akibat dilintasi puluhan truck pengangkut material (Tanah urug) proyek pengerjaan jalur kereta api menuju lokasi kerja di RPK (Rencana Pelaksanaan Kegiatan) Dua.

Sebab, sampai saat ini tidak ada tindakan tegas dari dinas terkait terhadap supplier atau pemasok jutaan kubik tanah urug ke lokasi mega proyek lajur kereta api (RPK -2) yang di angkut puluhan truck dari kecamatan bilah barat.

“Ada apa ini dengan Dinas PU dan Dinas Perhubungan pemkab Labuhanbatu, kenapa tidak ada tindakan , setau saya jalan itu baru selesai di kerjakan pada tahun 2017 silam,” bilang Ketua LSM Topan- RI Labuhanbatu, Jansen Nainggolan, Senin (22/04/2019).

Dia menduga bahwa puluhan truck-truck mengangkut tanah urug tersebut over tonase dan disinyalir jalan yang dilintasi tersebut diluar speksi kelas badan jalan tersebut sehingga memicu rusaknya beberapa titik di badan jalan tersebut sehingga merugikan masyarakat banyak yang melintas jalan yang menghubungkan tiga kecamatan itu.

Kepada wartawan dia meminta pada Dinas Perhubungan untuk melakukan pengecekan tonase pada truck-truck tersebut serta Dinas PU untuk melakukan perawatan pada badan jalan-jalan yang rusak. “Dengan begitu tidak ada pihak-pihak yang dirugikan, jangan hanya kepentingan kelompok saja harus mengorbankan hak-hak orang lain,” cetusnya.

Kondisi tersebut pun dikeluhkan sejumlah warga yang berdomisili di sana. “Selama ada truk-truk cold diesel pengangkut tanah timbun, jadi cepat rusak jalan ini,” keluh salah seorang warga.

Truk pengangkut tanah itu juga mengakibatkan polusi udara. Tak jarang para pengendara menutup mulut dan hidung saat melintasi jalan karena abu yang dihasilkan dari puluhan truk yang mondar-mandir.

Tidak hanya itu pengendara yang sering melintasi jalan tersebut juga mengeluhkan hal yang sama. Selain kerusakan jalan, saat berpapasan dengan truk-truk pengangkut tanah timbun itu dirinya juga mengaku kesal lantaran polusi udara yang dihasilkan truk tersebut. “Berdebu kalau berpapasan dengan truk-truk itu, polusi, sesak napas, sakit mata,” katanya.

Pantauan awak media di sepanjang Jalan Urung Kompas tersebut, sedikitnya ada 6 titik kerusakan, diperkirakan berukuran 2×2 meter. Hal itu dikhawatirkan bakal menjadi penyebab kecelakaan dan polusi udara, baik yang ditimbulkan truk pengangkut tanah maupun abu yang muncul dari badan jalan yang rusak. Berita Labuhanbatu, Arjuna

- Advertisement -

Berita Terkini