Forum Aktifis 98 Sumut, Desak Akhyar Minta Maaf Kepada Warga Medan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Koordinator Forum Aktifis 98 Sumut Muhammad Ikhyar Velayati Harahap mengecam pernyataan Akhyar Nasution yang menyatakan banjir besar Medan merupakan siklus 10 Tahunan.

“Seharusnya Akhyar Nasution malu serta minta maaf kepada warga Kota Medan karena gagal menangani banjir selama 5 Tahun berkuasa, dari pada membuat cerita dongeng yang seakan ilimiah dengan menyatakan bahwa masalah banjir di Kota Medan merupakan siklus 10 Tahunan seperti yang diutarakannya saat debat Pilkada Medan sesi ketiga di Hotel Aston,” kata Muhamnad Ikhyar Velayati di Medan, Minggu (6/12/2020).

Menurut Ikhyar Velayati statemen tersebut bisa dikategorikan kebohongan dan pembodohan publik.

“Pernyataan Akhyar Nst tersebut bisa dikatakan sebagai kebohongan dan pembodohan publik serta bentuk lari dari tanggung jawab dan mencari kambing hitam atas kegagalannya,” sindir Ikhyar Velayati.

“Seharusnya Akhyar tidak maju lagi sebagai calon Walikota Medan, hal ini merupakan bentuk tanggung jawab untuk menjaga ‘kehormatan’ sebagai pemimpin yang gagal memimpin Medan selama 5 Tahun,” tegas Ikhyar.

Ikhyar berharap Walikota yang terpilih kedepan melakukan program penanggulangan banjir dengan tiga tahap, yaitu tahap pertama program pencegahan (prevention), kedua program penanganan jika terjadi banjir (response/intervention), dan ketiga pemulihan setelah banjir (recovery).

“Saya berharap ke depan Walikota yang terpilih dapat menjalankan program penanggulangan banjir secara sistimatis, bertahap dan terukur, pertama dimulai dari program pencegahan secara menyeluruh sebelum banjir (prevention), berupa kegiatan fisik seperti pembangunan pengendali banjir di wilayah sungai (in-stream) sampai wilayah dataran banjir (off-stream), pembangunan dan perbaikan drainase serta jalan serta kegiatan non-fisik seperti pengelolaan tata guna lahan sampai sistem peringatan dini bencana banjir,” ujarnya.

Kemudian, lanjutnya, kedua setelah pencegahan dilaksanakan, harus dirancang pula tindakan penanganan (response/intervention) Apabila terjadi banjir misalnyà pemberitahuan dan penyebaran informasi tentang prakiraan banjir (flood forecasting information and dissemination), tanggap darurat, bantuan peralatan perlengkapan logistik penanganan banjir (flood emergency response and assistance), dan perlawanan terhadap banjir (flood fighting) sehingga tidak terjadi korban nyawa dan harta benda seperti saat ini.

Kemudian langkah ketiga yaitu program pemulihan paska banjir sesegera mungkin untuk mempercepat perbaikan agar kondisi umum berjalan normal.

“Tindakan pemulihan, dilaksanakan mulai dari bantuan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, perbaikan sarana-prasarana (aftermath assistance and relief), rehabilitasi dan adaptasi kondisi fisik dan non-fisik (flood 5 adaptation and rehabilitation), penilaian kerugian materi dan non-materi, asuransi bencana banjir (flood damage assessment and insurance), dan pengkajian cepat penyebab banjir untuk masukan dalam tindakan pencegahan (flood quick reconnaissance study), sehingga tidak seperti saat ini Pemko Medan sangat panik dan tidak punya program yang jelas dan sistimatis dalam menangani banjir besar Medan,” jelas bung Ikhyar demikian akrab disapa. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini