Kepemimpinan atau Penampilan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Dalam tulisan Babo semalam beliau mengulas calon pemimpin Indonesia pasca Jokowi, dan Babo memasang foto ke empat orang diatas sebagai calon potensial, seolah Indonesia begitu sempit dan Tuhan menjadi pelit memberi pemimpin baik setelah kita menikmati bagaimana luar biasanya Jokowi.

Saya bukan menolak pendapat Babo, tapi saya kurang setuju kalau hanya dikasi pilihan 4 sosok manusia yang kapabilitasnya sudah bisa ke baca, ini soal pemimpin bukan soal cinta, kalau cinta ada yang bilang tai kucing rasa coklat, kalau pemimpin jangan coklat rasa tai kucing, seperti Anis sekarang, dia yang mendem kita yang pingsan.?

Mari kita lihat lagi siapa mereka.

1. PS, dia adalah capres langganan gagal, skrg lagi anteng karena dielus Mega. Dia calon potensial dan punya kans besar untuk menang. Bayangkan PDIP berpasangan dengan Gerindra. Partai pemenang pemilu dan Runner up ini mengantongi 32% suara parlemen dan 37 juta pemilih pada pemilu 2019.

Harus diakui nama PS masih punya pasar, dan dia hanya bisa dikalahkan oleh Jokowi saat ini. Apa kita mau memilih PS, silakan kalau anda mau makan coklat rasa tai kucing.

Kenapa PDIP mau menggandeng PS. Tanya Mega, dia yang punya kemistri entah apa pertimbangannya, apa karena Puan harus ada kenderaan awal jadi wapres, bisa saja demikian.

Positifnya saya belum punya, negatifnya banyak. Dia anak kandung orba, mantan orang Cendana, pengusaha yang hanya bisa besar karena fasilitas dan masuk lingkaran pekerjaan di pemerintahan. Hasyim adiknya juga belum reda rakusnya, ingat ekspor lobster saja ada nama anaknya.

2. Ganjar Pranowo, dia muda punya kharisma, dan kelihatan bisa kerja. Dia juga lahir dari keluarga sederhana harusnya bisa membumi dan sudah di tunjukkannya saat ini bisa bertanggung jawab sebagai Gubernur Jateng.

Sedikit catatannya yang bs di tanya banyak orang bahwa dia pernah menerima isu tentang e KTP. Tinggal bagaimana dia nanti menjawabnya dan apakah PDIP sebagai partai mau mengusungnya, kembali lagi tergantung Mega, bisa iya bisa di gantungnya.

3. Ridwan Kamil, dengan latar belakang yang juga sederhana, dia juga saat SD pernah jualan es Mambo, sukses di pendidikan sampai ITB dan sukses sebagai arsitek ternama. Sedikit cacatnya adalah rada-roda condong ke Kadrun, terbukti dia berniat sowan saat Rizieq pulang, untung terhalang kasus Rizieq kalau tidak dia pasti bersila disana, ada apa ya karena dia DNA nya sama. Ini sama halnya dia dengan Anies, tendensi ke arah itu bisa terbaca.

4. Anis, ini gak perlu di bahas, karena dalam dirinya tidak ada yang masuk katagori pemimpin apalagi dari akhlaknya. Tapi entah dari mana Babo bisa memasukkannya sebagai kandidat pemimpin nasional. Wong ngurus got aja alot. Bohongnya lebih dari orang fasik, atau memang dia fasik. Kalau lembaga survey di percaya ya tergantung bayarnya.

Jadi, kalau bicara calon pemimpin nasional cuma dibatasi hanya 4 orang bintang itu saja, kita kok jadi kuper. Kita ini manusianya 270 juta, kok cari orang baik satu saja seolah harus nyeberang dulu ke neraka.

Kita selama ini kan selalu disuguhi pemimpin yang di ajukan partai, terus kita dapatlah yang kualitasnya begini begitu, Alhamdulillah Jokowi nyangkut, dan PDIP katut. Jadi jangan di balik Jokowi yang katut. Kalau Jokowi nggak ada PDIP saat itu bisa kukut.

Lihat saja Nasdem yang pakai Semar mesem nompang nama Jokowi, partai itu bisa melesat menjadi no 5, mengungguli partai lama yang berbasis jualan agama tapi gak kemana-kemana.

Kenapa Babo nggak mengerling Demokrat yang lagi hot sangat. Emang hadirnya Moeldoko cuma karena minum kopi terus horni.

Moeldoko kelihatan bisa serius nangani Demokrat, sekarang sedang saling serang dan saling melaporkan, kalau jeder, ujuk-ujuk Kemenkumham menerima partai versi KLB, SBY tambah memble dan kita dapat tambahan pilihan.

Moeldoko akan jadi pemimpin antara sambil kita menunggu bintang muda memimpin Indonesia yang sudah ada di depan mata.

Kehadiran Moeldoko akan berpeluang menjadi capres dan akan menjadi lawan yang tidak enteng PS dan kawan-kawan, kita juga jadi ada pilihan kalau memang Jokowi tak akan meneruskan.

Moeldoko lah alternatif pilihan karena dia tau bagaimana Jokowi bekerja, Moeldoko juga bukan jendral orba yang kemaruk. Dimasa Soeharto turun tahta Moeldoko masih letkol, jadi belum sempat bersekongkol.

Tapi semua ini juga kita masih ngobrol, lihat saja nanti akhirnya kita dapat apa. Semoga Tuhan terus sayang kepada Indonesia dan ada penerus Jokowi yang sudah memberi kita tauladan yang begitu berarti. Mengarang ceritanya itu ya.

Dan jangan lupa ada anak dan mantunya yang masih berproses persiapan dalam mengurus Indonesia, kita doakan semoga ketauladanan orang tuanya bisa terus dipegang mereka.

Harapan kita bukan cuma buah yang jatuh tak jauh dari pohonnya, lebih dari itu akan bisa menghadirkan buah dan bibit baik selamanya agar Indonesia tidak lagi di peloroti para gali.

Pemimpin yang baik akan banyak melahirkan pemimpin.

Oleh : Iyyas Subiakto

- Advertisement -

Berita Terkini