Abu Janda Tenggelamkan Susi Pudjiastuti

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Penulis: Ninoy Karundeng

MUDANEWS.COM – Tak disangka. Kisruh pernyataan Abu Janda yang membawanya ke ranah hukum melahirkan kadrun baru: Susi Pudjiastuti.

Tanpa ampun netizen membongkar borok Susi Pudjiastuti. Susi tak lebih adalah bagian dari Cendana dan Cikeas. Susi bersama SBY dan Cendana menggerakkan demo 212. Hal yang publik tidak pernah tahu.

Betapa dulu Menteri Susi, yang ke mana pun menenteng crew medsos, selama 6 tahun menyembunyikan diri. Dia menutupi kedok seolah sebagai ksatria, media darling berbayar, ternyata hanyalah seonggok manusia yang memang asli kadrun.

Susi ternyata bukan yang dilihat oleh publik. Pantas Jokowi membuang Susi dari kabinet, yang Abu Janda dan netizen menyayangkan. Saya pun baper ketika Susi disingkirkan oleh Jokowi. Kini, ketika Abu Janda mengalami penderitaan hukum, Susi pun menghantam Abu Janda.

Ini karena Susi yang asli sudah tampak. Pergulatan bisnis dan kepentingan bisnis Susi yang dipangkas oleh Jokowi telah membawa Susi ke bentuk aslinya.

Sebagai anggota geng kadrun, ibarat siswi baru mengalami perploncoan. Susi harus membuktikan diri layak sebagai anggota kadrun, agar diakui sebagai bagian komunitasnya.

Maka, Susi yang sudah buntu pun menggunakan momentum Abu Janda untuk membuktikan kiblat barunya: Kadrun. Dihantamnya Abu Janda dengan himbauan unfollowed akun Abu Janda kepada Netizen. Sah. Inilah wujud baiat Susi Pudjiastuti kembali ke pangkuan kelompok Cendana, Cikeas, Petamburan dan 212.

Netizen terbelah. Ada yang mendukung Susi Pudjiastuti. Yang mendukung Permadi Arya alias Abu Janda pun banyak. Termasuk saya tentu.

Betul. Tanpa melebihkan dan mengurangkan, catatan saya ini tentang teman seperjuangan. Tentang upaya Abu Janda dan saya melawan radikalisme, intoleransi, dan terorisme. Abu Janda adalah kawan saya. Kawan pelawan kaum radikal. Teman menghantam teroris dan intoleransi.

Dialah yang disebut sebagai musuh nomor satu para teroris. Bahkan ketika saya mengalami penyiksaan, ketika pelintiran informasi digiring, Abu Janda alias Permadi Arya tampil ke permukaan. Meluruskan yang salah. Top.

Hingga darah kami dihalalkan oleh para teroris. Bukan sembarangan. Tentu risiko menunggu. Termasuk kematian. Inilah perjuangan melawan kegilaan kaum radikal. Melawan para teroris. Kaum yang menggunakan seluruh akal budinya untuk menipu. Menipu siapa pun yang mabuk agama, dan yang awam.

Mereka adalah kelompok Khawarij modern yang berwujud dalam diri ormas teroris dan terlarang HTI, FPI, dan tentu kaum Wahabi dan Ikhwanul Muslimin. Perlawanan Abu Janda terhadap mereka bukanlah perlawanan sembarangan.

Bahkan dunia nyata Abu Janda berbeda. Kebebasannya terbelenggu. Jalan-jalan di mall, keluyuran di tempat publik, adalah barang mewah baginya. Hidupnya adalah dalam bayang ancaman dan kematian. Itulah realita perjuangan.

Kini, Abu Janda tengah mengalami pergumulan. Perenungan menghadapi jam 10.00 siang nanti di Bareskrim Polri. Ya. Abu Janda kesandung kerikil tajam. Perjuangan harus menelan pengorbanan. Termasuk pengorbanan itu adalah bersikap tawadhu. Perenungan. Karena tidak ada manusia yang sempurna.

Permintaan maaf Permadi Arya alias Abu Janda, mengaku salah dan khilaf adalah wujud kerendahan hati yang menjadi ciri khas Muslim sejati. Dia salah, khilaf. Dan dia sudah tabayyun, sikap Ksatria yang patut diacungi jempol. Jauh dari arogansi yang muncul dari parodinya yang menyengat kaum kadrun. Dia ternyata manusia biasa yang masih berevolusi, hingga memungkinan dia bersalah.

Dalam pergulatan melawan kaum radikal, teroris, intoleransi yang dilakukan oleh Abu Janda, saya mendukung 100 persen. Termasuk melawan Susi Pundjiastuti sekali pun. Berkat Abu Janda lahirlah kadrun berjudul: Susi Pudjiastuti.

Bagiku, Abu Janda adalah kawan seperjuangan yang tak akan saya tinggalkan. Dalam suka dan dalam derita. Abu Janda I am with you!

 

- Advertisement -

Berita Terkini