Kapankah Bangsa Ini Benar-benar Merdeka ?

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM

Oleh : Ali Wardi

Mantan Aktivis Badko HMI Sumut

Bila patokannya adalah kehormatan, disegani kawan ditakuti lawan dan punya keleluasaan mutlak atas diri, kaum dan negerinya, maka jawabannya dapat ditemukan pada sejarah bangsa ini yang dihiasi pertempuran-pertempuran heroik di sepanjang sejarah bangsa ini.

Pertempuran-pertempuran itu seluruhnya dipimpin oleh para Sultan. Dan yang terakhir dalam sejarah bangsa ini terdapat pada pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Ketika gelora bangsa ini membara dan membuat Pasukan Sekutu takluk dan mengakui kehormatan dan satrianya bangsa ini. Pertempuran dengan berkobarnya semangat yang dibangkitkan oleh para ulama dengan komando jihadnya. Pertempuran itu membunuh dua Jenderal kebanggaan tentara Inggris sekaligus.

Pertempuran serupa sangat banyak di sepanjang sejarah, bahkan jauh lebih dahsyat. Dapat ditelusuri sejak dari berlangsungnya Perang Aceh (perang yang membunuh perwira dan prajurit Belanda terbanyak di sepanjang sejarah perang Indonesia), Penyerbuan yang tidak pernah berhenti hingga wafatnya oleh Sultan Agung Mataram ke Batavia, Perang Diponegoro yang gagah perkasa, Perang Candu (dikenal dengan Perang Paderi) oleh Imam Bonjol dan pasukannya, Pertempuran di Selat Malaka yang mendapat bantuan logistik Trilyunan nilainya dari seorang Wanita Alim Hartawan Mataram, Perang besar yang dipimpin Sultan Hasanuddin oleh rakyat Bugis dan sekitarnya.

Banyak lagi perlawanan hebat demi mempertahankan kehormatan bangsa ini di sepanjang sejarah. Sejak dari Raja Islam Sisingamangaraja XII, Sultan Ternate, Sultan Palembang, Sultan Banten, Ulama Maluku yang bernama Pattimura, Kesultanan Riau, Kesultanan Cirebon, Kesultanan Melayu Kalimantan, Sumbawa, Raja Ampat yang bila dituliskan seluruhnya, dari Sabang sampai Merauke, tidak ada sejengkal tanahpun di negeri ini yang luput dari pembelaan mereka para Ksatria Bumiputera tersebut.

Hanya saja, sejarah gemilang yang bercerita tentang keperkasaan atas kepemimpinan “Persemakmuran” para Sultan di seluruh wilayah bangsa ini sejak dahulu sudah dibelokkan, dipalsukan, dikaburkan bahkan sedapat mungkin dikubur oleh mereka yang memusuhinya. Siapa mereka ? Mereka adalah para Kolonialis dan peninggalan Kolonial berupa kaki tangannya yang sudah mendapat didikan salah. Mereka, sebagian besar adalah Bumiputera juga, hanya saja sudah menjadi korban dari cuci otak yang berkedok pendidikan sehingga tidak lagi mengenal siapa dirinya dan bangsanya.

Kita benar-benar merdeka ketika kita berani mengusir atau membumi-hanguskan siapapun tanpa kompromi ketika ada yang datang bertamu namun coba-coba mengusik apalagi mengatur urusan rumah kita sendiri, negeri kita sendiri.

Lalu kapan kita benar-benar merdeka sesungguhnya, ialah ketika Bumiputera benar-benar Radikal dalam pendirian dan membela kehormatannya. Ketika kita benar-benar ekstrim dalam menegakkan kebenaran.

Maka, ketika Radikal dan Ekstrim sudah menjadi olok-olokan, sudah menjadi artikulasi kekuasaan maka pada saat yang sama kita sesungguhnya sedang terjajah..!!

 

- Advertisement -

Berita Terkini