Semakin Goyah Maka AHY Bersatulah Dengan JK

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Masih ingat dengan yang pernah saya tulis beberapa hari yang lalu, bahwa ada partai-partai politik yang menjadi bunker tempat persembunyian Radikalis Takfiri, dan salah satunya adalah Partai Demokratnya AHY? SBY pernah memprovokasi Ummat Islam agar marah dengan Ahok, hingga muncullah aksi 212.

Ahok bagi saya hanyalah sasaran antara, sasaran utama SBY itu sebenarnya Presiden Jokowi dengan menggelorakan sentimen agama. Begitupun dengan JK yang menjalin hubungan erat dengan Taliban, dan pernah mengundangnya ke Indonesia. Itulah titik temu pertama kepentingan SBY (bapaknya AHY) dengan JK, dan ketika kepentingan itu telah tertolak oleh sebagian besar rakyat Indonesia, maka mereka kini merasa harus menyatu kembali, setelah bertahun-tahun pernah ada konflik kepentingan, khususnya soal Skandal Bank Century.

Namun ada titik temu kepentingan kedua yang sekarang lebih urgent dari yang pertama itu, yakni menyatukan kekuatan untuk menyelamatkan dirinya masing-masing. AHY sowan ke kediaman JK untuk menggunakan pengaruhnya di birokrasi, mengingat JK tidak hanya pernah jadi Wapresnya SBY melainkan pula pernah jadi Wapresnya Jokowi.

Sudah menjadi kebiasaan JK, manakala ia duduk di posisi pemerintahan yang strategis, ia selalu menempatkan orang-orangnya di posisi strategis pula di pemerintahan. Entah itu di jabatan politik seperti menteri ataupun di jabatan profesional seperti Aparatur Sipil Negara (ASN), nah kemungkinan dengan memperhatikan semua itu, SBY melalui AHY menginginkan JK menggunakan pengaruhnya untuk menyelamatkan keluarganya yang teetimpa banyak kasus, juga untuk menyelamatkan partainya yang sekarang sedang malang, karena adanya Partai Demokrat kembar, dan Dinasti bapaknya terjungkal.

Lalu apa kepentingan JK yang lebih mendesak untuk saat ini? Mungkin pembaca sudah dengar adanya kasus korupsi yang menimpa keponakan JK, yakni Sadikin Aksa. Perusahaan JK yang bernama AMANAH FINANCE diketahui tidak memenuhi kewajibannya membayar pinjaman ke Bank Bukopin senilai lebih dari satu trilyun. Hal ini membuat kericuhan besar di Bank Bukopin yang kemudian menyeret keponakannya JK, Sadikin Aksa (SA) ditetapkan menjadi tersangka. Jika SA yang bukan pemilik perusahaan yang bermasalah itu saja sudah ditetapkan sebagai tersangka, lalu bagaimana dengan pamannya, yakni JK?.

Ini baru bicara soal kepentingan JK dalam urusan ngak-ngik-ngok keuangan, bagaimana dengan kepentingan SBY dalam urusan ngak-ngik-ngok keuangan yang sebentar lagi akan diungkap kembali oleh mantan-mantan anak buahnya yang pernah dibui? Tentu saja jangan pernah lupa kasus fitnah besar yang dilakukan oleh SBY terhadap mantan Ketua KPK Pak Antasari Azhar yang pernah membuatnya lama tersiksa di dalam penjara.

Oleh sebab itu menjadi maklum, jika dua orang bermasalah sedang bertemu dan diliput oleh media secara terbuka setelah pertemuannya, itu artinya mereka sedang mau menyampaikan pesan ke seseorang atau institusi,”Hei, kami telah bertemu dan bersatu, jangan ungkit-ungkit masalah kami berdua ya, sebab kami masih punya banyak pengaruh di birokrasi apalagi di Parpol dan Ormas.

Jangan KPK kan saya, dan jangan singkirkan keluarga SBY dari Partai Demokrat !”. Lalu apa kira-kira jawaban Presiden Jokowi dan KPK?. Mungkin jawabannya diam-diam dalam hati seperti ini:”Masa bodoh. Perongrong pemerintah pastilah akan bergerombol juga !”…(SHE).

Oleh : Saiful Huda Ems (SHE). Lawyer dan Pemerhati Politik.

- Advertisement -

Berita Terkini