Indonesia ini Kenapa?

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Tidak mudah menjawab pertanyaan di atas, di tengah berkelindannya berbagai problem sosial di masyarakat. Ada Covid19 yang belum dapat teratasi. Pemerintah nampak betul hanya mengandalkan vaksin sebagai solusi. Tapi solusi satu-satunya yang menjadi harapan ini belum memperlihatkan titik terang, apa betul dapat menjadi solusi. Alih-alih vaksin yang telah dibeli pemerintah itu dipastikan keampuhannya, lolos uji klinis pun belum. Namun perdebatan sudah kesana kemari, yang pada intinya berbagai pihak hanya berpikir mencari keuntungan melalui bisnis vaksin. Sebenarnya jika mengacu kepada UU Kesehatan, vaksin untuk mengatasi Pandemi itu harus gratis diberikan.

Di tegah gamangnya pemerintah mengatasi vaksin, tiba-tiba muncul problem lain, yang semestinya tidak perlu terjadi. Pembunuhan enam orang warga sipil, anggota FPI, disusul dengan penahanan Ketua Umum FPI. Upaya polisi menutup-nutupi persoalan nampak amat terlihat, dari berubah-ubahnya keterangan polisi yang disampaikan kepada masyarakat. Presiden Jokowi nampak ikut turut serta menunjukkan maksud menutupi persoalan dengan menolak pembentukan TGPF, yang independen. Harapan satu-satunya adalah para Komnas HAM. Apakah Komnas HAM pada akhirnya dapat memberikan rasa keadilan bagi korban dan para keluarganya? Sementara ini, cukup memberi harapan. Tapi apakah situasinya akan tetap sama ketika masalah ini telah melibatkan kejaksaan ? Siapa yang bisa pastikan tidak ada intervensi?

Sementara itu, terjadi sejumlah pelemparan bom molotov di beberapa tempat, disertai tulisan yang seragam. Apakah ini modus yang sama dengan pembakaran halte sarinah dan pos polisi Senen saat aksi menolak Omnibus Law? Siapa yang bisa menjelaskan?

Di saat yang sama, berlangsung aksi anggota dan simpatisan FPI di berbagai daerah. Mereka mendatangi Polres di kota masing-masing, minta ditahan. Seolah meledek proses penegakan hukum yang dilakukan oleh polisi. Pada saat yang bersamaan pula, berbagai hoax dalam bentuk narasi maupun video beredar dalam intensitas tinggi di media sosial. Isinya adu domba antar umat, adu domba antar Ormas Islam. Siapa yang nelakukan semua itu?

Pimpinan Partai Politik tidak ada yang berkomentar. Seolah mereka tuli dan bisu. Padahal, ini menyangkut situasi negara yang sedang tidak menentu, dengan mempertaruhkan nyawa dan rasa keadilan sosial. Seolah membenarkan persepsi publik bahwa Parpol hanya peduli jika berkenaan dengan perebutan jabatan.

Apa sebenarnya yang terjadi? Sesungguhnya yang nampak di alam nyata, dalam realitas empirik itu hanya kelanjutan dari apa yang sebelumnya ada dalam diri manusia. Jika yang keluar dari diri manusia adalah nafsu angkara, maka kerusakanlah hasilnya di dalam realitas. Kenapa hal baik dalam diri bangsa ini, tidak muncul ke realitas kehidupan? Seolah hal baik itu terpenjara dalam diri manusia-manusia Indonesia.

Istana sebagai pusat kendali kekuasaan (arasy) Indonesia, kenapa tidak keluar dari hikmah kebijaksaan, yang dengan itu problem-problem sosial semestinya dapat diatasi. Kenapa hal baik tidak keluar dari Istana itu? Masih kah ada ruh spritualitas di Istana Merdeka ? Ataukah ruh kebajikan, yang kudus itu telah pergi meninggalkan mereka? Sehingga Istana tidak lebih hanya seoggok jasad, sebongkah batu yang telah kehilangan nurani?

Semoga Allah Swt, menyelamatkan bangsa ini dari berbagai angkara murka. Wallahu a’lam bissawab.

Oleh : Hasanuddin
Ketua Umum PB HMI 2003-2005.

- Advertisement -

Berita Terkini