Parade Batik Medan Catat Rekor MURI

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Karnaval Budaya yang digelar Pemko Medan melalui Dinas Pariwisata Kota Medan dalam rangka memeriahkan Hari Jadi ke-427 Kota Medan berlangsung meriah, Minggu (16/7) pagi lebih dari 3.000 peserta mengikuti karnaval ini dengan mengenakan Batik Medan, pakaian adat, serta pakaian hasil modifikasi yang sangat menarik.

Selain untuk melestarikan 14 budaya etnis yang ada di Kota Medan, kegiatan ini juga digelar dalam rangka meningkatkan sekaligus mempromosikan kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara sekaligus sebagai hiburan kepada seluruh masyarakat yang selama ini sudah mendukung proses pembangunan di Kota Medan yang membanggakan lagi, karnaval ini mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI), khusus peserta yang mengenakan Batik Medan.

Tercatat, 2.674 peserta karnaval mengenakan pakaian Batik Medan yang merupakan hasil kerajinan para pelaku UMKM di Kota Medan sebelumnya, peserta yang mengenakan busana Batik Medan hanya ditargetkan 2.500 peserta saja.

Ternyata jumlah peserta yang mengenakan batik hasil gagasan Ketua TP PKK dan Dekranasda Kota Medan, Hj Rita Maharani Dzulmi Eldin SH ini lebih banyak lagi ternyata jumlah ini berhasil masuk Rekor MURI.

Oleh karenanya, pihak MURI pun memberikan penghargaan dengan kategori Karnaval Mengenakan Busana Batik Medan Oleh Peserta Terbanyak penghargaan ini langsung diberikan pihak MURI kepada Walikota Medan Drs H T Dzulmi Eldin S MSi didampingi Ketua TP PKK dan Dekranasda Kota Medan, Wakil Walikota Ir Akhyar Nasution MSi beserta Wakil Ketua TP PKK Nurul Khairani Akhyar Nasution.

Sebelum melaksanakan Karnaval Budaya, seluruh peserta yang terdiri dari pimpinan SKPD, camat, lurah, kepala lingkungan serta masyarakat berkumpul di depan rumah bersejarah, Tjong Afie di Jalan Ahmad Yani.

Mereka mengenakan Batik Medan dengan berbagai motif seperti Penari Melayu, Tepak Sirih, Istana Maimun, Becak Medan, Masjid Raya, Payung Melayu, Durian, Bunga Kangkung, Bunga Terong, Kupu-kupu, Daun Sirih dan Bunga Padi.

Selain itu para peserta juga mengenakan pakaian adat berasal dari 14 etnis yang ada di Kota Medan sebagai simbol keberagaman, serta busana hasil modifikasi usai melepas, Wali kota bersama Ketua TP PKK dan Dekranasda Kota Medan didamping Wakil Walikota beserta unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah ikut Parade Budaya bersama unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Medan

Walikota mengenakan Batik Medan bewarna biru dengan motif becak Medan, sedangkan Ketua TP PKK dan Dekranasda Kota Medan mengenakan motif tarian Melayu dan Istana Maimun dipadukan bunga merah juga warna biru.

Sementara itu, Wakil Walikota mengenakan Batik Medan bermotif Masjid Raya, sementara sang istri mengenakan busana bermotifkan tepak sirih selanjutnya mereka beserta unsur Forkopimda dan ribuan masyarakat berjalan menuju Lapangan Merdeka melintasi karpet merah berukuran lebih kurang 2 meter dengan panjang sekitar 500 meter.

Iring-iringan ini melintasi bangunan-bangunan tua yang memenuhi sisi kiri maupun kanan Jalan Ahmad Yani pawai ini mendapat sambutan hangat ratusan masyarakat, termasuk sejumlah turis mancanegara yang berdiri di pinggir jalan, selain tepuk tangan, mereka juga melambaikan tangan.

Malah ada yang langsung mengabadikan momen langka ini dengan menggunakan kamera tustel maupun handphone meski Jalan Ahmad Yani sempat ditutup namun kelancaran arus lalulintas tidak terganggu selama pawai berlangsung hampir satu jam tersebut.

