Mudanews.com Jakarta – Selama sekitar 3 jam, Presiden Prabowo melakukan pertemuan dengan para tokoh Gerakan Nurani Bangsa (GNB) di Istana Kepresidenan di Jakarta, kemarin malam. Dalam pertemuan tersebut, GNB menyampaikan sejumlah masukan untuk menyikapi harapan masyarakat yang terangkum dalam 17+8 tuntutan. Salah satu komitmen yang disampaikan Presiden Prabowo dalam pertemuan itu, kata Lukman Hakim Saifuddin, anggota GNB yang juga mantan Menteri Agama, adalah menegakkan supremasi sipil.
Para tokoh GNB yang hadir dalam pertemuan itu adalah Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Romo Franz Magnis-Suseno SJ, Prof M Quraish Shihab, KH Ahmad Mustofa Bisri, Mgr Ignatius Kardinal Suharyo, Omi Komariah Nurcholish Madjid, Prof Dr Amin Abdullah, Bhikkhu Pannyavaro Mahathera, Alissa Q Wahid, Lukman Hakim Saifuddin, Karlina Rohima Supelli, Pendeta Jacky Manuputty, Pendeta Gomar Gultom, Romo A Setyo Wibowo SJ, Erry Riyana Hardjapamekas, Ery Seda, Laode Moh Syarif, Makarim Wibisono, Komaruddin Hidayat, dan Slamet Rahardjo.
Selain komitmen Presiden untuk menegakkan supremasi sipil, kata Lukman Hakim, Prabowo setuju pembentukan komisi investigasi independen untuk mengusut huru-hara akhir Agustus lalu, yang telah menewaskan 10 orang. Pembentuk komisi ini menjadi salah satu tuntutan dari 17+8. GNB mengusulkan agar tim tersebut diisi oleh tokoh-tokoh yang berintegritas tinggi, profesional, dan mandiri. GNB juga meminta para aktivis, mahasiswa dan pelajar yang masih ditahan polisi dari kejadian akhir Agustus itu untuk segera dibebaskan.
Pendeta Gomar Gultom, usai pertemuan itu juga mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo sepakat dengan usulan GNB untuk segera membentuk tim atau komisi reformasi kepolisian. Menteri Agama Nasaruddin Umar yang juga hadir dalam pertemuan itu mengungkapkan, bahwa harapan-harapan yang disampaikan oleh GNB sejalan dengan niat Presiden Prabowo.
Pertemuan yang berlangsung selama hampir tiga jam tersebut membahas berbagai isu kebangsaan mulai dari reformasi politik, ekonomi, hingga penegakan hukum, serta saling bertukar pandangan mengenai tantangan dan harapan untuk Indonesia ke depan.
Pertemuan di Istana ini menunjukkan keterbukaan pemerintah dalam menjalin komunikasi dengan berbagai elemen bangsa untuk bersama menjaga Indonesia yang damai dan berkeadilan**(Red)
Sumber : Seskab