Pilkada Di Tengah Pandemi Butuh Pemilih Cerdas

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Indonesia sebagai negara demokrasi selalu berusaha untuk berkembang dengan meletakkan kedaulatan rakyat berada pada tingkat paling tinggi. Konsep dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat menjadi sebuah hal yang tidak dapat ditawar lagi dalam kehidupan demokrasi.

Pemilihan pemimpin yang akan menjalankan misi penyejahteraan rakyat pun tidak luput dari konsep pengembalian kedaulatan pada rakyat. Legitimasi sebagai pejuang rakyat dalam lembaga formal menjadi pilihan utama agar proses penyejahteraan tersebut memiliki justifikasi hukum dan dapat diakui oleh dunia internasional.

Kegiatan utama dalam konteks pelegitimasian amanat memperjuangkan rakyat dapat didefinisikan dalam sebuah nama yaitu pemilu. Pemilihan Kepala Daerah adalah perwujudan Demokrasi. Melalui pemilihan kepala daerah masyarakat akan memilih orang yang akan memimpinnya selama beberapa tahun mendatang.

Dalam pelaksanaan Pilkada serentak tahun 2020 sedikit berbeda karena diselengaarakan di masa pandemic covid-19. Situasi saat ini tentu tidak mudah melaksanakan Pilkada bukan hanya karena kesehatan tetapi juga perekonomian masyarakat sedang menurun drastis.

Pemilihan Kepala Daerah serentak tahun 2020 akan diselenggarakan di 270 daerah dengan rincian 9 provinsi, 224 kabupaten dan 37 kota. Untuk Sumatera Utara ada 23 kabupaten dan kota yang turut menyelenggarakan Pilkada serentak salah satunya adalah Kota Medan.

Dalam proses menuju Pemilukada serentak tahun 2020 terkhusus di Kota Medan, Para kandidat Bakal calon kepala daerah telah mulai melaksanakan proses perkenalan diri ke masyarakat dengan melakukan pemasangan poster, pamflet, stiker, dengan berbagai ucapan selamat, ataupun hanya memajang fotonyo di jalan.

Dalam strategi pencapaian kekuasan hal ini sah-sah saja dilakukan karena ketika seseoang maju ke ranah politik tentu ia akan mempersiapkan diri dan faktor-faktor pendukung untuk menang pada pemilu. Faktor pendukung ini adalah Sumber kekuasaan politik yang dimiliki.

Perkenalan diri yang dilakukan para bakal calon kandidat kepala daerah di masa pandemi Covid-19 ini juga dengan melakukan bantuan kemanusiaan seperti pemberian sembako, pemyemprotan disinfektan, pembagian masker dan dalam bentuk lainnya namun kegiatan kemanusiaan tersebut berlambangkan foto atas nama kelompok relawan atau nama instansi yang dipimpinnya.

Cara ini dipakai sekaligus untuk mensiasati agar tidak dikatakan mencuri start dalam kampanye. Jika dikaji dari sisi strategi sah saja dilakukan oleh para calon karena orientasinya adalah kekuasaan.dari segi etika politik semua hal itu dapat dikatakan mencuri start dalam bentuk kampanye terselubung.

Jadi yang harus kita perhatikan dan pantau adalah sumber bantuan kemanusiaan yang digunakan para bakal calon kandidat bersumber darimana mengingat biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan bantuan kemanusiaan tersebut tentu tidak sedikit, ditambah dengan para bakal calon masih banyak yang memegang jabatan publik.

Menghadapi fenomena-fenomena politik demikian, diperlukan adanya kontrol dari semua elemen masyarakat dalam upaya menciptakan pilkada yang bersih sehingga pemimpin yang dihasilkan dapat menjalankan fungsinya dengan benar.

Melihat Fenomena yang seperti ini maka masyarakat dituntut untuk semakin cerdas memilih para calon yang nantinya akan maju menjadi kandidat Walikota Kota Medan bercermin dari pemilukada sebelumnya masih banyak hal-hal yang harus diperbaiki dari sistem kampanye dan jualan politik beberapa calon yang akan maju dalam pemilukada, politik uang (Money Politic) masih banyak kita temukan dalam kampanye mereka.

Disinilah masyarakat harus bisa memilih calon yang tepat berdasarkan kompetensi yang dia miliki bukan karena kompensasi yang dia berikan, dampak yang sangat signifikan dapat kita lihat apabila masyarakat memilih dengan melihat kompensasi yang diberikan.

Kecermatan dan kecerdasan pemilih dalam Pemilukada merupakan sesuatu yang sangat penting dalam menentukan pilihan. Kesalahan menentukan pilihan akan mengakibatkan terpilihnya orang-orang yang tidak tepat untuk mengemban tugas-tugas kenegaraan dan pemerin¬tahan.

Kesadaran pemilih tentang perlunya mencermati secara cerdas para calon, menjadi kunci utama terpilihnya pemimpin pemerintahan di Kota Medan yang benar-benar dapat menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada di masyarakat.

Kesadaran inilah yang seharusnya terus dibangun oleh para pemilih dan masyarakat di Kota Medan, sehingga Pemilukada sebagai instrumen pelaksanaan demokrasi benar-benar ber¬makna bagi perbaikan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Harapan Kita bersama pada pesta demokrasi di Kota Medan Desember nanti dapat menghasilkan orang yang tepat untuk memimpin Kota Medan mendatang.

Penulis : M Taufiq Hidayah Tanjung, M.Pd
Ketua Panwaslu Kecamatan Medan Timur

- Advertisement -

Berita Terkini