Politikus PSI Joko Wahyono Ungkap Generasi Muda Bukan Penonton Sejarah

Breaking News

- Advertisement -

Jakarta – Mudanews.com | Partai Solidaritas Indonesia (PSI) lahir beriringan dengan masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Tepatnya tanggal 16 November 2014 usai Presiden ke 7 resmi dilantik tanggal 22 Oktober 2014.

Kelahiran Partainya anak muda menjadi kado di awal kepemimpinan Presiden Jokowi, mengisyaratkan kebebasan partisipasi kaum muda berpolitik. Mengusung slogan Solidaritas sesama anak bangsa, PSI konsisten mendukung pemerintahan Joko Widodo selama 2 periode.

Kader-kader mudanya menorehkan catatan dan gebrakan politik yang tidak biasa.  Menyuarakan gerakan anti korupsi dan transparansi anggaran menobatkan PSI sebagai satu-satunya Parpol yang belum pernah tersangkut hukum kasus korupsi.

“PSI lahir dalam rangka menindaklanjuti konsep politik Presiden Jokowi yang dikenal demokratis dan transparan. Politik berkembang secara dinamis, namun PSI konsisten di samping Bapak Jokowi dari kelahirannya 2014 hingga saat ini. Meskipun tidak lagi menjabat, loyalitas PSI kepada bapak Jokowi tidak berkurang apalagi melupakannya” jelas Joko Wahyono, politikus sekaligus kader muda PSI dari Jawa Tengah ini kepada awak media yang mewawancarainya.

Kebersamaan PSI dan Presiden Joko Widodo selama lebih dari 10 tahun menjadi contoh pembelajaran politik. Menurut Joko Wahyono PSI dan Presiden ke 7 Jokowi satu visioner yang tidak terpisahkan dalam apapun pergulatan politik yang terjadi.

“Kunci kebersamaan PSI dengan Bapak Jokowi tetap langgeng adalah saling asah dan asuh. PSI tidak terpengaruh isu negative yang menjadi langganan ditujukan kepada beliau. Tidak latah mengikuti arus negative juga termasuk bentuk perlawanan masif kami dari DPP hingga kader baru” imbuh Joko.

Bulan Juni – Juli dalam agenda Konggres PSI di kota Solo, dukungan kader PSI kepada Jokowi untuk menjadi ketua umum bukan datang tiba-tiba. Jokowi diminta mayoritas kader dan pengurus PSI menjadi nahkoda Parta berlogo bunga mawar tersebut.

“PSI adalah Jokowi muda yang visioner. Chemistry yang sudah terjalin tinggal mewujudkannya dalam komitmen organisasi. Sudah saatnya Bapak Jokowi memimpin anak muda yang ingin membangun bangsanya dengan elegan dan bermartabat. Bonus demografi menuntut peran aktif generasi muda tidak hanya sebagai penonton sejarah, tetapi menjadi pengukir sejarah” ucap Joko Wahyono di ujung wawancara***

Berita Terkini