Selain petugas Satlantas Polrestabes Medan dan Dinas Perhubungan Kota Medan melakukan pengaturan, volume kenderaan yang melintas pun berkurang lantaran hari libur dan masih pagi dikatakan Wali Kota, sejumlah kegiatan telah dilakukan dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Kota Medan.

“Semua kegiatan itu digelar semata-mata untuk meningkatkan budaya kebersamaan, kepedulian dan rasa cinta kepada Kota Medan. Insya Allah melalui semua kegiatan yang digelar ini, kita semakin mencintai kota ini dan menjadikan Kota Medan sebagai rumah kita,” kata Walikota.

Terkait dengan Karnaval Budaya yang dilaksanakan, walikota mengatakan sebagai simbol Medan sebagai kota multikultural yang dihuni 14 etnis budaya dominan dan mewarnai kehidupan di ibukota Provinsi sumatera Utara walaupun beragam namun semua hidup berbaur dengan penuh kedamaian dengan menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan sehingga Medan sering dijuluki miniaturnya Indonesia.

Selanjutnya sebagai pimpinan daerah, walikota tak lupa menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua elemen masyarakat atas keamanan dan kekondusifan yang sudah terjaga dengan baik selama ini di Kota Medan termasuk, partisipasi dan bantuan yang diberikan untuk mendukung pembangunan.

“Tanpa partisipasi dan dukungan anda semua, niscaya Kota Medan hanya akan menjadi kota besar yang tidak memiliki jiwa jadi kita semua harus terus menerus menjaga dan mengisi pembangunan di Kota Medan dengan segala daya maupun upaya yang kita mampu,” ujarnya.

Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan membangun Kota Medan tercinta ini ungkapnya sedangkan Ketua TP PKK Kota Medan, Hj Rita Maharani Dzulmi Eldin SH mengaku sangat gembira karena Parade Budaya, terutama peserta yang mengenakan Batik Medan mendapat penghargaan dari MURI.

Dengan penghargaan yang diperoleh itu, Hj Rita berharap Batik Medan semakin terkenal sehingga UMKM di Kota Medan semakin maju, terutama bagi para pengerajin batik.

“Hasil dan kualitas Batik Medan tidak kalah dengan batik-batik lain di seluruh Indonesia untuk itu saya mengajak seluruh warga Kota Medan untuk mencintai Batik Medan. Saya beserta keluarga, termasuk jajaran Pemko Medan mengenakan Batik Medan, Insya Allah jika semua mengenakan Batik Medan, kehidupan para pengerajin batik di Kota Medan akan lebih meningkat dan sejahtera lagi,” kata Hj Rita.

Ibu tiga anak ini selanjutnya mengatakan, dirinya sebagai Ketua Dekranasda Kota Medan siap membantu para pengerajin lainnya diingatkannya, jika seluruh pengerajin yang ada di Kota Medan bersungguh-sungguh dalam bekerja dan punya tekad untuk maju, dia optimis hasilnya akan lebih baik lagi sehingga diminati masyarakat.

Selain Parade Budaya, kegiatan juga diisi dengan tarian kolosal dan tarian etnis yang menggambarkan 14 budaya etnis dominan di kota Medan yakni Melayu, Karo, Mandailing, Toba, Simalungun, Angkola, Nias, Minang, Aceh, Jawa, Dairi, Tionghoa, Arab dan India, hiburan band serta lucky Draw

Sedangkan Plt Kadis pariwisata Kota Medan, Budi Hariono SSTP MAP menjelaskan, masuk tujuan digelarnya Karnaval Budaya ini guna memotivasi pembentukan sikap terhadap adat dan seni budaya.

Kemudian, melestarikan dan mengembangkan warisan budaya bangsa serta meningkatkan seni kreatifitas menyangkut kebudayaan dan kepariwisataan yang lebih penting lagi sebagi benteng arus global budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai keluhuran budaya kita.

“Serta meningkatkan sekaligus mempromosikan pariwisata dan budaya di Kota Medan,” jelas Budi. (ka)

 

- Advertisement -

Berita Terkini