Sutrisno Sebut Konflik Go-Jek VS Parbetor Karena Pemko Tak Menjawab Tuntutan Aksi

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Laporan: Dhabit Barkah Siregar

MUDANews.com, Medan (Sumut) – Konflik antar pengemudi angkutan berbasis online milik PT Go-Jek Indonesia (Grab Car) oleh pengemudi Becak Bermotor (Betor), tidak habis-habis dibahas oleh masyarakat. Seorang supir Grab Car yang baru bekerja selama empat bulan, Frans (22), warga Komplek Golden Place, Jalan Bhayangkara, Medan pun jadi bulan-bulanan para pengemudi betor yang marah, Rabu (22/2) lalu.

Sehubungan itu, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRD-Sumut) Komisi C, Fraksi PDIP, Sutrisno Pangaribuan menyayangkan peristiwa tersebut.

Melalui pesan singkat (SMS), Sutrisno mengatakan, Pemerintah Kota (Pemko) Medan belum menjawab tuntutan para pengemudi becak saat menggelar aksi di Balai Kota, Jalan Letjend S Suparman, Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah, Selasa (21/2). Karenanya, seolah-olah tidak diperdulikan, para pengemudi becak kian berang dengan persaingan yang terjadi antara Go-Jek dan becak. Akibatnya, kejadian yang dialami Frans pun dianggap sebagai buntut dari sikap tak perduli pemerintah. Hal ini juga dapat meluas di kalangan masyarakat.

“Konflik antar pegemudi becak motor dengan pengemudi taksi, ojek online akhirnya terjadi juga. Pengemudi becak motor tidak mendapat jawaban yang memuaskan dari Walikota Medan atas tuntutan aksi kemarin. Akhirnya hari ini terjadi aksi saling sweeping yang mengakibatkan terjadinya perang terbuka, saling lempar, bahkan ada yang dianiaya. Keadaan ini dapat berlanjut kepada konflik yang semakin meluas apabila Walikota Medan tidak segera memfasilitasi para pihak untuk duduk bersama,” kata Sutrisno, Jum’at (24/2) siang.

Dengan peristiwa demo para pengemudi becak, juga demo para driver Go-Jek di kantornya sendiri beberapa waktu lalu, kondisi tersebut menjadi titik hitam bagi Walikota Medan, Dzulmi Eldin yang pernah menerima penghargaan dalam bidang tata kelola lalulintas oleh Kementerian Perhubungan (Menhub).

Belum lagi, kondisi beberapa ruas jalan di Medan yang rusak dan tak kunjung diperbaiki, kian menambah raut murung wajah Kota Medan.

Menurut Sutrisno, penghargaan yang diraih Eldin tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan tata kota dan pengelolaan lalulintas.

“Kondisi ini bertolak belakang dengan penghargaan di bidang tata kelola lalu lintas yang baru-baru ini diterima oleh Walikota Medan dari Menteri Perhubungan,” tandasnya.

- Advertisement -

Berita Terkini