Cacat Logika Aziz Yanuar FPI Tiru Ismail Yusanto HTI

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Aziz Yanuar mengikuti jejak pentolan teroris Muhammad Rizieq Shihab (MRS) dan gerakan ormas khilafah mirip PKI Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Aziz Yanuar membela organisasi teroris FPI, sama dengan Ismail Yusanto. Mereka berideologi melawan Pancasila, berkedok syariah dan khilafah, bertujuan mendirikan negara Islam.

Aziz Yanuar dan Ismail Yusanto menempatkan Pancasila sebagai thaghut. Mereka berkedok membela Islam, namun sejatinya kelakuan dan sikap mereka jauh dari Islam. Motif ekonomi dan kebencian akut terhadap pemerintahan Jokowi-Amin menjadi alasan mereka terus bergerak.

Organisasi teroris FPI dan HTI sejatinya adalah alat untuk mengeruk keuntungan ekonomi. Mereka membodohi orang yang baru belajar agama. Itulah cara merekrut para anggota. Mereka minta sedekah, infaq, dan sumbangan di kalangan jelata. Hasilnya mereka kirim ke para teroris ISIS di Suriah. Tak lupa mereka menilep uang untuk kemewahan para pentolan FPI dan HTI.

Tersebar di media sosial, MRS berpesta pora dengan Anies Baswedan dan para simpatisan teroris di Mekah. Namun, anggota FPI makan nasi bungkus di jalanan. Pesta pernikahan anak MRS dengan pelaku siber terorisme Hanif Alatas, mengundang 10.000 orang. Sementara para anggota teroris FPI mengemis di jalanan.

Sama halnya pendukung ISIS; HTI. Ormas terlarang HTI berkampanye untuk mendirikan negara Islam. Caranya? HTI masuk ke seluruh unsur lembaga negara, menguasai BUMN. Tak heran akar terorisme yakni radikalisme marak di BUMN, seperti teroris di Krakatau Steel misalnya.

Mereka menolak negara Pancasila. Namun, untuk tetap menikmati fasilitas negara, mereka berdalih menggunakan hukum darurat ala mereka. Mereka memelintir logika agama untuk menggelorakan jihad.

Bahwa dalam keadaan negara masih dikuasai oleh thoghut, oleh kaum kafir, maka segalanya sah dan halal. Mereka melakukan bom bunuh diri, memfitnah, menyebarkan hoaks, merampok, membunuh, semuanya sah.

Sebagai pendukung organisasi teroris FPI, Aziz Yanuar, menyebarkan jargon penuh cacat logika. Logika normal dibalik untuk menuduh pemerintahan, yang dianggap oleh FPI sebagai thoghut; setan yang boleh diperangi. Target utama adalah TNI/Polri, dengan muara kebencian adalah Presiden Jokowi. Pembusukan terhadap pemerintah adalah target utama dalam rangka mendirikan negara Islam dan khilafah.

Maka tak mengherankan ketika teroris Bambang Setiono memberikan kesaksian sebagai angota teroris FPI dan akan melakukan serangan bom, Aziz Yanuar, berteriak melakukan pembelaan. Yanuar menyebut pemerintahan zalim, dungu, dan pandir.

Padahal jelas Bambang Setiono keterlibatan dalam aksi teror. Bersama para teroris keturunan Yaman lain, Zulaimi Agus dan Husein Hasni, Habib Hasan, dan Habil yang semuanya anggota organisasi teroris FPI, merencanakan serangan teror di pompa bensin (SPBU), dengan bom molotof.

Selain itu mereka juga memberikan pelatikan untuk membuat bom, dengan bahan aceton yang berdaya ledak tinggi. Yang sudah berhasil seperti bom Makassar.

Maka pembelaan dan tuduhan Aziz Yanuar merupakan bukti keterlibatan mereka dalam terorisme. Logika yang dibalik untuk menyerang polisi terkait kesaksian Bambang Setiono adalah fakta tak terbantahkan bahwa FPI tetap bergerak. Aziz Yanuar dengan logika pandir, dungu dan membohongi publik, memberikan signal bahwa organisasi teroris FPI tetap bergerak, seperti gerakan HTI.

Publik, TNI/Polri, BIN, pemerintahan Jokowi-Amin, tidak boleh lengah dengan upaya berkelanjutan organisasi teroris FPI, dan pengasong khilafah HTI, untuk merongrong Pancasila, menyebarkan fitnah terhadap Polri, TNI, dan pemerintahan Jokowi.

Gambaran gerakan di media sosial, dan media yang mereka tetap dominan, tidak melunturkan semangat aparat melakukan penegakan hukum. Manusia macam Aziz Yanuar dan Ismail Yusanto adalah musuh negara, yang setiap gerakan anti NKRI harus ditindak tegas.

Sekali negara lengah, seperti lemahnya hakim Suparman Nyompa yang ketakutan dan menuruti permintaan MRS, membuat mereka kurang ajar. Anggota teroris FPI dan HTI akan tetap melakukan gerakan seperti ISIS, dengan pendanaan besar melalui para simpatisan di BUMN, ASN. Aziz Yanuar tidak bisa dibiarkan melakukan fitnah, memelintir fakta, menyebarkan kebencian terhadap Pancasila, NKRI, dan pemerintahan yang sah, seperti yang biasa dilakukan oleh Ismail Yusanto.

Penulis: Ninoy Karundeng

- Advertisement -

Berita Terkini