Cinta Buta DPP Gerindra pada Anies Korbankan Penduduk Jakarta

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Jakarta – Pengamat politik LAWAN Institute, Muhammad Mualimin menyebut DPP Partai Gerindra terlalu cinta buta pada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan terkait polemik desakan mundur yang dilontarkan Ketua DPC Gerindra Jakarta Timur, Ali Lubis.

Mualimin menjelaskan, partai politik sebagai simbol demokrasi seharusnya memiliki DNA demokratis dan tidak antikritik. Menurutnya, sebuah partai juga wajib menjamin kadernya memiliki kemerdekaan pikir dan bebas berpendapat. Sebab secara filosofis, tujuan tertinggi partai adalah pengabdian bagi kepentingan rakyat.

“Partai bukan institusi militer yang anggota lurus satu komando. Kritik Ali Lubis tidak salah. Persoalannya DPP Gerindra terlalu cinta buta pada Anies. Hanya karena mengusung saat Pilgub, bukan berarti harus membela mati-matian. Gerindra didirikan untuk memihak kebaikan rakyat atau pejabat? Kalau Anies tak kompeten dipertahankan, penduduk Jakarta jadi korban buruknya penanganan Covid-19,’’ kata Mualimin dalam keterangan tertulisnya, Kamis (28/1/2021).

Mualimin merasa aneh pada sikap Gerindra dan PKS, sebab kata dia, partai yang mengklaim pro rakyat harusnya menjalankan tugasnya sebagai pembawa kepentingan publik. Sedangkan Anggota DPRD DKI Jakarta dari Gerindra dan PKS tak pernah mengoreksi kekurangan kepemimpinan Anies, misalnya terkait kegagalan DP Nol Persen, program yang sebenarnya penting untuk rakyat bawah.

‘’Dua partai ini aneh. Tidak mengkritik buruknya kinerja Anies, giliran kader di bawah ada yang bersuara, si kader dibungkam. Harusnya kalau cinta Gubernur, ya tunjukkan dong kekurangannya, lalu bantu Anies perbaiki program. Kegagalan DP Nol Persen saja Gerindra tak komentar, PKS pura-pura bisu,’’ ujarnya.

Bila ingin dipandang sebagai partai modern dan demokratis, saran Mualimin, harusnya partai Gerindra dan PKS berani mencontoh sikap ksatria politisi di Korea Selatan dan Jepang yang berani membangun budaya ‘’sudi mundur’’ bila kinerja buruk.

‘’Contohlah politisi Korsel dan Jepang. Jangan-jangan kalau Anies mundur malah baik untuk masyarakat. Pemimpin tak kompeten baiknya menyingkir. Riza Patria itu pentolan aktivis, lahir dari gerakan pemuda, pengalaman memimpin tak perlu diragukan. DPP Gerindra harusnya dukung Anies resign, biarkan Bang Riza menggantikan,’’ pungkasnya. Berita Jakarta, (Red)

- Advertisement -

Berita Terkini