BAMUSI Kota Surabaya, Gelar Doa bersama untuk Para Korban Kudatuli

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Surabaya – Selain menggelar webinar memperingati kerusuhan 27 Juli 1996 (Kudatuli), DPC PDIP Surabaya juga membarenginya dengan menggelar doa bersama untuk para korban dan pejuang PDIP yang telah tiada, Senin (27/7/2020) malam.

Serangkaian kegiatan peringatan Kudatuli di Surabaya itu dimulai Senin (27/7/2020) sore.

Dimulai hataman Alquran di Kantor DPC PDIP, santunan anak yatim di 5 panti asuhan, diakhiri doa bersama di Kantor PDIP untuk para korban tragedi 27 Juli 1996 serta pejuang partai yang tiada.

”Mereka pejuang partai yang telah mendahului kita semoga mendapatkan tempat mulia di sisi Allah SWT, Tuhan YME.

Mereka telah mengorbankan jiwa dan raga demi kemenangan demokrasi Indonesia melawan rezim Orde Baru saat itu,” ujar Adi Sutarwijono, Ketua DPC PDIP Kota Surabaya, Selasa (28/7/2020).

Doa bersama yang diisi dengan pembacaan surat Yasin beserta bacaan tahlil serta istighosah dipimpin KH Abdul Tawaab Chudori, tokoh kiai kampung dan Gus Durian.

Juga melibatkan Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Surabaya dan diikuti para kader.

Ketua Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Kota Surabaya, Ustadz Mukhlis Amal, mengatakan sudah seharusnya generasi sekarang tergerak hati untuk mengenang dan menghormati para korban kerusuhan dan pejuang PDIP.

“Sebagai bangsa beradab, kita generasi penerus wajib mengenang dan menghormati para korban Kudatuli. Kita kirim doa untuk para korban dan pejuang PDIP,” ujar Mukhlis Amal.

KH Abdul Chudori Tawaab berpesan agar PDIP senantiasa dekat dengan ulama.

“Kalau di PDIP ada Jasmerah, saya sebagai anak ideologis Gus Dur berpesan “Jas Hijau”, singkatan jangan sekali-kali melupakan jasa para ulama. Sebab, Indonesia dibangun dua kekuatan besar, kaum nasionalis yang dipimpin Bung Karno dan kaum religius yang dimotori Kiai Hasyim Asyari,” kata Kiai Tawaab.

Menurut Adi Sutarwijono, peringatan 27 Juli 1996 sengaja digelar 2 hari, dengan berbagai kegiatan oleh DPC PDIP Surabaya.

Tujuannya, memperkuat kesadaran sejarah pada generasi sekarang, PDI Perjuangan di bawah kepemimpinan Megawati Soekarnoputri lahir dan digembleng oleh perjalanan sejarah yang tidak mudah.

”Ibu Megawati menjalani perjuangan yang penuh liku dan terjal. Betapa kesabaran revolusioner benar-benar menjadi ciri sikap beliau, yang mewujud dalam keyakinan politik yang kuat terhadap cita-cita besar Indonesia Raya, meskipun begitu banyak pula tantangan yang menghadang,” ujarnya.

Sumber: tribunnews.com

 

- Advertisement -

Berita Terkini