Somasi Dagelan : SBY Kehilangan Akal Sehat

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – “Sungguh itu satu dagelan konyol,” kata seorang teman.

Kenapa? Bukankah SBY, AHY dan kaum tiran sekitarnya sudah melakukan aduan ke PN dalam dugaan perbuatan melawan hukum. Kalau sudah di Pengadilan, kenapa sekarang disomasi ?

Harusnya somasi dilakukan sebelum satu masalah dilaporkan. Tapi, itulah SBY. Presiden Proyek Mangkrak yang lagi dikejar KLB, Karma Luar Biasa.

Entah sudah berapa seri episode drama politik yang dimainkan oleh SBY, hingga kita begitu mudah menghafal dan menebak kemana arah langkah SBY dalam setiap memainkan drama politiknya.

Kali ini drama politik SBY yang membosankan itu bentuknya Somasi Terbuka, yang disampaikannya kepada Pak Moeldoko dan para peserta Kongres Luar Biasa (KLB) Sibolangit, melalui Tim Advokasi DPP Partai Demokrat untuk dan atas nama DPP Partai Demokrat pimpinan AHY.

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat kubu AHY yang bernama Herzaky Mahendra Putra menyatakan ada 4 hal yang ada di Somasi Terbuka itu, yang diantaranya adalah: menegur para tersomir (Pak Moeldoko dan teman-teman peserta KLB Sibolangit) agar menghentikan semua bentuk perbuatan melawan hukum dengan seketika, sejak somasi terbukanya itu disampaikan.

Namun, apabila tersomir (Pak Moeldoko dan teman-teman peserta KLB Sibolangit) masih saja menggunakan atribut, berbicara, membuat pernyataan, menunjukkan sikap dan/atau melalukan tindakan yang mengatas namakan dan seolah mencitrakan diri sebagai Partai Demokrat yang sah, maka mereka akan mengambil tindakan tegas dengan melakukan segala upaya hukum.

Hemmm…Lagu lama ! SBY dan para kroninya itu memang paling senang sekali memanipulasi opini terhadap rakyat, bahwa SBY yang pernah berkuasa selama sepuluh tahun (dua periode) itu selalu menjadi pihak yang dizhalimi.

Seperti dengan Somasi Terbukanya itu, bagaimana ceritanya para pihak yang sedang bersengketa dan belum mendapatkan keputusan yang bersifat inkracht dari pengadilan, kok sudah main klaim sebagai pihak yang menang dan sah, hingga tanpa malu membuat Somasi Terbuka segala. Apa SBY dan para penasehatnya pura-pura lupa, untuk mengikuti peraturan-peraturan yang harus ditaati bersama?.

Somasi Terbuka yang dilakukan oleh pihak SBY dan yang disampaikannya untuk Pak Moeldoko dan teman-teman yang pernah mengikuti KLB Partai Demokrat di Sibolangit, itu juga selain merupakan bentuk intrik provokasi terbaru dari seorang SBY dan AHY yang ingin merusak nama baik Pak Moeldoko sebagai pejabat di pemerintahan Jokowi, sekaligus sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, juga merupakan bentuk intrik dan provokasi terbaru dari seorang SBY dan AHY yang ingin kembali menyudutkan Pemerintahan Jokowi yang dianggapnya masih melindungi Pak Moeldoko dan para inisiator Kongres Luar Biasa (KLB) Sibolangit.

Selain itu, Somasi Terbuka dari kubu SBY atau AHY yang disampaikan untuk Pak Moeldoko dkk. Ini juga merupakan suatu bentuk penggiringan opini publik yang sangat dipaksakan, dimana seolah-olah Pak Moeldoko yang merupakan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat itu menjadi beban tersendiri bagi Presiden Jokowi.

Ini intrik dan provokasi kuno yang sudah sangat jadul dan tertinggal. Presiden Jokowi itu orangnya rasional, dan tidak reaktif emosional atau baperan seperti SBY. Pak Jokowi yang sudah sangat piawai dalam berpolitik itu, tidak akan mudah dan mempan untuk ditekan-tekan dan diprovokasi dengan cara-cara murahan seperti itu.

Logisnya suatu somasi itu disampaikan pada saat sebelum tindakan hukum dijalankan, misalnya sebelum melakukan gugatan hukum di Pengadilan. Nah SBY dan pasukan perpanjangan lidahnya itu aneh, mereka sebelumnya sudah mengajukan gugatan PMH di PN, eeee…tapi kenapa kemudian somasi baru mereka layangkan?

Sungguh, nampaknya mereka memang sedang dalam keadaan galau bahkan panik yang sangat berlebihan, hingga mereka kerap bersikap di luar jangkauan nalar sehat kita. Rakyat tidak akan pernah kasihan atau menaruh empati pada SBY dan kroninya atas drakor pluntat-plantut yang mereka lakukan ! Drama dagelan yang jauh dari logika nalar sehat melainkan malah drama penuh tipu muslihat dll. nya !.

Maka atas semua alasan yang telah saya sampaikan itu, saya ingin berpesan pada Pimpinan CV Partai Demokrat Cikeas, agar tidak lagi membuat tindakan-tindakan konyol dan yang akan menjadi bahan tertawaan rakyat belaka, seperti tindakan membuat Somasi Terbuka yang sama sekali tidak memiliki dasar hukumnya.

Sengketa kedua belah pihak antara Partai Demokrat kubu Pak Moeldoko dan kubu SBY masih terus berlangsung, dan belum memiliki keputusan yang bersifat inkracht dari pengadilan. Sudah seyogianya kedua belah pihak masih memiliki kedudukan yang sama di hadapan hukum, olehnya pihak SBY dilarang keras untuk main ancam-ancaman !

19 April 2021.

Oleh : Saiful Huda Ems (SHE). Ketua Departemen Komunikasi dan Informatika DPP Partai Demokrat Kepemimpinan Dr. Moeldoko.

- Advertisement -

Berita Terkini