SHE Menggelegar! ‘Siapa Memainkan NU Akan Kualat — Jatuh atau Dijatuhkan!

Breaking News
- Advertisement -

Mudanews.com Jakarta –  Kembali memanas di lingkaran Nahdlatul Ulama (NU). Pengacara senior sekaligus tokoh NU, Saiful Huda Ems (SHE), melontarkan peringatan keras yang mengguncang jagat Nahdliyin. Dalam tulisan reflektif yang beredar luas, SHE menegaskan: NU bukan alat dagang politik dan bukan pula “kapal bebas pakai” yang bisa diseret ke kepentingan kekuasaan.

Dengan nada tajam yang menjadi ciri khasnya, SHE membuka kritiknya dengan kalimat yang langsung menghantam:

“Siapa yang bermain-main dengan NU… ia akan kualat. Ia akan jatuh atau dijatuhkan.”

Pernyataan itu sontak mengirim sinyal keras kepada pihak-pihak yang dinilai tengah berupaya membajak NU demi agenda politik praktis.

NU Bukan Panggung Politik: “Ini Rumah Ulama, Bukan Bursa Kekuasaan”

SHE menegaskan, para pendiri NU — KH Hasyim Asy’ari, KH Wahab Hasbullah, hingga KH Bisri Syansuri — tidak pernah membangun NU sebagai kendaraan politik. NU adalah jam’iyah ulama, bukan panggung dagang legitimasi.

“NU bukan kendaraan politik yang bisa seenaknya digunakan untuk meraih kekuasaan,” tegasnya.

SHE bahkan menyentil isu kontroversial yang belakangan menyeret nama sejumlah tokoh terkait kunjungan ke Israel. Menurutnya, langkah semacam itu bertentangan dengan garis perjuangan NU sejak awal: membela Palestina dan menolak segala bentuk penjajahan.

Ia menyebut prinsip al-muqowwamah sebagai identitas abadi Nahdliyin: tegas melawan perampasan kemanusiaan, siapa pun pelakunya.

Lima Fondasi NU: Kompas Moral yang Tak Boleh Dibelokkan

Dalam tulisannya, SHE kembali mengingatkan lima fondasi utama NU yang disebutnya sebagai “kompas moral” organisasi terbesar di Indonesia itu:

1. Menjaga ajaran Aswaja

NU berdiri sebagai benteng Islam moderat Asy’ari–Maturidi, fikih Syafi’i, dan tasawuf aliran Junaid serta Al-Ghazali. Semua ini tak boleh dipelintir demi proyek politik siapa pun.

2. Mengorganisasi ulama dan pesantren

NU lahir dari kegelisahan para kiai mengenai masalah umat—bukan dari ambisi kekuasaan.

3. Melindungi kepentingan umat

NU harus hadir di bidang pendidikan, sosial, dan ekonomi. “NU bukan tempat bagi orang yang ingin memperkaya diri,” tulis SHE.

4. Menjaga martabat bangsa

NU selalu berdiri di garis depan mempertahankan kedaulatan Indonesia. Sikap ini, tegas SHE, tidak boleh dikhianati.

5. Menyebarkan Islam rahmatan lil ‘alamin

NU dibangun sebagai perekat bangsa, bukan makelar politik atau broker moral.

Peringatan Mengeras: “NU Terlalu Besar untuk Dimainkan!”

Di bagian akhir, SHE meledakkan peringatannya dengan kalimat tak terbantahkan:

“Siapa pun yang memperkaya diri, memanfaatkan NU untuk kepentingan kelompok, atau menjadikan NU alat politik… ia akan kualat. Ia akan jatuh atau dijatuhkan.”

Bagi SHE, NU bukanlah bangunan kosong. Ia berdiri dari doa para kiai, keringat para santri, dan perjuangan umat. Karena itu, siapa pun yang mencoba mengotori perjuangan ini akan menuai akibatnya.

Siapa SHE? Pengacara yang Tak Pernah Tunduk pada Kekuasaan

Saiful Huda Ems bukan nama baru di gelanggang keagamaan dan kebangsaan. Alumni Pesantren Tebuireng (1985–1991) dan salah satu pendiri KMNU ini dikenal dengan gaya kritiknya yang tajam, berani, dan tak pernah menjilat kekuasaan.

Sejak muda, garis moralnya tidak berubah:
membela umat, menjaga bangsa, dan memastikan NU tetap berada di jalur ulama — bukan jalur para pemburu kekuasaan.**(Red)

 

Berita Terkini