Ratusan Tenaga Magang RSUD Djasamen Menahun Tak Gajian

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Siantar – Manajemen RSUD Djasamen Saragih Pematangsiantar kembali diterpa kabar tak sedap. Kali ini pihak manajemen disebut memiliki ratusan tenaga magang dan sudah menahun tidak menerima gaji. Kabar pengadaan tenaga magang menjadi pembahasan utama, dan juga permasalah gaji yang sudah menahun tak diberikan dalam pertemuan SBSI Solidaritas, tenaga magang dengan pihak manajemen RSUD Djasamen Saragih, Selasa (18/7/2017).

Pihak SBSI mempertanyakan mengapa sebagian pimpinan yang saat ini menjabat pada tahun-tahun sebelumnya juga menjadi pejabat di rumah sakit Type B ini bisa tidak tahu. Apalagi Direktur RSUD yang baru dilantik dr Susanti, merupakan dokter yang diketahui sudah lama bertugas di rumah sakit tersebut.

Pengurus SBSI Solidaritas Rindu, tidak menyangka rumah sakit milik pemerintah mempekerjakan orang namun tega tidak memberikan gaji. Padahal para tenaga magang selama ini mendapatkan Surat Keputusan (SK) bekerja. Dijelaskannya bukti penyimpangan tidak ditambah-tambahi, bukan dimanipulasi. Ada nama Henny Yuspita, ini SK-nya tahun 2014. Bahkan ada yang 2007, gak digaji dengan frasa Tenaga Sukarela.

“Kami menangis dan menjerit gak nyangka rumah sakit pemerintah ini memperbudak orang. Membunuh orang, tanda petik. Dan ternyata, teman-teman ini ada yang sarjana, ada yang D3, ada yang D1,” sambung Rindu yang saat ini sedang mengikuti seleksi Panwaslu Kota Siantar itu.

“Saya bingung, lembaga publik mempekerjakan orang sukarela. Belum lagi cerita soal teknis, ada shift malam, pagi dan shift siang. Karena itulah, kami ingin berunding mengenai permasalahan ini, berdiskusilah kita untuk mencari solusinya,” tukasnya

Tenaga magang RSUD Djasamen Saragih, Lenny Silalahi membenarkan tindakan pihak rumah sakit. Katanya, sejak masuk ke BLUD RSUD Djasamen Saragih Tahun 2010, ia tidak mendapatkan upah sesuai mekanisme hukum.

“Kami yang magang ini tercatat di keanggotaan SBSI berjumlah 51 orang. Artinya masih ada magang RSUD di luar ini. Totalnya sekitar 140 lebih,” katanya singkat.

Syahfaruddin Saleh Nasution (35), warga Jalan Rakuta Sembiring membeberkan sudah 9 tahun menjadi tenaga magang di rumah sakit.

“Saya tenaga perawat. Di sini kami yang berstatus magang diberikan sama bekerja seperti orang yang bertatus PNS tetapi kami tidak mendapatkan gaji atau upah. Kita sudah pernah melakukan komunikasi dengan pihak rumah sakit tahun 2015, tetapi dikatakan sabar. Katanya akan dilakukan perekrutan menjadi pegawai BLUD agar tenaga magang bisa mendapatkan upah layak. Tetapi saya malah tidak dimasukkan. Sementara yang baru dua tahun magang langsung masuk. Mungkin dekingnya ada, entah itu keluarganya. Harapan kami bisa masuk menjadi pegawai BLUD, tetapi kami pun tidak tahu kenapa kami tidak diangkat,” bebernya.

Sejak masuk tahun 2007, persoalan ini sudah pernah disampaikan kepada pihak rumah sakit di ruang Bakkordik, namun nasib mereka tetap tidak mendapatkan keadilan tak kunjung ditepati hingga saat ini. Padahal, pengangkatan menjadi pegawai tetap itulah yang ditunggu-tunggu selama bertahun-tahun.

“Kami tidak diberikan upah. Tidak kami pungkiri kami dapat jasa medis, dan kami selalu mendapatkannya lebih sedikit dari pegawai PNS. Kami kadang hanya dapat Rp800 ribu per 3 bulan. Padahal harusnya bisa dapat sesuai dengan jumlah pasien yang kita tangani. Hanya sekali saya mendapatkan jasa medis mencapai Rp1,6 juta. Saat itu awal tahun 2016,” terangnya.

Dirut RSUD dr Djasamen Saragih dr B Susanti SP A mengaku, persoalan tersebut baru didapatkan setelah muncul protes dari ratusan tenaga magang dan SBSI Solidaritas yang dipimpin Ramlan Sinaga.

“Saya tidak mengetahui ini sebelumnya. Saya juga tidak tahu bagaimana status mereka-mereka ini. Kami di sini baru beberapa hari sejak pertukaran manajemen. Kami manajemen baru, mulai mau melihat seluruh sektor‎ masalah-masalah yang ada di rumah sakit,” ujar Susanti.

“Melihat adek-adek ini sudah bekerja sekian lama magang, mungkin sudah dapat honor jasa, terakhir tidak mendapat honor.‎ Kami bertekad, kami akan memperbaiki manajemen dengan harapan kalo manajemen sudah bagus, pasien akan banyak datang. Setelah itu, kita akan meliha‎t, apakah keuangan kita sudah mencukupi. Kami akan diskusi menyikapi persoalan adek-adek kami. Tentu nanti melalui seleksi, karena begitu banyaknya tenaga magang disini. Mudah-mudahan bisa ditampung semua jadi pegawai RSUD,” ujarnya. Berita Siantar, Deva

- Advertisement -

Berita Terkini