Menjawab Kuda Troya Aznil Tan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Entah mengapa tulisan opini Aznil Tan yang dia tulis di tanggal 10 Februari 2020 tahun lalu itu masih terus disebar oleh beberapa orang diberbagai WhatsApp Group hingga sekarang.

Tulisan opini Aznil Tan yang berjudul Kuda Troya SBY Sedang “Membantai” Jokowi Di Dalam Istana yang sangat panjang dan berisi analisa politiknya Aznil Tan yang banyak menyudutkan Pak Moeldoko itu, memang dahulu juga sempat mempengaruhi banyak orang, termasuk diri saya sendiri, hingga saya dahulu juga sempat sedikit bermanuver politik yang mengarah pada Kepala Kantor Staf Presiden RI Pak Moeldoko itu.

Namun setelah saya ikuti lebih lanjut peta perpolitikan di negeri ini, barulah kemudian saya mendapatkan kepastian, bahwa Pak Moeldoko itu sesungguhnya merupakan seorang mantan jenderal yang sangat cerdas, berani dan berintegritas.

Fakta mutakhir telah membuktikan bahwa analisa Aznil Tan yang berhubungan dengan tuduhannya terhadap Pak Moeldoko itu, berbeda 180 derajat dengan keadaan yang sebenarnya.

Sejak awal bulan Februari 2021 lalu, sesaat setelah SBY melakukan serangan opini yang membabi buta dan menyudutkan Pak Moeldoko, semuanya langsung disambut Pak Moeldoko secara gagah berani, dengan menggulung kepemimpinan anaknya Pak SBY, yakni AHY di Partai Demokrat melalui KLB Partai Demokrat Deli Serdang 5 Maret 2021.

Pak Moeldoko sangat terlihat tidak main-main, dengan tidak mau memberi ampun pada SBY dan AHY yang terus-terusan menyerang Pak Moeldoko melalui berbagai macam konferensi pers dan demo yang dipimpin AHY sendiri, meskipun awalnya Pak Moeldoko diam. Ini jelas aksi terkaman politik yang sangat nyata, yang dilakukan oleh Pak Moeldoko terhadap SBY ! Taruhannya sangat besar sekali, reputasi Pak Moeldoko sebagai pejabat negara dan politisi ulung kontemporer !

Fakta berikutnya telah membuktikan lagi, bahwa sejak sebelum Aznil Tan menulis analisa politiknya itu, hingga detik ini, Pak Moeldoko masih terus menunjukkan kesetiaannya pada Pak Presiden Jokowi, dan Pak Jokowi pun sampai detik ini masih menunjukkan kedekatan diri beliau dengan Pak Moeldoko, hingga kemana-mana Pak Presiden Jokowi pergi selalu didampingi oleh Pak Moeldoko Sang Kepala KSP yang cerdas, brilian dan pemberani itu.

Maka jangan heran, meskipun banyak politisi yang sudah kebelet ingin jadi Kepala KSP, atau mereka para pendukung Dinasti Politik Cikeas yang terus menerus meminta Pak Moeldoko mundur atau dicopot dari Kepala KSP, Presiden Jokowi malah merespon tuntutan mereka dengan tetap menjadikan Pak Moeldoko sebagai Kepala KSP dan bahkan ditambahi dengan kepercayaan baru lagi dari Presiden Jokowi, yakni menjadikan Pak Moeldoko sebagai salah satu pengarah Tim Transisi Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Teman seperjuangan saya sesama Aktivis ’98 Aznil Tan itu mungkin lupa, bahwa Pak Moeldoko itu merupakan salah satu Mantan Jenderal bintang empat dan mantan Panglima TNI yang sangat loyal dan menjadi benteng pertahanan politik Presiden Jokowi yang terdepan.

Mentalitas juang dan kecintaannya Pak Moeldoko pada Bangsa dan Negara Republik Indonesia ini tidaklah perlu disangsikan lagi, sangat berbeda jauh dibanding SBY juga Gatot Nurmantyo.

Banyak peristiwa besar terjadi di negeri ini, seperti ancaman terorisme dan pergerakan kaum radikalis takfiri, di saat banyak pejabat yang irit berkomentar, atau sibuk dengan bahasa-bahasa diplomasi yang absurd, Pak Moeldoko justru tampil gagah berani memberikan sikap politiknya yang tegas dan jelas untuk melawan mereka !

Ayo, tunjukkan pada saya, siapa yang selama ini yang lebih tegas dari Pak Moeldoko dan tentunya juga Pak Jokowi? Setiap ada serangan teror, hanya Pak Jokowi dan Pak Moeldokolah yang lantang bersuara, sedangkan SBY dll. diam mirip Burung Emprit yang sedang kedinginan !

Aznil Tan hanyalah salah satu teman seperjuangan saya sesama Aktivis ’98 yang masih belum bisa melihat luar dalamnya Pak Moeldoko, Jenderal Pemikir Revolusioner yang sangat beritegritas itu. Aznil Tan hanyalah salah satu teman seperjuangan saya sesama Aktivis ’98, yang nampaknya ingin lebih dekat dan ingin mengenal lebih jauh lagi dengan Pak Moeldoko.

Namun masih perlu proses dialektika panjang itu. Tidak masalah, karena memang dengan melalui proses panjang pengenalan jati diri seseorang itu kita akan bisa mengenal seseorang dengan lebih utuh.

Dahulu saya pernah percaya dengan Mas Aznil Tan, harusnya sekarang Mas Aznil Tan percaya dengan saya. Begitulah sebagai sesama teman kita harus saling klarifikasi dan berbagi informasi untuk kebaikan bersama bagi bangsa dan negara ini bukan? Saya tunggu Mas Aznil Tan untuk suatu ketika ngopi di Jakarta dengan saya, dan berbincang dengan santai tentang masa depan bangsa dan negara.

12 April 2021.

Oleh : Saiful Huda Ems (SHE), Gerilyawan Politik Mantan Musuh Politik Rezim Soeharto di Jerman dan di Indonesia (1991-1998).

- Advertisement -

Berita Terkini