Dua Lembaga Survei Tempatkan PDI Perjuangan Semakin Kokoh Meski Tanpa Efek Jokowi

Breaking News
- Advertisement -

 

Mudanews.com Jakarta  — Dua lembaga survei nasional, Indonesia Political Opinion (IPO) dan Poltracking Indonesia, secara bersamaan merilis hasil survei elektabilitas partai politik terkini. Hasil keduanya memperlihatkan tren menarik: meski tidak lagi didorong oleh efek elektoral Presiden Joko Widodo, PDI Perjuangan (PDIP) tetap bertahan dan bahkan semakin kokoh di posisi papan atas politik nasional.

Dalam survei IPO yang dilaksanakan pada 9–17 Oktober 2025, Gerindra masih memimpin dengan elektabilitas 33,5%, disusul PDI Perjuangan di posisi kedua dengan 16,4%. Sementara di bawahnya menyusul Golkar (9,1%), PKB (6,2%), dan PAN (5,0%) yang berhasil menembus lima besar.

Namun, di tengah perubahan peta dukungan pasca berakhirnya pemerintahan Jokowi, posisi PDIP dinilai tetap stabil dan memiliki ketahanan ideologis yang kuat. Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah, menyebut PDIP berhasil menjaga soliditas kader dan pemilih loyalnya di tengah arus perubahan politik nasional.

“Meskipun tak lagi memiliki keuntungan elektoral dari figur Presiden Joko Widodo, PDI Perjuangan menunjukkan karakter partai yang matang secara kelembagaan. Basis ideologis dan loyalitas pemilih PDIP masih menjadi faktor kunci kekokohannya,” ujar Dedi dalam keterangan resminya di Jakarta.

Sementara itu, hasil survei Poltracking Indonesia periode 3–10 Oktober 2025 juga menunjukkan pola serupa. PDIP berada di peringkat kedua dengan 16,3%, hanya terpaut sekitar 4 persen dari Gerindra yang meraih 20,6%. Posisinya mengungguli partai-partai besar lain seperti Golkar (10,8%), PKB (9,5%), dan NasDem (7,2%).

Peneliti senior Poltracking menilai, capaian tersebut menunjukkan bahwa PDI Perjuangan mampu mempertahankan kepercayaan publik meski terjadi perubahan figur kepemimpinan nasional.

“PDIP tidak bergantung sepenuhnya pada figur Jokowi. Konsistensi ideologis dan struktur partai yang kuat membuatnya tetap menjadi kekuatan utama di tengah dominasi Gerindra,” ujarnya.

Hasil dua survei tersebut memperlihatkan keseimbangan baru dalam peta politik nasional. Di satu sisi, Gerindra menguat sebagai partai pemerintah dengan efek Prabowo–Gibran, sementara di sisi lain, PDIP tetap menjadi kekuatan oposisi utama yang memiliki daya tahan politik tinggi tanpa ketergantungan pada figur presiden.

Tren ini menegaskan bahwa PDIP masih menjadi satu-satunya partai dengan akar massa ideologis yang konsisten sejak reformasi, dan tetap menjadi poros penting dalam percaturan politik menuju Pemilu 2029.**(Red)

Berita Terkini