Keadilan Jokowi Ahok Ditegakkan, Fadil Imran Dan Dudung Abdurachman

Breaking News

- Advertisement -
MUDANEWS.COM – Jokowi tersenyum. Tanpa kata. Banyak yang tidak paham. Tentang Jokowi-Ahok. Tentang hubungan emosi Jokowi-Ahok. Bahkan sebagian mencaci Jokowi. Jokowi dianggap membiarkan Ahok dipenjara. Padahal jelas dari intelijen kasus Ahok hanyalah kasus antara: targetnya menjatuhkan Jokowi.
Itulah sebabnya, Rizieq Shihab, Cendana, Cikeas dan – kini dikenal sebagai Chaplin kompak bergerak. Aneka foto bertebaran merayakan demo 411 sebagai emrio 212. Partai politik melakukan kapitalisasi PKS dan Gerindra paling untung. PKS menyetir sebagai perjuangan terkait agama. Gerindra menjadi jembatan antara Cendana Orba yang berduit dengan umat Monaslimin.
Untuk mengapitalisasi emosi politik momen demo 212 maka dibentuklah Alumni Demo 212. Untuk tujuan menyatukan sentimen politik identitas: SARA. Inilah roh gerakan 212 dan FPI. Yang para pendukungnya lintas politik dan gerakan.
Baju ideologi HTI, Khilafah FPI, Ikhwanul Muslimin PKS ditanggalkan sementara. Mereka bersatu padu menargetkan gerakan oposisi. Jokowi harus jatuh, dengan sasaran antara Ahok. Caranya menggunakan jargon sentimen keagamaan. PKI, kafir, asing, aseng dengan motornya gelandangan politik Amien Rais.
Para pebisnis penjual atas nama agama, kata Buni Yani, bermunculan. Dari FPI muncul pentolan Munarman, Sobri Lubis, dengan corong lapangan Novel Bamukmin. Dan, simbol utama adalah Muhammad Rizieq Shihab.
Bagaikan mendapat durian runtuh. Karena kapitalisasi agama menghasilkan pesantren berhektar-hektar Markaz Syariah, di tanah Perkebunan PTPN Gunung Mas. Itu adalah enclave steril Negara dalam Negara yang polisi harus bongkar. Mumpung Rizieq jadi pesakitan.
Kriminalisasi terhadap Ahok berjalan. Kapitalisasi untuk duit lancar. Arifin Ilham pun tetap berkoar tak puas Ahok dihukum 2 tahun. Masih meneriakkan keadilan Tuhan. Abdullah Gymnastiar juga berkicau. Hanya Gymnastiar yang masih belum tersentuh hukum Allah SWT.
Ahok dibui. Lalu apa yang dilakukan oleh Jokowi? Ketika Ahok, bentengnya, sahabatnya, yang pasang badan, dari upaya penjatuhan Jokowi dibui? Karena yang ditunggu adalah Jokowi intervensi hukum dan secara terbuka mendukung Ahok. Sentimen SARA akan dimainkan. Jokowi pro Ahok penghina agama. Ini yang ditunggu oleh 212. Gagal. Karena Jokowi mendukung Ahok bukan lewat mulut. Tindakan.
Ketika ada demo 212 Jokowi disarankan tidak keluar Istana. Jokowi memaksa mendatangi demonstran. Abaikan saran Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan bahkan Pratikno. Jokowi bukan pengecut. Kalang kabut skenario yang dibangun 212 gagal total. Gelagapan melihat Jokowi di Monas.
Ini yang publik banyak tidak paham. Jokowi tidak pernah meninggalkan orang yang berjasa kepadanya. Pak Untung, Luhut Binsar Pandjaitan, Ibu Megawati dan Eko Sulistyo misalnya. Dan, orang yang banyak tidak kenal: Imelda di Solo sana.
Jokowi memerintahkan penahanan Ahok bukan di LP Cipinang. Karena LP Cipinang dipastikan tidak steril. Bahaya. Bukti bahaya itu muncul dalam serangan ke Mako Brimob. Sterilisasi pengunjung Ahok dan pengamanan top. Pasca dibui 2 tahun, Ahok menjadi Komisaris Pertamina.
Kini, Jokowi membuktikan lagi. Rizieq Shihab dan FPI sebagai motor gerakan pembangkangan hukum dan penjatuhan Jokowi, sedang menunggu karma berlaku. Jokowi mendukung penuh Polri menindak pelaku penyerangan aparat.
Itulah jalan kebenaran. Karena ada hadis yang sangat adil di hadapan Allah SWT. Tentang orang yang didzolimi. Sedang trending. “Takutlah terhadap dua orang yang terzalimi meskipun ia seorang kafir. Sebab, tidak ada dinding penghalang antara dirinya dengan Allah.”
Ahok yang didzolimi pun berdoa di depan Pengadilan Manusia. “Percayalah, sebagai penutup, kalau Anda menzalimi saya, yang Anda lawan adalah Tuhan yang Maha Kuasa, Maha Esa. Saya akan buktikan satu persatu dipermalukan. Terima kasih,” kata Ahok.
Dengan dibuinya Rizieq Shihab, tangan Tuhan bekerja. Lewat Jokowi, melalui penegak hukum. Tangan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Muhammad Fadil Imran dan sebelumnya ketegasan Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman.
Fadil Imran pun bekerja dengan trengginas. Semua ormas radikal akan dia sikat. Untuk melawan terorisme, Fadil Imran menerapkan preventive strike. Hantam di depan sebelum teroris dan radikalis melakukan serangan. Mantap. Bekerja bersinergi dengan BIN, BAIS, TNI, Densus 88 dan BNPT dilakukan secara marathon.
Rakyat pun senang mendukung TNI/Polri yang tegas. Tegak lurus menindak pelanggaran hukum ugal-ugalan Rizieq Shihab dan FPI. Satu per satu diciduk Polri. Masuk bui. Keadilan bagi Jokowi-Ahok pun tengah terjadi lewat Fadil Imran dan Dudung Abdurachman.
Oleh : Ninoy Karundeng
- Advertisement -

Berita Terkini